Breaking News:

Kabar Tokoh

Reaksi Mardani Ali Sera saat Ferdinand Hutahaean dan Dedi Sitorus Saling Tunjuk Klaim Infrastruktur

Mardani Ali Sera tampak tertawa saat Ferdinand Hutahaean dan Dedi Sitorus terlibat adu argumen di program Dua Sisi TV One, Kamis (7/2/2019).

Penulis: Vintoko
Editor: Bobby Wiratama
Capture Live tvOne
Anggota Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Ferdinand Hutahaean dan Anggota Tim Kemenangan Nasional (TKN) Dedi Sitorus saling tunjuk saat berdebat. 

TRIBUNWOW.COM - Wakil Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Mardani Ali Sera tampak tertawa saat Ferdinand Hutahaean Anggota Tim Kemenangan Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Dedi Sitorus terlibat adu argumen.

Hal itu tampak saat dirinya menjadi narasumber di program Dua Sisi TV One, Kamis (7/2/2019).

Mulanya, pembawa acara menayangkan cuitan-cuitan akun Twitter resmi Kedutaan Besar Rusia di Indonesia, @RusEmbJakarta, Kebubes Rusia di Indonesia soal polemik 'propaganda Rusia'.

Saat cuplikan cuitan itu ditayangkan, kedua kubu saling berdebat.

Singgung Ahmad Dahlan, Rocky Gerung: Apa Jadinya Akal Sehat Bangsa Ini Tanpa Muhammadiyah

"Misalnya gini, Bika Ambon itu terkenal dari mana dari Ambon atau dari Medan," kata Dedi Sitorus mengibaratkan.

Lantas, Ferdinand Hutahaean tampak menyindir kubu petahana yang hadir sebagai narasumber dalam acara itu.

Politisi Partai Demokrat itu menuding kubu petahana selalu menyerang kubu oposisi.

"Saya menangkap bahwa sahabat saya berdua ini ingin menyatakan bahwa kebenaran itu mutlak harus dimonopoli kubu petahana," ujar Ferdinand Hutahaean.

"Ketika kita menyampaikan sesuatu, bagi mereka ini adalah serang terus, mengatakan itu hoaks, hoaks," imbuh dia.

Menanggapi hal itu, Dedi Sitorus tampak tidak terima dengan pernyataan Ferdinand Hutahaean.

Kendati demikian, Ferdinand Hutahaean tetap melanjutkan pendapatnya soal klaim yang sering dilakukan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di bidang infrastruktur.

"Sementara begitu kita sampaikan data, itu terus diserang itu hoaks segala macam. Tetapi pemerintah sampai sekarang berkali-kali kita minta terutama terkait klaim kesuksesan Jokowi di infrastruktur," ungkap Ferdinand Hutahaean yang dipotong Dedi Sitorus.

"Pernah pak Jokowi klaim, pernahkah pak Jokowi sendiri klaim 'ini saya yang bangun', pernah enggak? jawab dulu," timpal Dedi Sitorus.

"Yang klaim siapa?" kata Ferdinand Hutahaean.

"Saya tanya Anda, pernahkah Anda mendengar," balas Dedi Sitorus.

Ferdinand Hutahaean mengatakan narasi yang dibangun menjadi klaim Jokowi di bidang infrastruktur.

"Justru narasi yang dibangun, justru karena diklaim, justru diklaim," kata Ferdinand Hutahaean dengan nada meninggi.

Reaksi Ferdinand Hutahaean saat TKN Ungkap Sejumlah Data dari Pernyataan Prabowo yang Dinilai Hoaks

Kedunya lantas saling berdebat terkait klaim yang dilakukan Jokowi di bidang infrastruktur.

Setelah itu, pembawa acara tampak menengahi perdebatan itu.

"Berarti enggak pernah. Jadi ini hoaks? Enggak perlu lapor polisi?" kata pembawa acara.

Ferdinand Hutahaean dan Dedi Sitorus pun saling menunjuk satu dengan yang lain.

Melihat keduanya saling tunjuk, Mardani Ali Sera hanya tertawa.

Wakil Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Mardani Ali Sera tampak tertawa Ferdinand Hutahaean dan Dedi Sitorus terlibat adu argumen.
Wakil Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Mardani Ali Sera tampak tertawa Ferdinand Hutahaean dan Dedi Sitorus terlibat adu argumen. (Capture/YouTube/Talkshow tvOne)

Simak video selengkapnya di bawah ini:

Sebelumnya diberitakan, Ferdinand Hutahaean juga tampak menuding Jokowi sedang melakukan 'Propaganda Rusia'.

"Apa yang dilakukan Pak Jokowi itu sebetulnya bukan menyerang balik ya. Tetapi beliau sedang menyerang bolak-balik, menyerang dirinya," papar dia.

"Karena yang disampaikan teori tentang 'Propaganda Rusia' yang selalu disebut dengan firehose of falsehood itu justru yang melakukannya adalah pak Jokowi dan timnya."

"Teori ini adalah menyemburkan hoaks berulang-ulang dan terus diulang-ulang dan dimotori oleh media-media supaya menjadi pencuci otak publik," imbuhnya.

Ferdinand lantas memberikan contoh dari tudingannya itu.

"Contohnya, rezim Jokowi dan TKN, dan pendukungnya selalu membangun opini di tengah publik tentang keberhasilan Pak Jokowi membangun Waduk. Salah satunya Waduk Jati Gede," kata Ferdinand.

Ia menilai bahwa klaim keberhasilan Jokowi membangun Waduk Jati Gede ini adalah hoaks.

"Waduk Jati Gede itu bukan pekerjaan Pak Jokowi. Tetapi publik memakan ini seolah-olah sebagai pekerjaan Pak Jokowi."

"Karena dibantu oleh media-media yang memang berpihak kepadanya. Inilah fakta dari teori firehose of falsehood. Ini Fakta," papar Ferdinand.

Ferdinand memaparkan, Waduk Jati Gede itu dibangun sudah sejak lama.

Ia juga menilai bahwa ketika masa pemerintahan Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Waduk itu sudah hampir selesai.

"Pak Jokowi itu tinggal bersih-bersih bekas pekerjaannya (SBY) ya selesai," ucapnya.

Lebih lanjut, Ferdinand menegaskan bahwa BPN Prabowo-Sandi tidak pernah menerapkan teori firehose of falsehood itu.

"Kami selalu menyampaikan fakta. Termasuk bagaimana fakta-fakta terkait (pembangunan) LRT yang disampaikan pak Prabowo dulu."

"Pak Prabowo menyatakan kemahalan, tiba-tiba tidak lama berselang itu, pak JK, Wakil Presiden RI (Jusuf Kalla) menyatakan hal yang sama. Terus hoaksnya yang mana?" ujar Ferdinand.

Menanggapi hal itu, Dedi Sitorus lantas menantang.

"Mau dikasih tahu? Mau dikasih tahu nggak hoaksnya di mana?" katanya.

"Baca lagi firehose of falsehood biar nggak asal ngomong. Saya kasih tahu ya, apa yang disebut dengan firehose of falsehood ya."

"Teknik ini memunculkan kebohongan-kebohongan yang dilakukan secarta repetitif, terus-menerus," tegas Dedi kemudian.

"Klaim infrastruktur itu bohong atau tidak?" interupsi Ferdinand.

"Tidak," tegas Dedi.

"Tidak?" Ferdinand terdengar menaikkan nada suaranya.

"Tunjukkan saya datanya! Sekarang saya kasih tahu datanya satu per satu," kata Dedi kemudian.

Tanggapi Puisi Fadli Zon, Wakil Ketua BPN: Mungkin Hanya Bermaksud Menggoda Mas Romahurmuziy

Ia pun memaparkan sejumlah data untuk mematahkan sejumlah pemaparan Prabowo terkait kondisi Indonesia.

"Pertama, katanya 99 persen rakyat Indonesia hidup sangat pas-pasan. Hoaks apa tidak?" Dedi bertanya pada Ferdinand.

Tampak Ferdinand tak langsung menjawab.

Ferdinand berdalih, pernyataan itu dilontarkan pihaknya karena kekayaan Indonesia dikuasai hanya oleh satu persen warganya.

"Enggak. Saya tanya hoaks apa tidak?" tanya Dedi lagi.

Ferdinand juga tampak menunjuk Dedi.

Ia tetap menegaskan bahwa pernyataan itu disampaikan karena fakta bahwa kekayaan Indonesia hanya dikuasai oleh satu persen warganya saja.

Keduanya tampak mulai saling tunjuk hingga pembawa acara Dua Sisi meminta mereka berhenti berdebat.

Anggota Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Ferdinand Hutahaean dan Anggota Tim Kemenangan Nasional (TKN) Dedi Sitorus saling tunjuk saat berdebat.
Anggota Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Ferdinand Hutahaean dan Anggota Tim Kemenangan Nasional (TKN) Dedi Sitorus saling tunjuk saat berdebat. (Capture Live tvOne)

(TribunWow.com/Rekarinta Vintoko/Ananda Putri Octaviani)

Sumber: TribunWow.com
Tags:
Mardani Ali SeraFerdinand HutahaeanDedi SitorusPropaganda Rusia
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved