Terkini Nasional
Adian Napitupulu: Mau Ada Satu, Dua, Tiga Obor Rakyat, Tidak Akan Mempengaruhi Apa-apa
Politisi PDIP Adian Napitupulu mengaku pihaknya tidak akan gentar dengan terbit kembalinya tabloid Obor Rakyat.
Penulis: Vintoko
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Adian Napitupulu mengaku pihaknya tidak akan gentar dengan kembalinya tabloid Obor Rakyat.
Hal itu disampaikan Adian Napitupulu saat menjadi narasumber dalam acara Mata Najwa dengan tema 'PKI dan Hantu Politik' yang diunggah di saluran YouTube Najwa Shihab, Rabu (16/1/2019) malam.
Awalnya, pembawa acara Najwa Shihab menanyakan tanggapan PDIP soal rencana terbitnya kembali tabloid Obor Rakyat.
• Menkumham Ancam Cabut Status Cuti Bersyarat Pemred Obor Rakyat jika Terbukti Langgar Aturan
Menanggapi hal itu, Adian Napitupulu mengatakan pihaknya menganggap biasa dengan terbitnya tabloid Obor Rakyat.
"Kita tidak menganggap apa-apa karena bukan apa-apa," ujar Adian Napitupulu.
"Tidak penting Obor Rakyat?" tanya Najwa Shihab lagi.
"Enggak penting. Saya sangat percaya bahwa rakyat kita memiliki nalar yang cukup untuk mampu membedakan mana yang benar mana yang tidak benar, orang bisa katakan seribu kebohongan diucapkan akan menjadi kebenaran, mungkin iya," jawab Adian Napitupulu.
"Tapi saya percaya bahwa benteng rakyat kita nalarnya menjadi bentengnya. Itulah yang membuat Jokowi terpilih 2014, dan nalarnya yang sama juga akan membuat dia terpilih 2019. Mau ada 1 obor rakyat, 2 obor rakyat, 3 obor rakyat, tidak akan mempengaruhi apa-apa," imbuh dia.
Adian Napitupulu menegaskan keberadaan tabloid Obor Rakyat tidak akan mampu mengalahkan calon presiden nomor urut 01 Jokowi di Pilpres 2019.
"Kita tidak pernah takut pada hal-hal seperti ini, apa yang mau ditakuti? Jokowi sudah diserang dengan berbagai macam isu, tapi kita harus percaya bahwa hanya di zaman Jokowi kita uji coba Pilkada Serentak dan tidak terjadi apa-apa," jelas Adian Napitupulu.
• Tanggapan Erick Thohir soal Rencana Terbitnya Kembali Obor Rakyat: Hoaks Itu, Stoplah
Menurutnya, segala serangan yang ditujukan kepada Jokowi tidak akan mempan.
Adian Napitupulu mengaku tidak menghalangi apabila tabloid Obor Rakyat ingin terbit lagi.
"Kalau menurut saya itu hak dia, dia mau terbitkan Obor Rakyat, kalau ada salah dalam isinya berperkara dengan hukum, kan seperti itu saja," ujar Adian Napitupulu.
"Tapi apakah kita kemudian menjadi gentar dengan adanya Obor Rakyat? Sama sekali tidak, kita tidak akan menjadi gentar," tambah dia.
Simak video selengkapnya:
Sebelumnya, Pemimpin Redaksi Tabloid Obor Rakyat, Setiyardi Budiono membenarkan tabloidnya akan kembali terbit.
Dikutip TribunWow.com dari YouTube Kompas TV dalam acara Kompas Petang, Kamis (10/1/2019), Setiyardi mengaku akan menerbitkan kembali tabloid tersebut lantaran dirinya merasa darah wartawan sudah mengalir dalam dirinya.
"Pertama kalau anda iris kulit saya, keluar darah, darahnya akan tertulis saya itu wartawan memang. Jadi sejak dulu memang saya itu bersama Darmawan, rekan saya di Obor Rakyat, memang kami berdua background-nya wartawan," kata Setyardi.
Ia juga sedikit mengisahkan awal pertemuannya dengan rekan yang membantunya membangun Obor Rakyat, Darmawan Sepriosa.
"Saya kenal Darmawan tahun '98 ketika saya dan Darmawan sama-sama masuk di kantor majalah yang sama, bertahun-tahun profesi kami wartawan," ucapnya.
Setiyardi juga mengatakan bahwa setelah menjalani masa tahanan, maka ia akan kembali menjadi wartawan dengan menerbitkan kembali tabloid Obor Rakyat.
"Jadi kalau sekarang ditanyakan kenapa kami ingin menerbitkan Obor Rakyat, ya setelah selesai dari Pondok Pesantren Cipinang, terus mendapat gelar LC, lulusan Cipinang, ya kami kembali ke khitoh kami sebagai wartawan, dan itu tidak melanggar hukum," ucap Setiyardi.
Namun Setiyardi menolak anggapan publik bahwa ia menerbitkan kembali tabloid Obor Rakyat karena bertepatan dengan ajang kontestasi Pilpres 2019.
"Saya baru keluar Kamis lalu, tanggal 3 Januari, kalau sebelumnya saya enggak bisa menerbitkan Obor Rakyat karena masih di dalam penjara."
"Saya keluar 3 Januari lalu, masih berstatus cuti bersyarat, karena itu baru bisa sekarang," terangnya.
Berdasarkan keterangan Setiyardi, rencana terbit kembalinya Obor Rakyat ini hanya kebetulan saja berada pada saat menuju Pilpres 2019.
Setiyardi mengaku jika ia keluar dari penjara lebih cepat, maka ia akan menerbitkan tabloid tersebut lebih cepat pula.
"Kebetulan memang bersamaan dengan menjelang Pilpres, kalau saya keluarnya dua tahun yang lalu ya dua tahun yang lalu saya terbitkan lagi," ujarnya.
• Terkait Kabar Kembalinya Tabloid Obor Rakyat, Mahfud MD: Harus Diawasi sejak Sekarang
Ditanyai mengenai konten yang akan kembali ditayangkan, Setyardi mengaku hal tersebut masih menjadi rahasia.
Namun dirinya mengaku bahwa konten tabloid Obor Rakyat nantinya akan menarik.
"Tentu saja masih rahasia, tentu saja rapat redaksi sebelum tampil di media itu kan tidak boleh dipublikasikan, tapi yakinlah bahwa kami akan menulis sesuatu yang menarik, yang tidak ditulis atau tidak berani ditulis oleh media mainstream, Insya Allah kami akan tampilkan," terang Setyardi.
Lebih lanjut, ia juga mengungkap bahwa kasus dirinya yang harus masuk bui karena artikelnya di tabloid Obor Rakyat tersebut merupakan hal yang wajar bagi para wartawan.
"Wartawan di somasi bahkan di penjarakan, coba anda pelajari sejarah media dunia lah, itu biasa. Bahkan di negara-negara yang totaliter, itu tidak dipenjarakan. Bahkan wartawan tuh dibunuh, itu hal yang biasa."
"Perjalanan republik ini juga begitu, media massa kita bahkan bukan hanya dilarang, dibredel pun pernah. Jadi itu hal yang biasa saja kalau media massa itu kemudian dipenjarakan, itu hal yang normal sebetulnya," ucapnya.
Dirinya juga mengatakan bahwa pemenjaraan yang terjadi sebelumnya bukan berarti seluruh artikel yang diterbitkan oleh tabloid Obor Rakyat keliru.
"Saya kalau kita liat faktanya, fakta hukum, saya dipenjarakan atau divonis bersalah satu tahun itu karena satu tulisan. Dari sekian banyak tulisan di obor rakyat, hanya satu tulisan kecil."
"Artinya apa, tulisan yang lain tidak bermasalah, sama seperti mungkin Kompas pernah mendapat komplain, atau almamater saya di majalah sebelumnya juga pernah digugat orang di pengadilan. Satu tulisan bisa menyebabkan satu institusi pers digugat orang."
"Bukan berarti seluruh tulisannya keliru, tapi sebagai pemimpin redaksi saya secara gentle menjalani semua proses hukum dengan baik, saya bersama rekan saya Darmawan dan alhamdulillah sekarang sudah menghirup udara bebas," ungkapnya.
(TribunWow.com)