Breaking News:

Kabar Tokoh

Fadli Zon Minta Maaf ke Mbah Moen soal Puisi, Fahri Hamzah Lontarkan Protes

Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah memberikan komentar soal rekannya, Fadli Zon yang meminta maaf pada ulam NU KH Maimun (Mbah Moen).

Penulis: Tiffany Marantika Dewi
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
Twitter @fadlizon
Fadli Zon pamerkan foto kebersamaannya dengan Ulama Nadhlatul Ulama (NU), Kiai Haji Maimun Zubair atau Mbah Moen. 

TRIBUNWOW.COM - Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah memberikan komentar soal rekannya, Fadli Zon yang meminta maaf pada ulam NU KH Maimun (Mbah Moen).

Hal ini dilontarkan oleh Fahri Hamzah melalui Twitter miliknya, @FahriHamzah, Minggu (17/2/2019).

Ia mengomentari Fadli Zon yang meminta maaf pada Mbah Moen perihal puisinya yang berjudul Doa yang Ditukar.

Menurut Fahri Hamzah, yang seharusnya minta maaf ke Mbah Moen adalah orang yang meralat dan mempolitisir doa Mbah Moen, yang diketahui bukan Fadli Zon.

Fahri meminta Mbah Moen untuk tidak diseret ke dalam konstestasi politik.

TKN Jokowi: Kami akan Buat Puisi Uninstall Fadli Zon di Acara Nobar Debat Pilpres 2019

"Menurut saya, yang harus minta maaf adalah yang meralat dan mempolitisir doa beliau.

Kyai Sepuh mbok ya jangan diseret dalam politik...

Apalagi dengan cara yang kasar seperti kemarin....

Cukup minta restu dan doa, kalau dia salah gak usah diralat..ALLAH maha Tahu," tulis Fahri Hamzah.

Kicauan Fahri Hamzah komentari Fadli Zon
Kicauan Fahri Hamzah komentari Fadli Zon (Capture Twitter @Fahrihamzah)

Sementara diberitakan sebelumnya, Fadli Zon telah memberikan klarifikasi dan meminta maaf pada Mbah Moen melalui Twitter miliknya, @Fadlizon, Minggu (17/2/2019).

Fadli Zon mengaku dirinya difitnah menyerang Mbah Moen.

Padahal sudah sangat jelas ia menegaskan puisinya tidak ditujukan pada Mbah Moen.

Ia juga menyatakan sangat menghormati Mbah Moen, oleh karena itu, Faldi Zon meminta maaf apabila membuat Mbah Moen dan keluarga tidak nyaman, atas dampak yang ditimbulkan oleh memanasnya suasana politik yang ada.

Berikut pernyataan lengkap Fadli Zon mengenai hal tersebut.

Mahfud MD Sebut Puisi Fadli Zon Tak Bisa Dibawa ke Ranah Hukum: Kampanyekan saja Tak Pantas Dipilih

"Puisi sy, “Doa yang Ditukar”, hingga hari ini terus digoreng oleh pihak-pihak tak bertanggung jawab untuk menyebarkan fitnah dan memanipulasi informasi.

Sy difitnah sbg telah menyerang K.H. Maimoen Zubair melalui puisi tsb. Tuduhan tsb sangat tidak masuk akal, mengingat sy sangat menghormati K.H. Maimoen Zubair dan keluarganya.

Untuk menghindari agar fitnah tsb tak dianggap sbg kenyataan, saya merasa perlu untuk menyampaikan klarifikasi tertulis sbg berikut:

1) Sy sangat menghormati K.H. Maimoen Zubair, baik sbg ulama, maupun sbg pribadi yg santun dan ramah. Beberapa kali sy bertemu dengan beliau. Beberapa di antaranya kebetulan bahkan bertemu di tanah suci Mekah, di pesantren Syekh Ahmad bin Muhammad Alawy Al Maliki, di Rusaifah.

2) Di tengah pembelahan dikotomis akibat situasi perpolitikan di tanah air, sy sllu berpandangan agar penilaian kita thdp para ulama sebaiknya tdk dipengaruhi oleh penilaian atas preferensi politik mereka. Hormati para ulama sama sprti menghormati para guru atau orang tua kita.

3) Justru krn sy sgt menghormati K.H. Maimoen Zubair, sy tdk rela melihat beliau diperlakukan tdk pantas hanya demi memuluskan ambisi politik seseorang ataupun sejumlah orang. Inilah yg mendorong sy menulis puisi tsb. Sy tdk rela ada ulama kita dibegal n dipermalukan semacam itu.

4) Secara bahasa, puisi yg sy tulis tidaklah rumit. Bahasanya sengaja dibuat sederhana agar dipahami luas. Hanya ada tiga kata ganti dlm puisi tsb, yaitu “kau”, “kami” dan “-Mu”. Tak perlu punya keterampilan bahasa yg tinggi untuk mengetahui siapa “kau”, “kami” dan “-Mu” di situ.

5) Apalagi, dalam bait ketiga, sy memberikan atribut yang jelas mengenai siapa “kau” yang dimaksud oleh puisi tersebut.

6) Pemelintiran seolah kata ganti “kau” dalam puisi tersebut ditujukan kepada K.H. Maimoen Zubair jelas mengada-ada dan merupakan bentuk fitnah.

7) Tuduhan tsb bukan hanya telah membuat sy tidak nyaman, tapi juga mungkin telah membuat tidak nyaman keluarga K.H. Maimoen Zubair. Kami dipaksa seolah saling berhadapan, padahal di antara kami tidak ada masalah dan ganjalan apa-apa.

8) Keluarga K.H. Maimoen Zubair, melalui puteranya, K.H. Muhammad Najih Maimoen, telah memberikan penjelasan bahwa beliau menerima klarifikasi saya bahwa kata ganti “kau” memang tidak ditujukan kepada K.H. Maimoen Zubair.

9) Tanpa klarifikasi dari sayapun, beliau sendiri berpandangan jika kata ganti “kau” memang ditujukan kepada orang lain, bukan Mbah Moen. Beliau jg menjelaskan jika aksi massa yg telah menggoreng isu ini bukan berasal dari kalangan santrinya, melainkan digoreng oleh pihak luar.

10) Sekali lagi sy sampaikan bahwa puisi itu sama sekali tidak pernah ditujukan kepada K.H. Maimoen Zubair. Penjelasan ini sejak dini juga telah sy sampaikan kepada Menteri Agama @lukmansaifuddin saat ia tabayun melalui akun media sosialnya.

11) Sudah saya jawab dengan tegas dalam tabayun bahwa kata ganti “kau” pada puisi itu adalah “penguasa”, bukan K.H. Maimoen Zubair.

12) Guru-guru sy banyak berasal dari ulama dan kyai NU, termasuk almarhum K.H. Yusuf Hasyim, putra Hadratus Syekh K.H. Hasyim Asy’ari. Saya juga bersahabat karib dengan K.H. Irfan Yusuf dan keluarganya, yang merupakan cucu Hadratus Syekh K.H. Hasyim Asy’ari.

13) Begitu juga halnya dgn putera pendiri NU yang lain. K.H. Hasib Wahab Abdullah, yg merupakan putera K.H. Wahab Hasbullah, adlh sahabat sy sejak puluhan tahun silam. Sy bahkan pernah jadi Dewan Penasihat Pencak Silat NU Pagar Nusa. Itu sebabnya sy juga sangat menghormati NU.

14) Itu sebabnya sy tidak pernah mendudukan para ulama dan kyai berdasarkan preferensi politiknya. Politik mudah sekali berubah, sementara penghormatan kita kepada orang-orang alim seharusnya selalu ajeg.

15) Dalam waktu dekat Insya Allah saya mungkin akan bersilaturahim ke K.H. Maimoen Zubair.

16) Meskipun puisi sy—sekali lagi—tdk pernah ditujukan untuk beliau, sbg salah satu aktor politik saya ingin meminta maaf krn kontestasi politik yg terjadi saat ini mungkin telah membuat beliau dan keluarga menjadi tdk nyaman akibat gorengan orang-orang yg tak bertanggung jawab," tulis Fadli Zon.

(TribunWow.com/Tiffany Marantika)

Sumber: TribunWow.com
Tags:
Fadli ZonFahri HamzahKH Maimun Zubair (Mbah Moen)
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved