Breaking News:

Pilpres 2019

Kedubes Rusia Beri Bantahan soal 'Propaganda Rusia', Ferdinand: Kasihan Pak Jokowi Menanggung Malu

Ferdinand Hutahaean mengatakan merasa prihatin dengan capres nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi) yang dibantah oleh Rusia.

Penulis: Roifah Dzatu Azma
Editor: Astini Mega Sari
Tribunnews.com/ Rina Ayu
Kadiv Advokasi dan Bantuan Hukum Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean, di Kantor DPP Partai Demokrat di Jalan Proklamasi, Jakarta Pusat, Jumat (14/9/2018). 

TRIBUNWOW.COM - Kadiv Advokasi dan Bantuan Hukum DPP Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean mengaku merasa prihatin dengan pernyataan capres nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi) yang dibantah oleh Kedutaan Besar Rusia di Indonesia.

Kedutaan Besar Rusia di Indonesia pun membantah bahwa negaranya ikut campur dalam kontestasi pilpres di Indonesia.

Menanggapi hal itu, Ferdinand mengaku merasa  kasihan dengan Jokowi yang menurutnya menanggung malu lantaran dibantah oleh pihak Rusia.

Hal itu dikatakan Ferdinand saat menjadi tamu di Kabar Petang TV One, Senin (4/2/2019).

Ia juga menyanggah pernyataan Jubir TKN 01, Ace Hasan Syadzily yang sebelumnya mengatakan bahwa Jokowi tidak sedang menuding Rusia.

"Pak Jokowi ini harus menanggung malu dibantah oleh pihak Rusia. Jadi kalau tadi Bang Ace katakan tidak sedang menuding Rusia juga tidak bisa, karena Presiden juga yang sekarang sedang ikut kontestasi pilpres menyebut nama Rusia," ujar Ferdinand.

"Jadi apapun ceritanya bahwa Pak Jokowi sudah membawa-bawa Rusia seolah-olah Rusia terlibat dalam kontestasi kami, ini harus kita bantah betul," kata Ferdinand.

Kubunya Disebut Pakai Konsultan Asing, Dahnil Anzar: Tuduhan Berbahaya, apalagi Keluar dari Presiden

Menurut Ferdinand, ucapan Jokowi itu ditujukan untuk kubunya, meskipun Jokowi tak secara spesifik menyebutkan siapa pihak yang ia maksudkan.

"Jadi kalau bicara apa yang disampaikan Pak Jokowi, itu dapat dipastikan sedang menuding kubu Prabowo-Sandi ya yang menggunakan cara-cara propaganda, hoaks ya, ala Rusia, itu bukan menurut kami, karena kontestasi pilpres ini mengikut sertakan 2 calon jadi tidak mungkinlah Pak Jokowi sedang menuduh Donald Trump di Amerika, hanya kepada Prabowo-Sandi," jawab Ferdinand.

Drinya juga menepis penyebutan kebakaran jenggot yang dilayangkan Ace Hasan untuk kubu 02.

"Jadi kami tegaskan kami bukan kebakaran jenggot seperti yang di sampaikan Bang Ace, kami malah prihatin dan kasihan melihat Pak Jokowi yang di-feeding dengan informasi justru (yang) tidak akurat," ulasnya.

"Prabowo-Sandi tidak pernah menggunakan konsultan politik asing, bahkan kami hanya menggunakan konsultan politik ala Bojong Koneng, makanya Pak Prabowo suka berjoget begini (menari menirukan tarian khas Prabowo) itu ala Bojong Koneng."

Ferdinand Hutahaean, politisi Partai Demokrat.
Ferdinand Hutahaean, politisi Partai Demokrat. (TribunWow.com/Octavia Monica)

Nilai Jokowi Tak Asal Bicara soal Konsultan Asing, TKN: Saya Yakin Beliau Sudah Dapat Masukan

Ferdinand juga menyebut ekspresi Jokowi saat menyampaikan statement propaganda Rusia dalam kondisi marah.

"Tetapi tidak menyangka hal-hal seperti ini membuat Pak Jokowi tampak marah sekali ya, dari statement Pak Jokowi itu tersirat ya beliau sedang kondisi marah sekali, jadi apa yang membuat Pak Jokowi ini marah? Jadi hal-hal seperti inilah yang membuat kami semakin prihatin dan kasihan Pak Jokowi ini di-feeding oleh timnya," ujar Ferdinand.

Sebelumnya, terkait propaganda Rusia, Ace Hasan menuturkan kubu 02 tidak perlu kebakaran jenggot jika tidak merasa melakukan.

"Pak Jokowi tidak mengatakan khusus seperti itu, jadi sebaiknya saya kira kalau memang tidak merasa tidak melakukan itu saya kira enggak perlu seperti kebakaran jenggot," Ace Hasan.

"Kalau memang tidak, ya katakan saja itu bukan kami, jadi saya kira Pak Jokowi hanya ingin klarifikasi kepada publik," ujarnya.

Diberitakan sebelumnya oleh Kompas.com, istilah "propaganda Rusia" dilontarkan calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo.

Jokowi mengatakan, pasangan calon nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno menggunakan konsultan asing dalam menghadapi Pemilihan Presiden 2019.

Ia tak menyebut konsultan asing apa yang digunakan kubu Prabowo-Sandi.

Namun, ia sempat menyinggung soal propaganda Rusia.

"Seperti yang saya sampaikan, teori propaganda Rusia seperti itu. Semburkan dusta sebanyak-banyaknya, semburkan kebohongan sebanyak-banyaknya, semburkan hoaks sebanyak-banyaknya sehingga rakyat menjadi ragu. Memang teorinya seperti itu," kata Jokowi saat bertemu sedulur kayu dan mebel di Solo, Minggu (3/2/2019).

Jokowi mencontohkan soal hoaks mengenai tujuh kontainer surat suara tercoblos. Juga mengenai hoaks penganiayaan Ratna Sarumpaet, yang saat itu masih bergabung dalam Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandi.

Akibat menggunakan konsultan asing itu, menurut Jokowi, strategi kampanye yang digunakan kubu oposisi berpotensi memecah belah masyarakat.

Prabowo Akhirnya Jawab Tudingan Jokowi soal Konsultan Politik Asing dari Rusia: Mereka Enggak Ngerti

Tanggapan Kedubes Rusia

Dikutip dari akun Twitter resmi Kedutaan Besar Rusia di Indonesia, @RsEmbJakarta, Kebubes Rusia di Indonesia angkat bicara atas polemik 'propaganda Rusia' yang sedang ramai diperbincangkan, Senin (4/2/2019).

Kedutaan Besar Rusia menegaskan bahwa pihaknya tidak ikut campur urusan pemilu di Indonesia.

Mereka menganggap istilah propaganda sama sekali tidak berdasarkan pada realitas.

"Berkaitan dengan beberapa publikasi di media massa tentang seakan-akan penggunaan “propaganda Rusia oleh kekuatan-kekuatan politik tertentu di Indonesia, kami ingin menyampaikan sebagai berikut.

Sebagaimana diketahui istilah “propaganda Rusia” direkayasa pada tahun 2016 di Amerika Serikat dalam rangka kampanye pemilu presiden. Istilah ini sama sekali tidak berdasarkan pada realitas," tulis Kedutaan Besar Rusia.

Lebih lanjut, kedutaan tersebut juga menyinggung prinsip dalam bernegara.

Walaupun kedutaannya berada di Indonesia, pihaknya menyatakan tak akan mencampuri urusan dalam negeri seperti di Indonesia.

"Kami menggarisbawahi bahwa posisi prinsipil Rusia adalah tidak campur tangan pada urusan dalam negeri dan proses-proses elektoral di negara-negara asing, termasuk Indonesia yang merupakan sahabat dekat dan mitra penting kami," tegasnya.

(TribunWow.com/ Roifah Dzatu Azmah/ Lailatul)

Tags:
Pilpres 2019Presiden Joko Widodo (Jokowi)Rusia
Rekomendasi untuk Anda
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved