Breaking News:

Pilpres 2019

Karena Satu Alasan, Dahlan Iskan Duga Ma'ruf Amin akan Menang Debat Cawapres Lawan Sandiaga Uno

Mantan Menteri BUMN, Dahlan Iskan membagikan catatannya terkait debat calon wakil presiden yang akan berlangsung pada Minggu (17/3/2019) malam.

Penulis: Ananda Putri Octaviani
Editor: Ekarista Rahmawati Putri
TRIBUNNEWS/HERUDIN
Mantan Menteri BUMN, Dahlan Iskan, saat menggelar jumpa pers terkait maraknya kampanye hitam, di Jakarta Selatan, Jumat (27/6/2014). 

TRIBUNWOW.COM - Mantan Menteri BUMN, Dahlan Iskan membagikan catatannya terkait debat calon wakil presiden yang akan berlangsung pada Minggu (17/3/2019) malam.

Catatan itu disampaikan Dahlan Iskan di laman pribadinya, disway.id, Minggu (17/3/2019).

Melalui catatannya, Dahlan Iskan menyampaikan pandangannya apakah debat cawapres akan berlangsung menarik atau tidak.

Dahlan Iskan awalnya menyinggung soal tema diskusi yang jika bisa diubah, maka mungkin akan menjadi lebih aktual.

Maruf Amin Pilih Santai bersama Sang Istri Jelang Debat Cawapres

Dahlan Iskan membahas soal peristiwa penembakan di Selandia Baru yang menurutnya bisa dijadikan tema untuk dibahas.

Namun, tulis Dahlan Iskan, KPU tak akan mengubah tema diskusi karena sudah terlanjur membocorkan kisi-kisinya.

Dahlan Iskan memperkirakan, kedua kandidat nantinya akan berebut simpati dengan membahas soal peristiwa penembakan di Selandia Baru sebagai pembahasan pembuka.

Dahlan Iskan lantas menyebutkan bahwa ia mengenal baik kedua kandidat.

Mantan Menteri BUMN ini menjelaskan bagaimana ia mengenal kedua cawapres itu.

Ia juga membahas soal kelebihan masing-masing cawapres.

Namun, Dahlan Iskan menilai, yang akan menang dalam debat cawapres nantinya adalah Cawapres nomor urut 01, Ma'ruf Amin.

Berikut tulisan Dahlan Iskan terkait hal tersebut:

"Menarikkah debat calon wakil presiden nanti malam?

Kalau topik debatnya bisa diubah tentu kejadian di Selandia Baru lebih aktual. Juga sangat mendasar.
Bagaimana seorang teroris memakai kamera di tubuhnya. Menyiarkan secara live aksinya: memarkir mobil, membuka bagasi, mengambil senjata api, memasuki masjid, menembaki jemaah yang lagi salat Jumat.

Semua dilakukannya dengan tenang. Sampai 49 jemaah meninggal dunia.

Bagaimana teroris itu memosting seluruh rencananya. Cukup detil. Bahkan menyiarkan lewat medsos saat-saat keberangkatannya. Menuju masjid yang disasarnya.

Tentu KPU tidak akan mengubah topik. Sudah terlanjur dibocorkan kisi-kisinya.

Maka kita akan mengikuti debat cawapres nanti dengan prihatin.

Dapat Masukan dari AHY Jelang Debat Cawapres, Sandiaga Uno: Saya Beruntung

Keduanya tentu akan berebut menarik simpati. Teror di masjid Selandia Baru itu akan jadi pembuka.

Saya kenal dua-duanya. Kyai Ma'ruf Amin, cawapresnya Pak Jokowi itu, adalah komisaris Bank Nusumma. Saat saya menjadi direktur utamanya. Kami sering rapat yang dipimpin Gus Dur. Yang saat itu menjadi komisaris utama Nusumma.

Kyai Ma'ruf juga sering ikut rapat kabinet. Di zaman Pak SBY sebagai presiden. Beliau anggota dewan pertimbangan presiden. Saya sebagai sesuatu di situ.

Kami sering bertegur sapa. Sebelum sidang. Kadang sesudahnya. Atau saat sama-sama ke musala di dekat ruang sidang.

Sandiaga Uno, cawapresnya Pak Prabowo, juga saya kenal. Sesama pengusaha. Dan sesama penggemar olahraga. Bahkan saya mengenalnya sejak ia masih di awal karirnya.

Itu pernah saya ungkapkan di layar TV. Agak panjang lebar. Sebelum saya tahu ia akan jadi cawapres. Dan tentu diungkapkan juga oleh Sandi sendiri. Saat ia jadi cawapres.

Kyai Ma'ruf Amin tentu lebih unggul dalam bersilat lidah. Seorang kyai, apalagi kelas beliau, sudah terlatih bicara di depan publik. Tanpa teks. Pun tanpa persiapan.

Kyai sekelas beliau sangat mahir dalam ilmu mantiq. Tahu cara berdiplomasi. Piawai dalam mengelak. Pandai dalam membuat tamsil. Bahkan, dalam kadar tertentu, juga pandai dalam menyelipkan humor.

Hanya saja di kalangan ulama Kyai Ma'ruf tergolong sangat serius. Kebalikan dengan Kyai Said Agil Siraj. Ketua Umum NU itu. Yang humornya hampir sebanyak Gus Dur.

Kyai Ma'ruf bukan jenis kyai sufi. Bukan kyai tarekat. Yang lebih banyak diam. Yang lebih banyak mendengar. Yang tidak tergiur kedudukan. Yang tidak mau bicara vokal.

Beliau tergolong kyai publik. Bahkan kini jadi kyai politik. Ambisinya menjadi cawapres saja sudah menunjukkan di kelas mana keulamaannya.

Dari situ saya menduga Kyai Ma'ruf akan memenangkan debat nanti.

Saya kan juga tahu Sandi. Pengusaha itu jarang yang pandai bicara. Pandainya cari uang. Atau memimpin perusahaan.

Maka bagi Sandi harusnya akan lebih menonjolkan gestur tubuhnya. Mimik wajahnya. Yang bisa lebih menarik simpati. Untuk menutupi kekurang ahliannya berdiplomasi.

Tentu ada beberapa pengusaha yang pandai bicara. Seperti Ciputra. Atau Mochtar Riady. Yang kalau berbicara bukan main menariknya. Dan bukan main berbobotnya.

Inilah debat Utara-Selatan. Yang satu sangat tua. Satunya sangat muda. Yang satu ulama, satunya pengusaha. Yang satu berpendidikan pesantren, satunya Amerika," tulis Dahlan Iskan.

Jelang Debat Cawapres, Maruf Amin akan Jelaskan Kartu Sakti Jokowi, Sandiaga Ingin Revisi Perpres

(TribunWow.com/Nanda)

Tags:
Dahlan IskanMaruf AminSandiaga UnoDebat Cawapres 2019
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved