Pilpres 2019
Arya Sinulingga Geleng-geleng Kepala Dengar Mustofa Nahrawardaya Sebut Isu Larangan Azan Bukan Hoaks
Jubir TKN Arya Sinulingga sampai geleng kepala mendengar pemaparan Direktorat Relawan Nasional BPN Mustofa Nahrawardaya soal hoaks Jokowi larang azan.
Penulis: Ananda Putri Octaviani
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN), Arya Sinulingga sampai geleng-geleng kepala mendengar pemaparan Direktorat Relawan Nasional Badan Pemenangan Nasional (BPN), Mustofa Nahrawardaya yang membahas soal hoaks 'Jokowi larang azan'.
Hal tersebut seperti tampak dalam tayangan iNews Special Report, Rabu (6/3/2019) malam, bertajuk 'Banjir Hoaks dan Kampanye Hitam Ulah Siapa?'
Dalam pembahasan tersebut, Mustofa awalnya menjelaskan bahwa BPN memiliki tim media sosial di direktorat masing-masing.
• Hasil Survei Elektabilitas Capres Terbaru, Lihat Jarak Angka Jokowi-Maruf Vs Prabowo-Sandiaga
Meski demikian, terang Mustofa, tim media sosial di BPN secara jelas tidak diperbolehkan menyebar hoaks, menyinggung, serta melanggar UU ITE.
"Tapi yang perlu kita pelajari adalah bahkan kasus ITE jangan cuma dijadikan untuk pencitraan. Kita turut belajar disini," kata Mustofa.
Ia lantas mengambil contoh kasus hoaks emak-emak di Karawang yang menyebut Calon Presiden Petahana Joko Widodo (Jokowi) akan melarang azan dan membolehkan LGBT jika kembali terpilih di Pilpres 2019 nanti.
"Siapa yang memvonis bahwa itu adalah hoaks?" papar Mustofa.
Mustofa menjelaskan, apa yang disampaikan oleh tiga orang emak-emak itu masih belum terjadi.
• Atiqah Hasiholan Blak-blakan soal Kasus Ratna Sarumpaet hingga Keputusan Berpolitik sang Ibu
"Kan emak-emak bilang, nanti kalau jokowi terpilih. Nanti kalau terpilih. Perhatikan. Tidak ada azan, LGBT boleh. Itu adalah prediksi," kata Mustofa.
Mendengar itu, Arya Sinulingga langsung melancarkan protesnya.
Bahkan, pembicara lain, Ferdinandus Setu, Plt. Kabiro Humas Kominfo, juga turut melancarkan protesnya.
"Waduh, bahaya itu," kata Arya.
"Bahaya nih Bapak, waduh," ujar Ferdinandus.
"Jangan potong dulu," Mustofa minta didengarkan.
• Tanggapi Kasus Robertus Robert, Fahri Hamzah: Apa Pak Jokowi Tidak Boleh Dipersalahkan?
"Wah bahaya betul bos," kata Arya lagi.