KRL Anjlok di Bogor
Jasa Raharja Jamin Biaya Perawatan Korban KRL Anjlok hingga Rp 20 Juta
Direktur Utama Jasa Raharja, Budi Rahardjo Slamet mengatakan pihaknya kan memberikan jaminan biaya pengobatan untuk para korban anjloknya KRL.
Penulis: AmirulNisa
Editor: Astini Mega Sari
TRIBUNWOW.COM - Korban luka akibat anjloknya kereta commuter line (KRL) jurusan Jatinegara-Bogor, Minggu (10/3/2019) tercatat sebanyak 19 orang.
Hal itu disampaikan oleh VP Komunikasi PT Kereta Commuter Indonesia (KCI), Eva Chairunisa.
"Sekarang korbannya itu tinggal 14 orang, itu lima orangnya sudah diperbolehkan pulang," kata Eva, seperti yang dikutip TribunWow.com dari TribunnewsBogor.com, Minggu (10/3/2019).
• Usai Tinjau KRL Anjlok di Bogor, Menhub Budi Karya Sebut Besok Senin Sudah Bisa Beroperasi Kembali
Sementara itu, dikutip dari Warta Kota, Direktur Utama Jasa Raharja, Budi Rahardjo Slamet mengatakan pihaknya kan memberikan jaminan biaya pengobatan untuk para korban.
"Bahwa pada prinsipnya, penumpang yang menjadi korban kecelakaan tersebut terlindungi. Berdasarkan UU Nomor 33 Tentang Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang dan PMK No 15 Tahun 2017," kata Budi dalam siaran pers, seperti yang dikutip dari Warta Kota, Minggu (10/3/2019).
Jasa Raharja telah menerbitkan surat jaminan biaya perawatan ke RS PMI Bogor dan RS Salak Bogor.
Jasa Raharja memberikan biaya perawatan maksimal Rp 20 juta, serta menyediakan manfaat tambahan biaya P3K Rp 1 juta.
Serta ambulansdari tempat kejadian ke rumah sakit sebesar maksimal Rp 500 ribu.

Berikut korban yang terjamin biaya perawatan:
- Kristianti, RS PMI
- Tasya, RS PMI
- Nurhayati, RS PMI
- Lilis Septiani, RS Salak
- Hj. Nenih, RS Salak
- Fandi Suryadi, RS Salak
- Resti Pendawati, RS Salak
- Fatan, RS Salak
- Ailsha, RS Salak
- Yakub, RS Salak
- Maryunita, RS Salak
- Mia, RS Salak
- Lisa, RS Salak
- Safa, RS Salak
• Daftar Para Korban Luka akibat KRL Anjlok di Bogor, Dua di Antaranya Petugas KAI
Diberitakan sebelumnya Kereta Rel Listrik (KRL) mengalami anjlok atau tergulir saat melintasi pintu perlintasan Kebon Pedes, Tanah Sareal, Kota Bogor.
Pintu perlintasan tersebut tepat berada di antara Stasiun Cilebut dan Stasiun Bogor.
Penyebab Anjloknya KRL nomor KA 1722 diketahui karena tergelincir dan tertimpa tiang listrik.

VP Komunikasi PT KCI, Eva Chairunisa mengatakan penyebab kejadian belum diketahui pasti.
"Penyebab kejadian tersebut belum dapat disampaikan karena masih proses evakuasi dan akan dilakukan investigasi lebih lanjut," jelas Eva dalam keterangan tulis, dikutip dari Kompas.com, Senin (11/3/2019).
Menurut pengakuan warga, KRL anjlok sekitar pukul 10.00 WIB serta terdengar dentuman keras.
"Sekira jam 10.00 WIB kayaknya, pas banget saya lagi babatin rumput di depan rumah," ujar Roni, saksi mata yang rumahnya berada persis di pinggir perlintasan kereta, Minggu (10/3/2019), seperti yang dikutip dari Tribun Jakarta.
"Keras banget bunyinya, kayak suara tabrakan ya hantaman gitu, saya saja langsung kaget panik merinding kalau ingat lagi," jelasnya.
Roni menambahkan, dentuman keras tersebut dibarengi dengan getaran yang dirasakan olehnya.
"Itu suara hantaman keras sama berasa banget getarannya, sudah kayka gempa. Getarnya keras kencang banget makannya saya langsung merinding," lanjut Roni yang berada di lokasi saat anjloknya KRL.
• Daftar Para Korban Luka akibat KRL Anjlok di Bogor, Dua di Antaranya Petugas KAI
Evakuasi
Proses evakuasi KRL dilakukan menggunakan crane dari Bandung, Minggu (10/3/2019).
"Ini kita pengamanan listrik aliran atas, karena nanti akan dilakukan evakuasi dengan crane," ujar Sofyan Deputi Daop 1 Jakarta PT KAI, seperti yang dikutip dari tayangan Kompas TV, Senin (11/3/2019).
Sofyan lanjut menjelaskan bahwa proses pemotongan aliran listrik dilakukan untuk memperlancar proses evakuasi.
"Ini harus kita bebaskan terlebih dahulu, kita amankan ke daerah Cilebut. Setelah ini aman, crane baru bisa masuk, karena kalau ini tidak dilepas kita tidak bisa bekerja untuk evakuasi keretai," jelas Sofyan.
(TribunWow.com/Ami)