Breaking News:

Terkini Daerah

Kata Psikolog soal Kasus Polisi Tembak Kepala Sendiri Pakai Pistol dan Buat Heboh Rekan di Batam

Seorang psikolog, Dinuriza Lauzi, M.Psi memberikan penjelasan peristiwa bunuh diri dapat dilakukan oleh siapa saja. Ini penjelasnnya.

Penulis: Roifah Dzatu Azma
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNBATAM / Eko Setiawan
Oknum polisi bunuh diri di Polsek Batuampar, jenazah Bripka CPS dibawa ke RS Bhayangkara 

TRIBUNWOW.COM - Bripka Kristian Poltak Bosta Sitorus anggota Penyidik Polsek Batu Ampar, Polresta Barelang, Batam menembak kepalanya sendiri dengan senjata api (senpi), Rabu (13/2/2019).

Dikutip TribunWow.com dari TribunBatam.id, Kamis (14/2/2019) seorang psikolog, Dinuriza Lauzi, M.Psi memberikan penjelasan  bahwa peristiwa bunuh diri dapat dilakukan oleh siapa saja.

Menurutnya, banyak hal yang memberikan pengaruh untuk seseorang melakukan bunuh diri termasuk terkait apa yang dilakukan Kristian.

"Pasti ada penyebabnya. Karena dugaan sementara bunuh diri, mungkin almarhum merasa butuh teman untuk melimpahkan keluh kesahnya ketika peristiwa ini belum terjadi," ujar Dinuriza atau Niza.

"Namun beliau tidak menemukan orang yang pas untuk diajak membangun kedekatan interpersonal tadi."

Sejalan dengan apa yang dituturkan Niza, Psikolog lainnya, Cevy Amelia, juga mengatakan hal yang serupa.

"Peristiwa bunuh diri itu banyak faktor yang menyebabkannya, bisa karena tekanan terhadap seseorang yang begitu kuat sehingga menyebabkan depresi,"ujar Cevi.

"Jika seperti ini, biasanya seseorang tersebut cenderung introvert sehingga menyimpan masalahnya sendiri dan berpikir pendek untuk memutuskan bunuh diri" ucap wanita lulusan Universitas Sumatera Utara ini ketika dihubungi via telepon oleh TribunBatam.

Teriakan Histeris dan Tanda Tanya Iringi Kematian Poltak, Polisi yang Tembak Kepalanya Pakai Pistol

Tekanan yang dimaksud bisa kepada masalah pribadi, kerjaan atau faktor lainnya.

"Masalah itu beragam, bisa masalah pribadi, atau ada masalah keluarga. Bisa juga faktor kerjaan," ujarnya lagi.

Dalam pemaparannya, psikolog tersebut menjelaskan setiap peristiwa yang terjadi pasti ada sebab yang timbul sebelumnya.

"Kejadian itu pasti ada sebab. Hukum kausalitas berlaku, sebab dan akibat," tambahnya.

Kronologi

Kristian ditemukan dalam keadaan peluru bersarang di kepalanya, di lantai dua ruang penyidik Polsek Batu Ampar.

Diceritakan oleh rekan korban, awalnya Kristian yang akrab disapa Poltak ini sedang berada di lantai ruang dua penyidik dengan rekan sesama polisi.

Namun tiba-tiba Kristian meminjam senjata api (senpi) milik rekannya dan mengatakan hanya ingin melihat-lihat.

Tak lama kemudian terdengar suara letusan senapan.

Rekan korban berlarian dan mengatakan kalau Kristian telah menembak kepalanya sendiri menggunakan senpi.

Hal ini dibenarkan oleh Wakapolda Kepri Brigjen Pol Yan Fitri.

Polisi di Batam Pinjam Senjata Api dan Tembak Kepalanya Sendiri di Kantor Polsek, Ini Kronologinya

Yan Fitri juga tampak mengunjungi Polsek Batu Ampar untuk melihat langsung kejadian tersebut.

Sedangkan pemeriksaan masih terus dilakukan.

Jasad Kristian atau yang akrab disapa Poltak segera dilakukan proses autopsi seusai dievakuasi dari lantai ruang dua penyidik.

Jasad Kristian diautopsi di RS Bhayangkara Polda Kepri dan pukul 18.55 WIB, Rabu (13/2/2019) masih dalam proses.

Seorang keluarga yang diduga keluarga korban berteriak histeris hingga keluar ruangan Instalansi Forensik RS Bhayangkara Polda Kepri.

"Aku yang salah, maafkan aku Tuhan, maafkan, aku yang salah," terdengar teriakan itu, Rabu (13/02/2019).

Akan tetapi, saat berusaha mendekat, sejumlah awak media belum diperkenankan.

"Mohon maaf ya bapak bapak, dan ibu nanti dulu ya," ujar seorang anggota polisi.

Keluarga Bantah Cerita Yuda yang Dendam 5 Tahun atas Ucapan Fitri hingga Membunuh: Mana Buktinya

Seorang pria juga terdengar sedang memberikan informasi melalui telepon terkait kejadian ini.

"Halo ha, Abang Kris udah enggak ada dia tulang, meninggal dia. Kabarin yang lain," sebutnya terdengar sambil menangis.

Pada Kamis, (14/2/2019), jasad Kristian kini berada di rumah duka di Blok III Gang Kangkung Nomor 54 Lubuk Baja, Batam, Kepri.

Keluarga dan kerabat dari Gereja Katolik Paroki Santo Petrus Blok II, Lubukbaja, Batam tampak mengelilingi peti mati Kristian tersebut.

Istri mendiang Kristian tampak menangis melihat jasad suaminya yang telah kaku di dalam peti.

Hilda yang melilitkan kain putih ke kepalanya, terus mengelus kepala suaminya itu.

Ia tidak percaya suaminya telah pergi dengan begitu cepat.

"Papi, kok secepat itu," kata-katanya seraya mengelus bagian kening Kristian suaminya.

Tak Cuma Bunuh Fitri Suryanti, Yuda Lesmana Ternyata Sempat Curi Handphone dan Laptop Korban

Selain itu, wanita paruh baya yang diduga orangtua Kristian menangis tersedu-sedu.

"Amang, baru kemaren gendong anaknya yang kecil. Sempat ia pamit. Pergi dulu yang sayang. Begitu cepat amang pergi," kata-kata ibu itu yang terus menangis.

Mendampingi pula Kasat Reskrim Polresta Barelang AKP Andri Kurniawan dan beberapa petinggi Polda Kepri dan juga belasan teman-teman Kristian.

Hilda Selvia F Pakpahan, istri mendiang Bripka Kristian Poltak Bosta Sitorus, tidak berhenti menangis di depan peti jenazah suaminya yang sudah terbujur kaku.
Hilda Selvia F Pakpahan, istri mendiang Bripka Kristian Poltak Bosta Sitorus, tidak berhenti menangis di depan peti jenazah suaminya yang sudah terbujur kaku. (TRIBUNBATAM.ID/LEO HALAWA)

Kristian atau Poltak Miliki Deretan Prestasi

Tanda tanya besar bagi rekan kerja di Polsek Batu Ampar dan Polresta Barelang atas kepergian tak terduga oleh Poltak.

Hal ini lantaran Poltak dikenal sebagai pribadi yang baik dan tidak banyak tingkah.

Bahkan saat berdinas di Satresnarkoba Polresta Barelang, Bripka CPS termasuk anggota yang miliki prestasi tinggi.

Ia pernah diberikan penghargaan oleh Polda Kepri beberapa waktu lalu.

Kristian juga menjadi personel dari Tim Satnarkoba Polresta Barelang yang mengungkap kasus penyelundupan sabu Internasional.

Bunuh Fitri Suryanti karena Dendam Asmara, Yuda Lesmana: Dia Bilang Saya Tak Punya Masa Depan

Pada tahun 2016, ia ikut dalam Control Delivery pengungkapan sabu sebanyak 25 kg di balik lukisan Bunda Maria.

Dalam penangkapan tersebut, dua bandar sabu diamankan di Jakarta.

Satu di antaranya merupakan warga negara asing.

Ia juga berpartisipasi mengungkap peredaran narkoba sebanyak 3 kg yang datang dari Malaysia.

Ketika itu, pelaku ditangkap diperairan Jembatan 1 Barelang.

Dari informasi yang diperoleh Tribun Batam pun Bripka Kristian Poltak Bosca sebelumnya bertugas di Mapolresta Barelang.

Sederet prestasi Bripka Kristian Poltak Bosca yang diduga tewas bunuh diri, Rabu (14/2/2019).
Sederet prestasi Bripka Kristian Poltak Bosca yang diduga tewas bunuh diri, Rabu (14/2/2019). ((TRIBUNBATAM / Eko Setiawan))

Kemudian pada Oktober 2018 lalu, ia menjabat sebagai penyidik di Mapolsek Batu Ampar.

Rekannya mengenal Poltak ahli dalam bidang reserse

“Karena sejak pangkat Briptu, sampai dengan Bripka ini, dia (Bripka Kristian Poltak Bosca) selalu di bidang reserse,” kata seorang sumber yang meminta namanya tidak disebutkan.

Poltak yang menikah pada sekitar September 2014 silam kini dikaruniai seorang putri.

“Seingat saya, beliau sudah dikarunai seorang putri,” katanya. (leo)

Sejumlah rekannya juga tidak percaya atas kepergian Poltak yang tiba-tiba.

(TribunWow.com)

Sumber: Tribun Batam
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved