Breaking News:

Pilpres 2019

Fahri Hamzah Menilai Isi Debat Kedua Capres: Jokowi Presentasi, Prabowo Berstrategi

Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah memberikan penilaian pada calon presiden nomor 01 Joko Widodo (Jokowi) dan nomor 02 Prabowo Subianto terkait debat.

Penulis: Ananda Putri Octaviani
Editor: Ekarista Rahmawati Putri
Grafis Tribunwow/Kurnia Aji Setyawan
Fahri Hamzah 

Tapi Pandangan Prabowo pun tidak dikritisi atau diperdebatkan oleh jokowi. Karena ketika prabowo mengajukan strategi alternatif, jokowi selalu nampak melanjutkan jawaban, Sehingga debat ini tampak kurang menawarkan konsep yang solid.

Dari analisa kerangka argumen yang dibangun para kandidat capres, debat ini seperti nampak bukan perdebatan antar calon presiden. Tetapi perdebatan antara presiden dengan calon presiden. Tampak sekali Jokowi tidak bisa melihat posisinya sebagai calon kandidat presiden.

Fahri Hamzah Minta Jokowi Ambil Alih Lahan HGU Prabowo, Jubir PSI Dedek Prayudi: Enggak Relevan

Kerangka debat yang seperti ini membuat publik sulit menemukan substansi atau konsep yang ditawarkan kedua kandidat. Visi misi tidak dielaborasi secara mendalam. Sehingga kering akan janji kampanye. Padahal rakyat menuntut janji dan komitmen kandidat presiden 5 tahun mendatang.

Sebagian orang menyebut jokowinomics. Kebijakan ekonomi yang bertumpu pada pembangunan infrastruktur fisik. Ini semacam jualannya pak jokowi selama ini, dan dalam debat selalu diulang-ulang. kita lihat 4 tahun belakangan ini, apapun masalahnya selalu dijawab dgn infrastruktur.

Hasil akhir dari jokowinomics ini banyak yang menjadi sasaran kritik bagi kubu prabowo. Utang menumpuk, ketimpangan pendapatan, neraca perdagangan minus dan ketergantungan pada impor. Sehingga ekonomi tidak mandiri. Data dari indikator2 tersebut bisa dicek dan divalidasi.

Jadi karena statement jokowi dalam debat hanya akan melanjutkan kerja-kerja sebelumnya, publik bisa berspekulasi bahwa ke depan bisa jadi utang bertambah, dan impor akan jalan terus dan kemandirian ekonomi semakin terancam.

Padahal utang, impor, tenaga kerja asing adalah permasalahan mendasar rakyat selama 4 tahun belakangan ini. Hampir tiap akhir tahun selama saya duduk sebagai wakil ketua DPR bidang kesejahteraan rakyat selalu memberi evaluasi dan catatan kritis mengenai persoalan ini.

Semua persoalan mendasar tersebut seolah selesai dengan infrastruktur. Padahal proyek2 infrastruktur sendiri banyak masalah. Saya pernah mengingatkan bahaya turn key project, investasi asing (China) bidang infrastruktur yang masuk ke Indonesia secara gelondongan.

Karena dgn konsep ini Bukan hanya modal yang masuk, tetapi bahan baku dan tenaga kerja, termasuk buruh kasar ikut masuk. Pembangunan infrastruktur yang seperti ini, Rakyat tidak dapat apa2. Semua dari luar dan hasilnya dinikmati asing. Di bidang tambang lebih tragis.

Bagaimana logikanya pembangunan infrastruktur meningkat pesat tapi BUMN Krakatau Steel merugi setiap tahun? Harusnya kan permintaan baja meningkat dan krakatau steel bisa mengambil untung. Tapi ini tidak. Karena bahan baku harus dipasok pemilik modal asing.

Kita punya banyak sekali tenaga kerja, bahkan separuh dari angkatan kerja kita berpendidikan SMP ke bawah. Tapi kenapa kita mendatangkan buruh kasar? Jokowinomics ini bukan hanya suka mengimpor pangan tapi juga buruh kasar.

Saya kira jokowinomics ini mendapatkan antitesisnya dari pandangan dan komitmen prabowo dalam debat. Kata kunci atau kisi2 yang kita ambil adalah kemandirian ekonomi dan keperpihakan pada rakyat. Infrastruktur untuk rakyat bukan rakyat untuk infrastruktur, kata prabowo.

Dalam debat, Prabowo membawa konsep serta strategi ke depan dalam mengatasi problem2 yang mengancam kemandirian ekonomi. Jika kita amati dan simpulkan, prabowonomics ingin menegaskan ekonomi yang berpihak pada kepentingan nasional.

Prabowonomics ingin membangun kekuatan ekonomi domestik yang bertumpu pada ekonomi kerakyatan. Apa yang menjadi visi prabowo ini seharusnya mudah dilakukan seorang prabowo. Konsistensinya nampak selama ini. Prabowonomics Tinggal mempertajam argumen melawan Jonowinomics," tulis Fahri Hamzah.

Sebelumnya, Fahri Hamzah sudah sempat men-cuitkan keinginannya untuk menganalisa debat kedua Pilpres antara Jokowi dan Prabowo.

Halaman
123
Tags:
Fahri HamzahPresiden Joko Widodo (Jokowi)Prabowo SubiantoDebat Capres 2019
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved