Tsunami di Banten dan Lampung
Curhat Ifan Seventeen soal Tsunami Banten, Sempat Tenangkan Temannya yang Panik Lihat Anak Krakatau
Akhir tahun 2018 lalu kabar duka datang dari grup Band Seventeen yang kehilangan sejumlah anggotanya lantaran menjadi korban atas musibah Tsunami.
Penulis: Laila Zakiyya Khairunnisa
Editor: Bobby Wiratama
TRIBUNWOW.COM - Akhir tahun 2018 lalu kabar duka datang dari grup Band Seventeen yang kehilangan sejumlah anggotanya lantaran menjadi korban atas musibah Tsunami Selat Sunda yang menghantam kawasan Banten dan Lampung.
Kala itu, Band Seventeen sedang mengisi acara employee gathering PT. PLN yang berlokasi di Tanjung Lesung Beach Hotel.
Sebagai satu-satunya anggota yang selamat, Ifan yang masih terguncang belum mau menceritakan kronologi terjadinya tsunami yang menewaskan teman-teman serta keluarganya tersebut.
Namun untuk pertama kalinya ia mengungkap kronologi terjadinya musibah tersebut kepada seorang sahabatnya, Gilang Dirga yang kemudian diunggah melalui akun YouTube Mahakarya Channel, Rabu (16/1/2019).
• Dapat Foto Seventeen saat Manggung sebelum Tsunami, Ifan: Saudara Sepanggung, Sehidup Semati
Melalui sesi wawancara tersebut, Ifan mengungkap bahwa sebelumnya Seventeen sempat manggung di daerah Tangerang sebelum kemudian berangkat ke Tanjung Lesung.
Kala itu para anggota Seventeen membawa hampir seluruh anggota keluarganya, kecuali Bani dan Herman.
Bahkan Ifan membawa serta adik kembar dan istrinya, serta adik bungsunya serta istri dan anak-anaknya.
Mereka memutuskan membawa serta keluarga lantaran menurut mereka undangan manggung tersebut merupakan saat yang tepat untuk merayakan liburan akhir tahun.
Kebetulan undangan manggung tersebut berada di sebuah villa di pinggir pantai.
Sore sebelum tsunami melanda, mereka berkumpul di area pantai setelah makan siang bersama.
Andi sempat merekam semua momen tersebut dengan kamera go-pro pemberian Ifan.
• Ifan Seventeen Kembali Bernyanyi Pasca Jadi Korban Tsunami Banten dan Kehilangan sang Istri
Berdasarkan keterangan Ifan, sesungguhnya momen tersebut merupakan momen yang sangat menyenangkan.
Setelah berkumpul di area pantai, mereka kemudian kembali ke villa untuk melakukan persiapan.
Kira-kira setelah waktu isya, mereka semua turun ke restoran villa yang juga merupakan tempat transit sebelum manggung.
Posisi panggung yang akan mereka gunakan tampil sangat dekat dengan lokasi restoran.
Ifan mengaku saat itu udaranya terasa sangat panas, padahal biasanya jika di area pantai akan terasa berangin.
Ia merasa seperti berada dalam suatu ruangan yang pengap.
namun ia dan yang lainnya kala itu tidak berpikiran macam-macam.
"Aduh sumuk tenan (gerah banget)," kata Ifan.
• Jenguk Ifan Seventeen Bersama Rizal Armada, Pasha Ungu: Ifan Mulai Mencoba untuk Bisa Tersenyum
Saking panasnya, Ifan yang awalnya mengenakan kaus cukup tebal kemudian memilih untuk berganti baju.
Ia meminta sang adik untuk diambilkan baju lainnya yang tidak terasa panas.
Sempat makan malam bersama sebelum manggung, Ifan mengenang Herman yang sangat menyukai olahan ikan.
Kala itu, Herman memesan ikan favoritnya dan makan dengan lahap, bahkan hingga minta tambah.
"Woy man ketemu ikan seneng banget," ujar Ifan saat itu.
Sampai waktunya naik panggung, Band tersebut kemudian berkumpul di backstage untuk melakukan ritualnya, yaitu berdoa.
Kemudian Ifan mengisahkan bahwa selama di backstage, Andi sempat menunjuk Gunung Anak Krakatau yang tampak jelas dari lokasi mereka berada.
Saat itu gunung tersebut tampak sedang menyala (beraktivitas).
• Ifan Seventeen Mondok di Gontor secara Privat setelah Dylan Sahara Meninggal karena Tsunami Banten
Mengetahui gunung tersebut sedang aktif, anggota band pun sempat merasa ketakutan.
"Waduh piye iki lek mledus iki (waduh gimana ini kalo meletus)," ucap teman-teman Ifan dikisahkan oleh Ifan.
Menyadari teman-temannya merasa takut, Ifan menjadi satu-satunya yang menguatkan bahwa tidak akan terjadi hal buruk saat itu.
"Ora ora, ngopo to ora ora (enggak enggak, kenapa sih, enggak)," ujar Ifan.
Ifan mengaku sempat menenangkan teman-teman satu band-nya dengan mengatakan bahwa mereka akan baik-baik saja lantaran keberadaan mereka karena hendak mencari nafkah.
Ia dan teman-teman pun tidak merasakan hal aneh apapun hingga kemudian tsunami menerjang.
(TribunWow.com)