Pilpres 2019
Kedubes Rusia Beri Bantahan soal 'Propaganda Rusia', Ferdinand: Kasihan Pak Jokowi Menanggung Malu
Ferdinand Hutahaean mengatakan merasa prihatin dengan capres nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi) yang dibantah oleh Rusia.
Penulis: Roifah Dzatu Azma
Editor: Astini Mega Sari
"Pak Jokowi tidak mengatakan khusus seperti itu, jadi sebaiknya saya kira kalau memang tidak merasa tidak melakukan itu saya kira enggak perlu seperti kebakaran jenggot," Ace Hasan.
"Kalau memang tidak, ya katakan saja itu bukan kami, jadi saya kira Pak Jokowi hanya ingin klarifikasi kepada publik," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya oleh Kompas.com, istilah "propaganda Rusia" dilontarkan calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo.
Jokowi mengatakan, pasangan calon nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno menggunakan konsultan asing dalam menghadapi Pemilihan Presiden 2019.
Ia tak menyebut konsultan asing apa yang digunakan kubu Prabowo-Sandi.
Namun, ia sempat menyinggung soal propaganda Rusia.
"Seperti yang saya sampaikan, teori propaganda Rusia seperti itu. Semburkan dusta sebanyak-banyaknya, semburkan kebohongan sebanyak-banyaknya, semburkan hoaks sebanyak-banyaknya sehingga rakyat menjadi ragu. Memang teorinya seperti itu," kata Jokowi saat bertemu sedulur kayu dan mebel di Solo, Minggu (3/2/2019).
Jokowi mencontohkan soal hoaks mengenai tujuh kontainer surat suara tercoblos. Juga mengenai hoaks penganiayaan Ratna Sarumpaet, yang saat itu masih bergabung dalam Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandi.
Akibat menggunakan konsultan asing itu, menurut Jokowi, strategi kampanye yang digunakan kubu oposisi berpotensi memecah belah masyarakat.
• Prabowo Akhirnya Jawab Tudingan Jokowi soal Konsultan Politik Asing dari Rusia: Mereka Enggak Ngerti
Tanggapan Kedubes Rusia
Dikutip dari akun Twitter resmi Kedutaan Besar Rusia di Indonesia, @RsEmbJakarta, Kebubes Rusia di Indonesia angkat bicara atas polemik 'propaganda Rusia' yang sedang ramai diperbincangkan, Senin (4/2/2019).
Kedutaan Besar Rusia menegaskan bahwa pihaknya tidak ikut campur urusan pemilu di Indonesia.
Mereka menganggap istilah propaganda sama sekali tidak berdasarkan pada realitas.
"Berkaitan dengan beberapa publikasi di media massa tentang seakan-akan penggunaan “propaganda Rusia” oleh kekuatan-kekuatan politik tertentu di Indonesia, kami ingin menyampaikan sebagai berikut.
Sebagaimana diketahui istilah “propaganda Rusia” direkayasa pada tahun 2016 di Amerika Serikat dalam rangka kampanye pemilu presiden. Istilah ini sama sekali tidak berdasarkan pada realitas," tulis Kedutaan Besar Rusia.