Breaking News:

Terkini Daerah

Inilah Sosok Manusia Langka I Ketut Budiarsa asal Bali, Keajaiban Hidupnya yang Dilirik Ilmuan Luar

Budiarsa kini telah bertahan hingga di usia 35 tahun.Hal ini pun menjadi suatu keajaiban bagi dunia medis Internasional.

Penulis: Roifah Dzatu Azma
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
Oife.org
I Ketut Budiarsa (35) Kepala Yayasan Cahaya Mutiara Ubud 

“Bahkan ada Profesor asal Belanda, yang membuat laboratorium khusus untuk meneliti kami. Katanya mau mencari obat, supaya orang dengan kondisi sama seperti kami, minimal bisa hidup lebih lama seperti kami. Profesor itu juga tiap tahun memesan lukisan karya saya untuk dijual di Belanda,” ujarnya.

Viral di Facebook Detik-detik Turis Wanita Tersapu Ombak Besar saat Ambil Foto, Lihat Keadaannya

Satu lukisan ukuran 100 cm x 150 cm miliknya biasanya dibanderol Rp 10 juta sampai Rp 15 juta.

Inilah yang dipakai Budiarsa untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Budiarsa yang ditemui di kediamannya, pada Jumat (15/3/2019) menceritakan kondisinya sejak lahir.

“Saat lahir saya normal, tapi usai dua tahun tubuh ini mulai panas dingin, dan tulang patah. Sempat menjalani operasi tahun 1989, dan menginap di RSUP Sanglah selama enam bulan karena saya dijadikan bahan penelitian. Tapi hasil operasinya cuma bertahan selama 1,5 tahun,” ujarnya.

Hingga saat ini tulang-tulang di tubuh Budiarsa hampir semuanya telah patah.

Namun hal yang membuatnya terkejut, Budiarsa saat ini tak mengalami sakit apapun saat tulangnya patah.

Dia juga mengaku heran, lantaran setiap tulang yang patah ini, tiba-tiba mengecil lalu hilang di dalam tubuhnya.

“Sekarang, kalau patah saya tidak mengalami sakit apapun. Meskipun semuanya telah patah, tapi masih bisa digerakkan, karena patahan itu tidak mempengaruhi saraf,” tuturnya.

Foto Viral Gaya Polisi Toba Lari Terobos Pengawalan dan Hentikan Mobil Jokowi, Lihat Ekspresinya

Budiarsa merupakan Kepala Yayasan untuk Penyandang Cacat

Dikutip dari oife.org, I Ketut Budiarsa adalah kepala Yayasan Cahaya Mutiara Ubud yang merupakan yayasan yang dijalankan oleh para penyandang cacat, untuk para penyandang cacat.

Dengan kelebihanya sebagai seniman ulung, ia ingin melalui yayasan ini untuk berbagi pengetahuan tentang OI dengan penderita lainnya.

Ia menuliskan bahwa memang keadaan penyandang cacat akan memiliki akses terbatas.

Namun ia sadar bahwa apa yang dialaminya dapat memahami posisi penderita lainnya.

"OI saya telah memberi saya wawasan tentang penderitaan orang lain, memungkinkan saya untuk merasakan empati terhadap posisi dan kasih sayang mereka untuk mereka yang rentan dan berisiko. Itulah sebabnya saya mengejar pekerjaan saya dengan Yayasan Cahaya Mutiara dan mencoba menjangkau orang-orang cacat lainnya yang tidak memiliki bantuan atau dukungan," tulisnya.

Halaman
123
Tags:
Manusia dengan Penyakit Langka di Bali MenikahBaliI Ketut Budiarsa
Rekomendasi untuk Anda
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved