Imlek 2019
Sederet Tradisi dan Kepercayan terkait Imlek: Angpau, Warna Merah, hingga Hujan
Tahun Baru Imlek kali ini tak hanya dirayakan di China, keturunan Tionghoa yang tersebar di berbagai belahan dunia.
Editor: Astini Mega Sari
Sedangkan makan bubur didefinisikan menghalangi rezeki dan mendekatkan diri pada kemisikinan.
Oleh karena itu, di meja makan biasa tersedia nasi padat agar rezeki lancar.
Angpau
Angpau berasal dari bahasa Hokkien, sedangkan dalam Bahasa Mandarin disebut Hongbao yang maknanya amplop merah.
Selain menjadi tradisi di China, pemberian angpau juga diadopsi oleh masyarakat Tionghoa di Asia Tenggara dan beberapa negara yang memiliki populasi keturunan Tionghoa yang besar.
Cikal bakal dari tradisi angpau ini dipercaya ketika masa Dinasti Qin berkuasa pada 221 sampai 226 SM.
• 6 Jenis Dimsum Paling Terkenal yang Disajikan saat Tahun Baru Imlek
Tradisi pemberian angpau, biasanya diberikan oleh orang yang sudah menikah terhadap yang belum menikah.
Sementara beberapa daerah di Cina Utara dan Selatan, angpau sendiri diberikan kepada orang tua kepada mereka yang berumur di bawah 25 tahun.
Hal yang menjadi unik adalah mengenai jumlah isi angpau yang diberikan. Jumlahnya tak ditentukan, tapi biasanya angkanya genap.
"Mengingat angka ganjil identik dengan pemakaman. Di samping itu, etnis Tionghoa menghindari angka empat (4) dalam memberikan angpau, karena pelafalannya mirip dengan kata mati," ujar Revando.
Warna merah
Pemberian angpau juga dilakukan dengan memasukannya ke dalam amplop berwarna merah. Semua hal yang berkaitan dengan Imlek juga identik dengan warna merah.
Mulai dari busana, amplop, hingga ornamen atau hiasan-hiasan saat perayaan Tahun Baru Imlek.
Beberapa obyek wisata pun dihiasi dengan lampion merah hingga lilin-lilin hingga ornamen atau bangunan bewarna merah.
Menurut Revando, kepercayaan Tionghoa menganggap bahwa merah membawa keberuntungan. Warna merah juga merupakan unsur "yang".