Kabar Tokoh
BPN Tersindir saat Jokowi Bahas soal Peran Istri dalam Pidatonya, Inas Nasrullah: Jangan Baper
Anggota BPN, Ferry Juliantono meyakini bahwa pernyataan Capres Joko Widodo (Jokowi) soal peran istri adalah sindiran untuk Capres Prabowo Subianto.
Penulis: Ananda Putri Octaviani
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Anggota Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Ferry Juliantono tanggapi pernyataan Calon Presiden nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi) soal peran istri dalam pidato kebangsaannya, Minggu (24/2/2019).
Hal tersebut disampaikan Ferry dalam program Special Report iNews TV yang tayang pada Senin (25/2/2019) malam.
Ferry menilai, pernyataan Jokowi soal peran istri itu adalah serangan pribadi untuk Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto.
• BPN Prabowo-Sandi Bantah Kabar Pengembalian Lahan HGU: Tidak Ada Agenda Itu
"Saya melihat Pak Joko Widodo sangat berbeda. Dari orang yang sangat Solo, Jawa, beliau menyerang pribadi," kata Ferry.
"Dan menurut saya, soal peran istri, meskipun penting, menurut saya dalam soal rakyat, itu soal yang berbeda," ungkapnya.
Ferry meyakini bahwa pernyataan Jokowi itu merupakan sindiran pribadi untuk Prabowo.
"Tapi saya ingin menjelaskan, Pak Hatta (Wakil Presiden ke-1 RI), itu menikah dengan bu Rahmi Hatta setelah Pak Hatta menjadi wakil presiden. Jadi pada saat pak Hatta belum jadi wakil presiden, itu masih posisi yang belum menikah," papar Ferry.
Anggota Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin, Inas Nasrullah yang juga ada di program tersebut mendapatkan gilirannya untuk memberikan tanggapannya.
Inas menegaskan, Jokowi tidak memiliki maksud untuk menyerang pribad Prabowo saat menyampaikan hal tersebut.
"Nggak ada maksud Pak Jokowi itu menyerang pribadinya Pak Prabowo. Nggak," tegas Inas.
Namun, Ferry tak sependapat dengan itu.
Menurutnya, apa yang disampaikan Jokowi itu menyerang Prabowo secara pribadi.
"Itu (serangan) pribadi, Mas Inas," ucap Ferry.
• Kritik Kepemimpinan Jokowi, BPN Prabowo-Sandi Menyebutnya Tidak Pro Rakyat, tapi Konglomerat
Inas kemudian menjelaskan, pernyataan itu merupakan pemaparan Jokowi bahwa kariernya selama ini tidak lepas dari peran sang istri.
"Pak Jokowi menunjukkan beginilah bangsa Indonesia yang benar, yang seharusnya, yaitu menjadikan istri sebagai ratu dalam kehidupannya. Sehingga apa? Sehingga karir-karirnya pak Jokowi tidak terlepas dari campur tangan istrinya," papar Inas.
"Jadi artinya, seorang istri sangat mendorong karir sang suami."
Inas pun kembali menegaskan bahwa pernyataan Jokowi itu bukan menyindir Prabowo.
"Ini bukan menyindir Pak Prabowo. Jangan baper gitu loh. Dikit-dikit baper," ujar Inas.
"Pak Jokowi sama sekali tidak menyindir. Tapi pak Jokowi menunjukkan bahwa karirnya itu ditunjang oleh istri, masa nggak boleh cerita itu? Jangan baper, kalau misalnya ingin meniru, ya monggo kawin lagi," tandasnya.
Simak video selengkapnya:
• Beredar Meme Prabowo dengan Sebutan Tuan Tanah, Gerindra: HGU Bukan seperti Membagikan Sepeda
Diberitakan Kompas.com, pendukung capres nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi) menyinggung peran istri bagi kariernya dalam pidato kebangsaan di Sentul International Convention Center (SICC), Kabupaten Bogor, Minggu (24/2/2019) malam.
Dalam pidatonya itu, Jokowi menceritakan pengalaman hidupnya mulai dari kecil hidup di bantaran sungai hingga menyelesaikan studinya dan kemudian bekerja di Aceh.
"Pengalaman saya di Aceh menunjukkan pentingnya peranan istri dalam meniti karier saya," ujar Jokowi.
Jokowi yakin, perempuan Indonesia juga memiliki peran yang sangat penting bagi keluarganya, masyarakat, bangsa dan negara.
Jokowi lantas menyebutkan, peranan wanita juga sangat penting bagi peningkatan perekonomian di keluarga.
Untuk itu, ujar Jokowi, pemerintah mendorong sejumlah program untuk membantu kaum wanita.
Satu diantaranya adalah program Pemodalan Nasional Madani (PNM) Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar).
"4 juta perempuan Indonesia prasejahtera mendapatkan modal usaha dari program Mekaar," ujar Jokowi.
Dalam pemaparannya, Jokowi juga menyebut nama seorang penerima program Mekaar, yakni Ibu Roedah asal Cilincing, Jakarta Utara.
• Fadli Zon Tegaskan Tidak Pernah Ada Perintah ke Relawan Prabowo untuk Lakukan Kampanye Hitam
Roedah adalah satu contoh penerima Mekaar yang dinilai sukses meningkatkan ekonomi keluarga.
Dulu, pendapatan Ibu Roedah hanya Rp 20.000 hingga Rp 30.000 per hari.
Namun, setelah dia mendapatkan bantuan modal usaha, pendapatannya meningkat menjadi Rp 1,5 juta per harinya.
"Bu Roedah tidak pernah mengeluh. Dengan berdagang dan terus bekerja keras, sekarang omzet Bu Roedah mencapai Rp 1,5 juta per hari. Saya ingin tepuk tangan untuk Bu Roedah. Ini adalah potret perempuan hebat Indonesia," ujar Jokowi.
Jokowi memastikan, pemerintah akan terus meningkatkan program bantuan bagi perempuan Indonesia di masa mendatang.
(TribunWow.com/Nanda)