Terkini Daerah
Bantah Pernyataan Pelaku, Keluarga Pria yang Dibunuh Menggunakan Cangkul: Korban Bukan Homoseksual
Pelaku sebut korban miliki kelainan seksual, Muslimin, adik ipar Haryanto memberikan bantahan sejumlah pernyataan pelaku pembunuhan.
Penulis: Roifah Dzatu Azma
Editor: Astini Mega Sari
TRIBUNWOW.COM - Muslimin, adik ipar Haryanto memberikan bantahan sejumlah pernyataan pelaku pembunuhan, AP kepada polisi.
Dikutip TribunWow.com dari TribunPontianak, sebelumnya, kejadian pembunuhan terjadi di Pontianak Kalimantan Barat, pada Minggu (27/1/2019) malam.
Pelaku mengaku sakit hati lantaran uang yang dijanjikan korban untuk ajakannya tak segera diberikan.
Diketahui, saat itu, menurut pengakuan pelaku, korban mengajaknya melakukan berhubungan badan sesama jenis (menyimpang).
Pelaku juga menyebut bahwa korban menjanjikannya uang Rp 500 ribu.
Setelah 'melayani', pelaku kesal karena tak segera dibayarkan uang yang dijanjikan.
AP pun membunuh Haryanto yang sedang tertidur.
Muslimin membantah pernyataan AP yang menyebut korban memiliki kelainan seksual.
Dengan tegas Muslimin menuturkan bahwa kakak iparnya bukanlah homoseksual.
“Pengakuan dan pernyataan AP tentang penyimpangan seksual kepada korban merupakan kebohongan besar. Korban bukanlah homoseksual,” ujar Muslimin, kepada awak media di sela-sela acara tahlilan di kediamannya, Rabu (30/1/2019) malam.
Muslimin menuturkan, penyimpangan seksual yang dituduhkan AP kepada korban terbantahkan dengan fakta bahwa korban pernah berumah tangga dengan seorang perempuan dan telah memiliki anak.
• Gara-gara Uang Rp 500 Ribu, Remaja Pria Bunuh Majikannya dengan Cangkul setelah Berhubungan Badan
Meski telah bercerai, korban disebut telah merencanakan menikah kembali dalam waktu dekat.
“Bahkan, dalam waktu dekat rencananya akan menikah dengan wanita idamannya yang juga warga Desa Malikian,” ungkap Muslimin.
Muslimin pun mengaku sangat mengenal korban dan mengenalnya sebagai sosok yang ramah di mata masyarakat.
“Beliau tidak pernah memilih-milih teman dan sangat bergaul dengan masyarakat. Karenanya, tidak mungkin korban melakukan perbuatan tidak senonoh itu kepada pelaku,” tegasnya.
Muslimin juga menuturkan pelaku yang masih di bawah umur tersebut dikenal oleh masyarakat sebagai sosok yang arogan.
“AP ini memang dikenal sebagai anak yang berkelakuan buruk. Para tetangga dan masyarakat di lingkungannya paham betul dengan kelakuan AP yang arogan,” tuturnya.
Muslimin menduga pembunuhan yang dilakukan AP sudah lama direncanakan.
Menurutnya hal itu terlihat dari AP yang sengaja menginap di rumah korban sejak beberapa hari terakhir sebelum pembunuhan itu terjadi.
Pihak keluarga pun mendapatkan bukti-bukti percakapan korban dengan rekannya yang membahas tentang kelakuan buruk AP.
• Rocky Gerung Umpamakan Pemerintah adalah Tubuh Manusia, Ada Sel Rusak yang Harusnya Bunuh Diri
Muslimin menduga AP menghabisi nyawa korban lantaran sakit hati tidak mendapatkan uang yang akan dipergunakan untuk membeli narkoba.
Sebab, Muslimin mengetahui jika AP kerap mengkonsumsi barang haram tersebut.
“Mungkin pada saat itu AP mendesak agar korban memberikan uang untuk membeli narkoba. Lantaran korban menolak, maka AP naik pitam dan membunuh korban pada saat tertidur di dalam kamarnya. Jadi tak masuk akal jika kejadian ini bermuara dari hubungan sesama jenis,” pungkas Muslimin.
Kronologi berdasarkan Pengakuan Pelaku
Diberitakan sebelumnya, Diungkapkan Komisioner KPPAD Kalbar, Alik R Rosyad, kepada polisi, pelaku mengaku awalnya diminta tolong korban untuk membantu membuat keripik pisang.
Korban mengaku saat itu pesanan banyak karena menjelang perayaan Imlek.
kepada pelaku, korban menjanjikan upah Rp 15 ribu per kilo.
"Mereka kenal memang sudah sejak lama, lalu beberapa hari ini tersangka ditawari korban via Facebook untuk membantu membuat kripik, karena pesanan menjelang Imlek cukup banyak. Tersangka sempat bekerja empat hari di sana, dengan upah Rp 15 ribu per kilo," kata Alik.

• Seorang Pengasuh Bunuh Bayi 3 Bulan di Depok gara-gara sang Bayi Menangis saat Demam
AP mengaku pada Minggu (27/1/2019) malam, ada ajakan dari korban untuk melakukan hubungan seks menyimpang.
AP menuturkan ia diimingi uang sebesar Rp 500 ribu.
AP pun menyanggupi dan menerima ajakan korban.
Setelah melampiaskan hasratnya, korban langsung tidur dan tidak memberikan uang yang dijanjikan kepada pelaku.
"Selesai korban langsung mandi dan tidur, padahal, tersangka besoknya mau pulang ke Pontianak. Malam itu kata dia, ditunggunyalah si korban, mau bangunkan takut. Mau ditinggalkan, duitnya belum dikasih," kata Alik.
Pelaku yang bingung lantaran ditinggal tidur oleh korban merasa bimbang.
AP mengakui sekitar 1 jam sempat memiliki niatan menghabisi nyawa korban.
Namun karena masih ragu, ia sempat wara-wiri berkali-kali keluar masuk rumah.
"Sekitar jam 1 itu muncullah niatan menghabisi korban. Tapi tersangka saat itu juga bimbang, dia berkali-kali keluar-masuk rumah, jadi bimbang dia," ulas AP kepada Alik.
• Setelah Bunuh Adik karena Masalah Tanah Warisan, Pria di Grobogan Minta Tetangga Diantar ke Polisi
Setelah itu, sekitar pukul 01.00 WIB pagi lebih, ia nekat menghabisi nyawa korban.
"Dan sekitar pukul 1 lewat itu dia nekat menghabisi korban," kata Alik.
AP mengambil cangkul yang kebetulan berada di lokasi.
Kemudian ia masuk kamar korban dan menghamtamkan bagian belakang mata cangkul cangkul ke bagian wajah korban hingga korban meninggal dunia, dikutip dari TribunTimur.com.
Kasubdit 3 Ditreskrimum AKBP Fauzan Sukmawansah mengatakan berdasarkan pengakuan tersangka, korban dihantam dengan menggunakan cangkul sebanyak 5 kali di bagian wajah.
Sehingga mengakibatkan dahi atau tempurung korban retak dan meninggal dunia.
"Korban dihabisi ketika tidur, dengan menggunakan cangkul, bonggolnya "bagian pangkal cangkul" sampai 5 kali," kata AKBP Fauzan Sukmawansah.
• 5 Fakta Pembunuhan dan Pembakaran Mayat di Sumsel, Pelaku Mengaku Digentayangi Arwah Korban
Setelah menghabisi korban, tersangka lantas mengambil sejumlah barang milik korban dan kabur diri ke Pontianak.
Barang yang diambil pelaku yakni motor, handphone, dan sejumlah uang tunai.
Pelaku kemudian ditangkap setelah melakukan pemeriksaan kepada sejumlah saksi.
Pelaku pembunuhan berhasil dikenali, karena tetangga sekitar melihat pelaku dalam beberapa hari terakhir sudah berada di rumah korban.
AKBP Fauzan Sukmawansah juga menuturkan pelaku identitasnya diketahui dari adanya barang bukti.
Fauzan juga menuturkan pelaku identitasnya diketahui dari adanya barang bukti.
"Kita temukan sepeda motor yang sudah di lepas plat nomornya, lalu kunci yang masih ada bercak darah, handphone masih ada bekas darah,"ungkap AKBP Fauzan Sukmawansah.
Komisioner KPPAD Kalbar, Alik R Rosyad yang turut mendampingi tersangka, mengungkapkan pihaknya akan melakukan pendampingan perkara ini hingga tuntas.
(TribunWow.com)