Breaking News:

Pilpres 2019

Reaksi Ferdinand Hutahaean saat TKN Ungkap Sejumlah Data dari Pernyataan Prabowo yang Dinilai Hoaks

"Katanya 99 persen rakyat Indonesia hidup sangat pas-pasan. Hoaks apa tidak?" tanya TKN Jokowi-Ma'ruf, Dedi Sitorus pada BPN Prabowo-Sandi, Ferdinand.

Penulis: Ananda Putri Octaviani
Editor: Mohamad Yoenus
Capture Live tvOne
program Dua Sisi yang tayang live di tvOne, Kamis (7/2/2019) malam. 

TRIBUNWOW.COM - Anggota Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Ferdinand Hutahaean memaparkan bahwa apa yang disampaikan Calon Presiden Petahana Joko Widodo (Jokowi) terkait 'Propaganda Rusia' tidaklah tepat.

Hal tersebut disampaikan Ferdinand saat berdiskusi di program Dua Sisi yang tayang live di tvOne, Kamis (7/2/2019) malam.

Ferdinand dalam argumennya itu justru menuding bahwa Jokowil ah yang sedang melakukan strategi 'Propaganda Rusia' itu.

Sindir Jokowi soal Propaganda Rusia, Rachland Nashidik: Presiden tapi Tak Mengerti Adab Diplomatik

"Apa yang dilakukan Pak Jokowi itu sebetulnya bukan menyerang balik ya. Tetapi beliau sedang menyerang bolak-balik, menyerang dirinya," papar Ferdinand.

"Karena yang disampaikan teori tentang 'Propaganda Rusia' yang selalu disebut dengan firehose of falsehood itu justru yang melakukannya adalah pak Jokowi dan timnya."

"Teori ini adalah menyemburkan hoaks berulang-ulang dan terus diulang-ulang dan dimotori oleh media-media supaya menjadi pencuci otak publik," imbuhnya.

Ferdinand lantas memberikan contoh dari tudingannya itu.

"Contohnya, rezim Jokowi dan TKN, dan pendukungnya selalu membangun opini di tengah publik tentang keberhasilan Pak Jokowi membangun Waduk. Salah satunya Waduk Jati Gede," kata Ferdinand.

Ia menilai bahwa klaim keberhasilan Jokowi membangun Waduk Jati Gede ini adalah hoaks.

"Waduk Jati Gede itu bukan pekerjaan Pak Jokowi. Tetapi publik memakan ini seolah-olah sebagai pekerjaan Pak Jokowi."

"Karena dibantu oleh media-media yang memang berpihak kepadanya. Inilah fakta dari teori firehose of falsehood. Ini Fakta," papar Ferdinand.

Ferdinand memaparkan, Waduk Jati Gede itu dibangun sudah sejak lama.

Ia juga menilai bahwa ketika masa pemerintahan Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Waduk itu sudah hampir selesai.

"Pak Jokowi itu tinggal bersih-bersih bekas pekerjaannya (SBY) ya selesai," ucapnya.

Lebih lanjut, Ferdinand menegaskan bahwa BPN Prabowo-Sandi tidak pernah menerapkan teori firehose of falsehood itu.

"Kami selalu menyampaikan fakta. Termasuk bagaimana fakta-fakta terkait (pembangunan) LRT yang disampaikan pak Prabowo dulu."

"Pak Prabowo menyatakan kemahalan, tiba-tiba tidak lama berselang itu, pak JK, Wakil Presiden RI (Jusuf Kalla) menyatakan hal yang sama. Terus hoaksnya yang mana?" papar Ferdinand.

Ibaratkan Istilah Propaganda Rusia seperti Bika Ambon, Begini Penjelasan Jusuf Kalla

Diketahui pada 21 Juni 2018, Prabowo sempat menilai bahwa biaya pembangunan light rail transit (LRT) di Indonesia kemahalan.

Beberapa waktu berselang,Wakil Presiden Jusuf Kalla juga menilai sama.

Menanggapi pemapar Ferdinand itu, Anggota Tim Kemenangan Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Dedi Sitorus lantas menantang.

"Mau dikasih tahu? Mau dikasih tahu nggak hoaksnya di mana?" katanya.

"Baca lagi firehose of falsehood biar nggak asal ngomong. Saya kasih tahu ya, apa yang disebut dengan firehose of falsehood ya."

"Teknik ini memunculkan kebohongan-kebohongan yang dilakukan secarta repetitif, terus-menerus," tegas Dedi kemudian.

"Klaim infrastruktur itu bohong atau tidak?" interupsi Ferdinand.

"Tidak," tegas Dedi.

"Tidak?" Ferdinand terdengar menaikkan nada suaranya.

"Tunjukkan saya datanya! Sekarang saya kasih tahu datanya satu per satu," kata Dedi kemudian.

Ia pun memaparkan sejumlah data untuk mematahkan sejumlah pemaparan Prabowo terkait kondisi Indonesia.

"Pertama, katanya 99 persen rakyat Indonesia hidup sangat pas-pasan. Hoaks apa tidak?" Dedi bertanya pada Ferdinand.

Tampak Ferdinand tak langsung menjawab.

Ferdinand berdalih, pernyataan itu dilontarkan pihaknya karena kekayaan Indonesia dikuasai hanya oleh satu persen warganya.

"Nggak. Saya tanya hoaks apa tidak?" tanya Dedi lagi.

Ferdinand juga tampak menunjuk Dedi.

Ia tetap menegaskan bahwa pernyataan itu disampaikan karena fakta bahwa kekayaan Indonesia hanya dikuasai oleh satu persen warganya saja.

Keduanya tampak mulai saling tunjuk hingga pembawa acara Dua Sisi meminta mereka berhenti berdebat.

Anggota Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Ferdinand Hutahaean dan Anggota Tim Kemenangan Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Dedi Sitorus saling tunjuk saat berdebat.
Anggota Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Ferdinand Hutahaean dan Anggota Tim Kemenangan Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Dedi Sitorus saling tunjuk saat berdebat. (Capture Live tvOne)

Ferdinand Hutahaean: Kami Prihatin Pak Jokowi Harus Menanggung Malu karena Dibantah Pihak Rusia

"Baik, cukup!" kata pembawa acara dengan suara lantang.

Namun, keduanya masih terus berdebat.

Ferdinand tetap berkilah dan tidak menjawab pertanyaan Dedi secara pasti.

Belum selesai perdebatan mereka, Dedi lantas kembali memaparkan data lain.

Ia membantah pernyataan Prabowo yang menyebutkan bahwa gizi buruk di Indonesia sebesar 38 persen.

"Faktanya 3,4 persen. Hoaks apa tidak?" tanya Dedi lagi.

"Itu 3,4 persen dari mana?" Ferdinand kembali berkilah.

"WHO (World Health Organization). Jawab dulu, hoaks apa tidak?" Dedi mencecar Ferdinand.

Ferdinand pun kembali tak menjawab pernyataan tersebut secara pasti.

Ia tetap berpendapat bahwa apa yang disampaikan Dedi itu tidaklah benar.

(TribunWow.com/ Ananda Putri Octaviani)

Tags:
Ferdinand HutahaeanTim Kampanye Nasional (TKN)Badan Pertahanan Nasional (BPN)JokowiPrabowo Subianto
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved