Terkini Daerah
Bos Tekstil Asal Bandung Tewas Dimutilasi di Malaysia, Keluarga Lapor Polisi dan Sebut Ada Ancaman
Keluarga Nuryanto, bos tekstil asal Baleendah, Kabupaten Bandung yang tewas dimutilasi di Malaysia mendatangi Mapolda Jabar.
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Keluarga Nuryanto, bos tekstil asal Baleendah, Kabupaten Bandung yang tewas dimutilasi di Malaysia mendatangi Mapolda Jabar, di Jalan Soekarno-Hatta Bandung, Kamis (14/2/2019).
Istri Nuryanto, Meli Rahmawati (33) hadir didampingi pengacaranya, Hermawan.
"Kedatangan kami ke Polda Jabar untuk melaporkan dua hal. Tapi nanti kordinasi dulu dengan penyidik Ditreskrimum Polda Jabar untuk tindak pidananya masuk atau enggak," ujar Hermawan.
Informasi yang dihimpun, pelaporan ke Mapolda Jabar itu ditengarai ancaman yang diterima Nuryanto sebelum berangkat ke Malaysia.
Hermawan membenarkannya namun ia belum merinci ancaman tersebut.
"Iya, nanti digelar dulu di belakang apakah itu kategori mengancam atau tidak. Tapi Pak Nuryanto memang pernah menyampaikan seperti itu, makanya kami koordinasi ke penyidik sekarang," ujarnya.
• Bunuh Fitri Suryanti karena Dendam Asmara, Yuda Lesmana: Dia Bilang Saya Tak Punya Masa Depan
Ancaman tersebut membuat tidak nyaman pihak keluarga Nuryanto. Disinggung soal ancaman via telepon, Hermawan tidak menjelaskan detail.
"Jadi ancamannya ini memang membuat tidak nyaman keluarga dan Pak Nuryanto sendiri. Soal ancamannya seperti apa nanti kami akan buka ke penyidik," kata dia.
Seperti diketahui, potongan tubuh manusia ditemukan di Malaysia belum lama ini. Keluarga meyakini itu adalah Nuryanto.
Diduga Dimutilasi saat Tagih Utang Rp2 Miliar
Nuryanto pergi ke Malaysia untuk menagih uang hasil bisnis yang nilainya mencapai miliaran rupiah.
"Dia mau ngambil uang (penagihan). Dia bilang di Malaysia sudah numpuk, masih besar sekitar Rp2 miliar, yang belum tertagih. Saya enggak tahu itu dari berapa orang pengusaha di sana," ujar istri korban, Meli Rahmawati (33), di rumahnya, Kampung Ciodeng, Desa Bojong Malaka, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung, Senin (11/2/2019).
Menurut Meli, sang suami sudah mulai terlihat stres sejak tiga sampai empat bulan lalu, karena banyak pengusaha yang macet pembayaran sementara dirinya sudah ditagih oleh pihak pabrik.
"Masalah mah ada, banyak yang macet di luar, sementara ke pabrik harus lancar. Aa bilang, 'Mi barang di sini (Malaysia) masih banyak sekitar Rp 2 miliar. Kalau barang yang sudah laku Rp 7 miliar'," ujarnya.
Keberangkatan suaminya itu, ingin memastikan pembayaran dari rekan bisnisnya. Pasalnya, suaminya itu sudah ditagih oleh pihak pabrik atau pemilik barang yang dijual Nuryanto ke Malaysia.