Breaking News:

Pilpres 2019

Sebut Debat Perdana Pilpres Rasa Bimbel, Effendi Ghazali: KPU, Kami Tetap Mencintaimu

Effendi Ghazali berikan pendapatnya mengenai debat pertama Pemilihan Presiden 2019.

Penulis: Atri Wahyu Mukti
Editor: Claudia Noventa
Capture/YouTube/Indonesia Lawyers Club
Pengamat komunikasi politik, Effendi Ghazali saat menjadi narasumber dalam acara Indonesia Lawyers Club (ILC) tvOne bertajuk "Babak Pertama Debat Capres 2019: Siapa yang Menang?", Selasa (22/1/2019). 

TRIBUNWOW.COM - Pengamat komunikasi politik, Effendi Ghazali, menilai ajang debat perdana Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 seperti bimbingan belajar (bimbel).

Hal itu ia sampaikan saat menjadi narasumber dalam acara Indonesia Lawyers Club (ILC) tvOne bertajuk "Babak Pertama Debat Capres 2019: Siapa yang Menang?", Selasa (22/1/2019).

Awalnya Effendi diberikan kesempatan untuk menyampaikan terkait debat pertama calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres).

Menurut Effendi, Komisi Pemilihan Umum (KPU) memberikan kisi-kisi kepada paslon supaya dapat mengkaji contoh konkrit dan kasus yang mendasar.

Ekspresi Budiman Sudjatmiko saat Dengar Pernyataan Fadli Zon di ILC soal Pemenang Debat Pilpres 2019

Effendi menuturkan hal itu memang yang diharapkan oleh KPU.

Namun Effendi menyoroti sikap KPU itu dengan mempertanyakan apakah panelis saat memberikan kisi-kisi juga memiliki kemampuan filosofis dalam mengkaji hal tersebut.

"Panelis mengharapkan bahwa kedua pasangan calon, itu mengkaji dengan contoh-contoh konkrit dengan kasus-kasus yang fundamenal gitu ya," ujar Effendi.

"Kan itu memang yang diharapkan para panelis yang tidak muncul pada waktu itu."

"Saya ingin mengatakan kalau diberikan kisi-kisi memang agak sulit untuk sampai ke hal itu, terutama karena tergantung yang memberi kisi-kisinya punya enggak kemampuan filosofis dan kemampuan untuk menjabarkan secara paradigmatik tersebut misalnya, tambahnya.

Terkait hal itu, Effendi tetap memberikan semangat dan menyatakan masih mencintai KPU apapun yang terjadi pada debat pertama.

"Tetap semangat ya untuk KPU ini," ucap Effendi

"KPU we still love you (kami masih menyayangimu)," imbuhnya dengan sedikit tertawa.

"Jadi apapun yang terjadi di debat pertama kami tetap mencintaimu lah ya," sambung Effendi.

Di ILC, Karni Ilyas Bertanya hingga 4 Kali pada Fadli Zon terkait Pemberian Kisi-kisi Debat Oleh KPU

Lebih lanjut, pengamat politik sekaligus dosen itu menyatakan bahwa pada ajang debat pertama seperti debat rasa bimbingan belajar (bimbel).

Hal itu ia sampaikan lantaran pemberian kisi-kisi dari KPU sebelum debat seperti halnya di sebuah lembaga bimbel.

"Memang di debat pertama itu saya sampai mengatakan kalau boleh mohon maaf juga saya mengatakan itu hashtag-nya adalah debat rasa bimbel gitu ya," ungkap Effendi.

"Itu yang saya sampaikan."

"Dan saya masih ingat dulu ada Primagama, Siky Mulyono, dan lain-lain lah di era-era banyak bimbel dulu itu."

"Nah yang bermasalahkan niatnya tidak mau mempermalukan pasangan calon."

"Supaya juga ini yang saya eksplorasi dan baca supaya juga dijamin tidak bocor toh sudah dikasih gitu ya jadi tidak ada pembocoran," paparnya

Fahri Hamzah Sebut Hashim dan Jokowi Bisa Dipidana karena Klaim Dana Pilgub: Tanya Hotman Paris Deh

Menurut pantauan Effendi, pada pilpres 2019 ini merupakan ajang debat pertama kali yang diberi kisi-kisi untuk debat.

"Nah dalam konteks yang terjadi kemudian rupanya pendekatan baru dengan memberi kisi-kisi yang pertama kali di dunia itu sejauh pengamatan saya," ujarnya.

Ia juga menuturkan mungkin dengan adanya pemberian kisi-kisi sebelum debat itu juga bisa menjadi pelopor bagi Indonesia untuk dipertimbangkan oleh dunia.

Effendi menilai, pemberian kisi-kisi membuat pendapat paslon menjadi tak berkembang dan hanya fokus pada materi diberikan oleh panelis.

"Jadi ketika itu diberikan ternyata masuk ke paradigma yang lain. Jadi ini paradigma baru juga yaitu paradigma tanpa sadar itu pasangan calon itu menjadi menutup dirinya dari pertanyaan yang begitu luas dan hanya konsentrasi pada kisi-kisi yang telah diberikan," papar Effendi.

"Bahkan kalau kisi-kisi itu sudah ada jawabannya yang dipersiapkan bersama-sama dan tidak ada salahnya untuk mempersiapkan jawaban itu, maka paradigma yang muncul mohon maaf menjadi paradigma 'menyontek' atau paradigma membaca apa yang sudah tertulis."

"Kan paling aman membaca apa yang sudah tertulis di bawah tekanan waktu gitu ya," jelasnya.

Faldo Maldini Sebut Jokowi Presiden saat Bahas Debat Pilpres, Ali Ngabalin Protes

Berikut video selengkapnya:

Diberitakan Kompas.com, Komisi Pemilihan Umum (KPU) memutuskan untuk tidak lagi memberikan pertanyaan atau kisi-kisi ke capres-cawapres saat debat Pilpres 2019.

Disampaikan Komisioner KPU, Wahyu Setiawan, keputusan ini diambil KPU setelah menerima banyak kritik dan saran pasca terselenggaranya debat perdana Pilpres, Kamis (17/1/2019).

"KPU RI berupaya mengartikulasikan harapan publik, sehingga untuk debat berikutnya abstraksi soal yang dibuat panelis tidak diberitahukan kepada kandidat," kata Wahyu, Sabtu (19/1/2019).

Menurut Wahyu, KPU menyadari harapan publik terhadap debat perdana pilpres masih belum terpenuhi.

"Debat capres-cawapres pertama dengan tema hukum, HAM, korupsi, dan terorisme tampaknya belum sepenuhnya memenuhi harapan publik," ujar Wahyu.

"Salah satu yang dievaluasi adalah terkait isu pemberitahuan abstraksi kisi-kisi soal kepada kandidat," sambungnya.

Ekspresi Budiman Sudjatmiko saat Dengar Pernyataan Fadli Zon di ILC soal Pemenang Debat Pilpres 2019

Diketahui, debat perdana Pilpres 2019 dilaksanakan di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (17/1/2019) malam.

Debat pertama itu diikuti oleh pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 01, Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin dan pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Debat perdana membahas tema hukum, HAM, Korupsi, dan Terorisme.

Debat perdana pilpres 2019 dipandu oleh dua moderator, yaitu mantan jurnalis Ira Koesno dan jurnalis senior Imam Priyono.

Setelah debat perdana, para paslon akan kembali berdebat pada 17 Februari 2019.

Debat kedua Pilpres 2019 akan membahas tema energi, pangan, infrastruktur, sumber daya alam, lingkungan hidup.

Yang menjadi peserta debat kedua adalah calon presiden dari masing-masing kubu.

Di ILC, Fadli Zon Tanggapi Debat Pilpres, Budiman Sudjatmiko Pilih Berdiskusi dengan Ali Ngabalin

Berikut rincian debat capres dan cawapres yang sudah disepakati:

 
Debat I

Waktu: 17 Januari 2019

Lokasi: Hotel Bidakara, Pancoran, Jakarta Selatan

Tema: Hukum, HAM, Korupsi, dan Terorisme

Peserta: Pasangan calon presiden dan calon wakil presiden.

Lembaga penyiaran: Kompas TV, TVRI, RRI, dan RTV.

Debat II

Waktu: 17 Februari 2019

Lokasi: Hotel Fairmont, Senayan

Tema: Energi, pangan, infrastruktur, sumber daya alam, lingkungan hidup

Peserta: Calon presiden

Lembaga penyiaran: RCTI, GTV, MNC TV dan INews TV.

Ferdinand Tanggapi Kabar BPN Nilai Najwa Shihab Kurang Independen Jadi Moderator Debat Pilpres

Debat III

Waktu: 17 Maret 2019

Lokasi: Hotel Sultan, Senayan

Tema: Pendidikan kesehatan, ketenagakerjaan, sosial dan budaya

Peserta: Calon wakil presiden

Lembaga penyiaran: Trans TV, Trans 7 dan CNN Indonesia.

Debat IV

Waktu: 30 Maret 2019

Lokasi: Balai Sudirman, Tebet

Tema: Ideologi, pemerintahan keamanan serta hubungan internasional

Peserta: Calon presiden

Lembaga penyiaran: Metro TV, SCTV dan Indosiar

Ferdinand Tanggapi Kabar BPN Nilai Najwa Shihab Kurang Independen Jadi Moderator Debat Pilpres

Debat V

Waktu: Belum ditentukan

Lokasi: Hotel Bidakara, Pancoran

Tema: Ekonomi dan kesejahteraan sosial, keuangan, investasi, serta industri.

Peserta: Pasangan calon presiden dan calon wakil presiden

Lembaga penyiaran: tvOne, ANTV, Berita Satu TV dan NET TV.

(TribunWow.com/Atri/Ananda Putri)

Tags:
Effendi GhazaliPilpres 2019Komisi Pemilihan Umum (KPU)Indonesia Lawyers Club (ILC)
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved