Breaking News:

Terkini Daerah

Fakta-fakta Senior ATKP Aniaya Junior hingga Tewas karena Tak Pakai Helm

Senior ATKP Makassar Muhammad Rusdy tegas menganiaya juniornya Aldama Putra hingga tewas hanya karena korban tak pakai helm. Berikut fakta-faktanya!

Penulis: Nila Irdayatun Naziha
Editor: Claudia Noventa
FB/Tribun Timur
Aldarna Putra pangkolan (kiri), mahasiswa yang tewas dianiaya seniornya, Muh Rusdy (kanan) 

TRIBUNWOW.COM - Kasus Penganiayaan senior pada junior terjadi di Akademi Teknik Keselamatan Penerbangan (ATKP) Makassar, Sulawesi Selatan.

Korban adalah Aldama Putra Pangkolan dan tewas lantaran dianiaya seniornya Muhammad Rusdy (21).

Penaniayaan Aldama Putra tersebut terjadi di ATKP Makassar, pada Minggu (3/2/2019).

Bocah 10 Tahun Hilang di Kebun Bambu, 20 Orang Pintar Ikut Mencari hingga Ditemukan Tewas

Berikut Tribunwow.com rangkum dari TribunTimur.com, Kamis (7/2/2019) sederet fakta penganiayaan senior ATKP yang menyebabkan tewasnya Aldama Putra:

1. Kronologi Penganiayaan

Dikutip dari TribunTimur.com, Kapolrestabes Makassar Kombes Pol Wahyu Dwi Ariwibowo menjelaskan bahwa penganiayaan korban terjadi lantaran korban tak menggunakan helm saat berkendara.

Aldama Putra saat itu kepergok oleh seniornya, Rusdy tidak menggunakan helm Minggu (3/2/2019), sekitar pukul 21.00 WITA.

Aldama baru saja pulang ke kampus setelah izin bermalam di luar (IBL).

"Pelaku memanggil korban, diarahkan ke salah satu kamar senior. Disitulah terjadi penganiayaan," kata Kombes Wahyu di Mapolrestabes, Selasa (5/2/2019) sore.

Rusdy menganiaya Aldama dengan memukul bagian dada dan juga tubuh korban.

Akibat perbuatannya, Rusdy saat ini ditetapkan sebagai tersangka dengan hukuman Pasal 351 ayat 3 dengan ancaman 5 Tahun penjara.

Bahas Pelibatan Anak dalam Kampenye, Budiman Sudjatmiko Teput Jidat saat Dengar Jawaban Nasir Djamil

Memeriksa 20 orang saksi, Wakil Kepala Satuan Reserse Kriminal (Wakasat Reskrim) Polrestabes Makassar memastikan bahwa pelaku hanya satu orang yakni Rusdy.

"Jadi pelaku hanya satu orang saja. Soal alat bukti baju sudah diamankan, tinggal hasil otopsinya saja (kita tunggu)," kata Kompol Jamal di kantor Polrestabes Makassar, Rabu (6/2/2019).

Jamal menjelaskan bahwa tidak akan ada pelaku lain lantaran alat bukti dan hasil penyelidikan hanya berpusat pada satu pelaku saja.

"Tidak bertambah, tersangkanya hanya satu (Rusdy). Kami juga masih menunggu hasil otopsi dari tim DVI, kalau untuk saksi itu ada 23 saksi dari ATKP," ungkap Jamal.

4 Warga Jember Tewas setelah Terperosok Masuk Lubang Septic Tank, Ini Faktanya

Aldama Putra Pangkolan
Aldama Putra Pangkolan (TribunTimur.com)

2. Pihak ATKP Bohongi Keluarga soal Penyebab Kematian Korban

Ayah dari Aldama Putra, Prajurit TNI Angkatan Udara (AU), Pelda Daniel Pongkala mengungkapkan bahwa pihak ATKP menyebut penyebab kematian Aldama Putra adalah terjatuh dari kamar mandi.

"Saya ditelpon malam-malam oleh pengasuh anak saya di ATKP, katanya bisa merapat ke RS Sayang Rakyat soalnya anak saya (Aldama Putra) katanya jatuh," kata Pelda Daniel, Rabu (6/2/2019).

"Jadi, awalnya perkiraan saya hanya luka atau patah. Pas saya tiba (di RS Sayang Rakyat), saya disambut pelukan dan berkata, 'Bapak yang sabar ya. Kami sudah berusaha, tapi apa daya.' Di situlah saya langsung seperti tidak bisa berkata-kata lagi karena di pikiran saya anak saya sudah meninggal," tutur Pelda Daniel dikutip dari Tribuntimur.com.

Pelda Daniel yang merasa tak percaya dengan keadaaan sang anak, lantas minta diperlihatkan jasad Aldama Putra.

"Beberapa saat, saya diberi air putih minum, saya bilang, ' Bisa saya lihat anak saya? Jadi saya diantar masuk ke UGD dan melihat anak saya sudah diselimuti," ujar Pelda Daniel.

Saat melihat kondisi jasad sang anak, Pelda Daniel menjelaskan bahwa banyak luka di sekujur tubuhnya.

"Saya buka kainnya, saya lihat wajahnya banyak luka-lukanya di kepalanya, di pelipis dan di bawah matanya," ujar Pelda Daniel.

Pihak keluarga mendoakan almarhum Aldama Putra usai dikuburkan di TPU TNI AU Padangalla, Maros, Rabu (6/2/2019)
Pihak keluarga mendoakan almarhum Aldama Putra usai dikuburkan di TPU TNI AU Padangalla, Maros, Rabu (6/2/2019) (Tribuntimur.com/Ansar)

Bocah 10 Tahun Hilang di Kebun Bambu, 20 Orang Pintar Ikut Mencari hingga Ditemukan Tewas

Melihat kondisi sang anak, Pelda Daniel langsung menanyakan lebih lanjut penyebab kematian Aldama Putra.

"Saya tanya, anak saya ini mati karena apa. Dari ATKP, pengasuhnya itu bilang anak saya jatuh di kamar mandi," kata Pelda Daniel.

Merasa tak percaya dengan penyebab meninggalnya Aldama Putra, Pelda Daniel meminta pihak ATKP tak menutupi penyebab kematian anaknya.

"Jadi informasi-informasi ini seolah menutupi mereka punya ini, jadi saya berharap kalau bisa jangan seperti ini, berbohong menutupi kasus ini, makanya saya tidak percaya anak saya jatuh di kamar mandi," kata Pelda Daniel.

Meski tak dijelaskan penyebab pasti kematian Aldama Putra, Pelda Daniel meyakini bahwa sang anak tewas lantaran dianiaya dan bukan jatuh dari kamar mandi.

"Saya tahu betul anak saya itu dianiaya, wong saya rasakan kok waktu pendidikan seperti apa penganiayaan itu," ujar prajurit TNI AU itu.

Tukang Ojek Tewas Ditembak KKB, Suryo Prabowo Tagih Janji Pemerintah 2 Bulan yang Lalu

 

3. Aldama Putra Beberapa Kali Dianiaya Senior

Ayah dari Aldama Putra, Pelda Daniel menjelaskan bahwa sang anak pernah beberapa kali dianiaya dan dipukul oleh seniornya.

Aldama yang merupakan ketua angkatan kerap menerima pukulan dari senior karena harus menanggung kesalahan dari mahasiswa seangkatannya.

"Ada temannya jadi tempat curhat, katanya setiap hari ia dipukuli oleh senior-seniornya,” jelas Pelda Daniel di rumah duka dikutip dari Tribuntimur.com, Selasa (5/2/2019) malam.

Pelda Daniel menjelaskan bahwa saat anggota angkatannya ketahuan melanggar aturan, maka Aldama yang akan dipanggil dan dipukul oleh senior.

"Dalam satu hari, (Aldama) dipanggil (seniornya) untuk dipukul lagi, bahkan kalau ada temannya didapat merokok atau belanja, dia yang dipanggil dan dipukul," lanjut Pelda Daniel, ayahnya.

Bahkan Aldama Putra juga pernah menceritakan kepada sang ibu bahwa menjadi sebuah keberuntungan apabila dalam satu hari saja tak mendapatkan pukulan.

"Jadi dia cerita kalau dalam satu hari tidak dapat pukulan syukur sekali mi katanya," jelasnya.

Aldarna Putra pangkolan (kiri), mahasiswa yang tewas dianiaya seniornya, Muh Rusdy (kanan)
Aldarna Putra pangkolan (kiri), mahasiswa yang tewas dianiaya seniornya, Muh Rusdy (kanan) (FB/Tribun Timur)

Seorang Remaja Ditemukan Tewas di Kolong Ranjang Milik Temannya, Ada Kejanggalan pada Hasil Autopsi

4. Cara Senior Menganiaya Korban

Kapolrestabes Makassar Kombes Pol Wahyu Dwi Ariwibowo menjelaskan bagaimana cara pelaku menganiaya korban.

Dikutip dari Tribuntimur.com, pelaku langsung meminta korban menghadap dirinya saat tahu bahwa korban tidak mengenakan helm saat berkendara.

"Korban (Aldama Putra) langsung dipanggil oleh seniornya untuk segera masuk ke dalam asrama Alfa Barak/ kamar Bravo 6 untuk menghadap. Korban diperintahkan melakukan sikap taubat,” kata Wahyu Selasa (5/2/2019).

Lebih lanjut, Wahyu menjelaskan bagaimana sikap taubat yang harus dilakukan oleh Aldama Putra.

"Sikap taubatnya itu berupa, kedua kaki dilebarkan, badan membungkuk ke depan dan kepala sebagai tumpuhan ke lantai."

“Kedua tangan berada di pinggang belakang, Lalu sang senior melakukan tindakan kekerasan terhadap korban,” ujar Wahyu.

Tim penyidik Reskrim Polrestabes juga menyita sejumlah peralatan yang digunakan pelaku untuk menganiaya Aldama.

Barang yang disita sebagai barang bukti yakni pakaian korban, minyak angin, gelas plastik, dan penutup botol plastik.

Penjelasan dari penyidik reskrim yang enggan disebut namanya, botol plastik tersebut turut digunakan sebagai alat untuk menganiaya korban.

"Jadi ini tutup botol pada bagian dalam diletakkan di lantai baru jidatnya korban ditempelkan, baru setelah itu tersangka menginjak kepalanya," katanya.

(TribunWow.com)

Tags:
HelmAkademi Teknik Keselamatan Penerbangan (ATKP)PenganiayaanSulawesi Selatan
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved