Breaking News:

Pemilu 2019

Tanggapan Mahfud MD soal Viralnya Pembongkaran Makam Diduga karena Beda Pilihan Politik

Mantan Ketua MK Mahfud MD angkat bicara menanggapi viralnya kasus pembongkaran makan di Gorontalo, yang diduga karena beda pilihan politik.

Penulis: Laila N
Editor: Bobby Wiratama
Youtube Official iNews
Dua makam terpaksa dipindah lantaran perbedaan pandangan politik yang terjadi dalam keluarga. 

TRIBUNWOW.COM - Mantan Ketua MK Mahfud MD angkat bicara menanggapi viralnya kasus pembongkaran makan di Bone Bolango, Gorontalo, yang diduga gara-gara beda pilihan politik.

Dilansir oleh TribunWow.com, hal tersebut ia sampaikan melalui akun Twitter @mohmahfudmd, Selasa (15/1/2019).

Menurut Mahfud MD, fenomena itu menusuk rasa kemanusiaan.

Meski demikian, secara hukum, belum ada ancaman pidananya.

Mahfud MD: Memilih dalam Politik itu Penting, Tapi Menjaga Keadaban Berpolitik Jauh Lebih Penting

"Siapapun yg menyuruh memindah mayat dari kuburan hny krn beda pilihan politik, menusuk rasa kemanusiaan.

Dl (2014) ada yg menutup pasar dan sekolah krn, katanya, tanah yg dpakai utk fasilitas umum itu miliknya.

Blm ada ancaman pidananya tp perlu dipikirkan utk dihukumpidanakan," tulis Mahfud MD, saat menanggapi cuitan Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid.

Geram Lagunya Dibuat Kampanye Dukung Prabowo, Rapper Kill the DJ: Yang Tidak Terima Bukan Cuma Saya

Postingan Mahfud MD
Postingan Mahfud MD (capture/Twitter)

Postingan Mahfud MD itu kemudian mendapat komentar dari warganet.

Seperti akun @Asroel_Boz yang menanyakan lebih lanjut soal kasus tersebut dari sisi hukum.

"Maaf prof bagaimana bisa dipidana sdg dlm HAK atas tanah tsb memang miliknya??? Adakah negara tidak melakukan blunder bila dipaksakan," tulisnya.

"Makanya saya bilang belum ada ancaman pidananya shg perlu dipikirkan utk dihukumpidanakan (dijadikan hukum pidana).

Sebab berdasar asas legalitas seseorang tdk bisa dipidanakan jika melakukan sesuatu yg tidak (blm) ada larangan dan ancaman pidananya di dlm UU," jawab Mahfud MD.

Tanggapi Omongan Arsul Sani di Mata Najwa, Demokrat Lontarkan Ancaman jika Arsul Tak Minta Maaf

Lebih lanjut, Mahfud MD menyebut bahwa menyuruh membongkar makam dan memindahkannya tidka melanggar HAM.

"Menyuruh memindah mayat dari kuburan itu tdk melanggar HAM, sebab mayat bkn manusia.

Terkadang, memindah mayat itu baik sbg penghormatan, spt dulu jasad Bung Karno dipindahkan ke Blitar.

Tp (kalau benar) menyuruh pindahkan mayat krn permusuhan politik ya menusuk rasa kemanusiaan," ujarnya.

Mahfud MD juga sempat menanggapi beredarnya surat pernyataan klarifikasi soal kasus tersebut.

Yang mana dalam surat disebutkan bahwa pembongkaran makam tidak ada hubungannya dengan beda pilihan politik.

"Ya, bagus. Saya juga tak menyebut parpol tertenu tapi menyebut "siapapun"; saya jg menyebut "kalau benar" itu terjadi. Itu bisikan moral saja tentang tertusuknya rasa kemanusiaan. Trims infonya, Ali," kata Mahfud MD menanggapi surat yang dibagikan netter.

Soal Foto Gatot Nurmantyo di Baliho Prabowo-Sandi, Hidayat Nur Wahid: Saya Minta BPN Usut Tuntas

Diberitakan sebelumnya, 2 makam yang berada di sebuah pemakaman keluarga di Desa Toto Selatan, Kecamatan Kabila, Bone Bolango, Gorontalo terpaksa dibongkar setelah 26 tahun bertempat di lokasi tersebut.

Dikutip TribunWow.com dari YouTube Official iNews dalam acara iNews Siang, Minggu (13/1/2019), dua makam milik kakek serta cucunya tersebut terpaksa dipindahkan lantaran terjadi perbedaan pandangan politik antara keluarga dan pemilik tanah makam.

Kedua makam tersebut diketahui milik almarhum Masri Dunggio, yang telah 26 tahun dimakamkan di lokasi tersebut dan almarhumah Siti Aisyah Hamsah, cucu Masri Dunggio yang telah dimakamkan selama satu tahun.

Diketahui pemilik tanah makam tersebut masih berhubungan saudara sepupu dari anggota keluarga, bernama Awano

Awalnya, Awano yang juga merupakan adik ipar dari calon legislatif (caleg) meminta pihak keluarga untuk memilih Iriana Monoarfa atau yang kerap mereka sapa dengan Nani, di Pemilu 2019 nanti.

Namun pihak keluarga menolak dan hendak memilih caleg yang lain.

Mengetahui keputusan tersebut, Awano pun marah dan meminta kedua makam tersebut dipindahkan.

Tak hanya diminta memindahkan makam, Awano pun menutup akses jalan ke rumah keluarga.

"Kenapa begitu persoalannya, karena sempat terlontar dari mulutnya sodara Awano itu, kalau kamu tidak pilih Nani, pindahkan kuburan itu, dan itu berulang-ulang," ungkap Sudin, keluarga almarhum.

"Sampai puncaknya kakak saya malah dimaki-maki dan jalan akses ke kakak saya itu, dia tidak tutup sekalian sih, masih ada jalan tapi bentor saja sudah nggak bisa. Yang tadinya dari samping rumahnya itu bisa sampai ke situ," imbuh Sudin.

Proses pemindahan makam tersebut pun diiringi isak tangis oleh pihak keluarga.

Pemerintah daerah setempat pun sempat mencoba untuk melakukan mediasi, lantaran kedua belah pihak masih merupakan keluarga, tetapi mediasi berakhir gagal.

Kedua jenazah tersebut usai dikafani lalu dipindahkan ke makam lain yang berjarak 1 kilometer dari lokasi makam yang lama.

Meski diperlakukan seperti itu dan merasa terdzolimi, pihak keluarga kedua jenazah pun mengaku tabah dan tidak menaruh dendam.

Komentar Iwan Fals soal Sandiaga Uno yang Telah Kampanye di 1.000 Titik

Klarifikasi Minta Maaf

Setelah kabar tersebut viral, pihak keluarga memberikan klarifikasi dengan menyampaikan permohonan maaf ke Partai Nasdem.

Dilansir TribunWow.com, permohonan maaf itu tersebar melalui sosial media, satu di antaranya diunggah oleh akun @ndorobeii pada Minggu (13/1/2019).

Dalam postingan akun tersebut, diunggah video yang menyatakan permohonan maaf pihak keluarga kepada pihak Partai Nasdem.

"Saya atas nama keluarga yang kuburnya di bongkar kemaren itu, memberikan pernyataan kembali dan permohonan maaf yang setinggi-tingginya kepada keluarga Partai Nasdem, yang telah saya sebut nama Nasdemnya dalam pernyataan saya di pembongkaran kuburan kemaren itu," ujar Abdul Salam, salah seorang pihak keluarga yang menyatakan permintaan maaf.

Ia juga menyebut bahwa ia tidak ada niatan untuk menyudutkan pihak manapun, apalagi Partai Nasdem.

Pernyataan saat pembongkaran makam saat itu terpaksa mencatut nama Partai Nasdem lantaran permintaan pemilik lahan, Awano, yang meminta pihak keluarga untuk mencoblos seorang caleg yang berasal dari Partai tersebut.

"Saya tidak ada tekanan dari manapun, dengan kesadaran saya sendiri, saya juga tidak pernah merasa menyudutkan seseorang apalagi Nasdem sebesar itu, saya hanya terucap karena adanya pernyataan-pernyataan yang membuat kuburan ini dibongkar dari saudara Awano itu."

"Jadi sata mohon maaf yang setinggi-tingginya sekali lagi kepada bapak-bapak sebagai pimpinannya Nasdem di daerah, di pusat, di manapun, saya mohon maaf karena ada kesalahan saya menyebut Partai Nasdem di ujung pernyataan saya pada sesi wawancara saya kemarin di pekuburan itu."

"Sekian, terima kasih atas pengertian dan permohonan maaf ini saya ucapkan tidak ada tekanan dari manapun," ungkap Abdul Salam.

Dalam unggahan tersebut tampak pula Abdul Salam yang tengah membawa surat pernyataan permintaan maaf.

Surat pernyataan tersebut ditulis tangan dengan tertanggal 13 Januari 2019 dan dibubuhi tanda tangan Abdul Salam di atas materai 6.000.

Permohonan maaf keluarga pada Partai Nasdem
Permohonan maaf keluarga pada Partai Nasdem (capture/instagram/@ndorobeii)

Terdapat pula tanda tangan sejumlah saksi dalam pernyataan tersebut.

Dalam surat pernyataan tersebut, Abdul Salam juga mengungkap bahwa kasus pembongkaran makam terjadi lantaran masalah internal pada keluarga.

Kata sang Caleg

Dikutip TribunWow.com dari tayangan Fokus Pagi Indosiar, Senin (14/1/2019), pihak caleg yang namanya disebut-sebut akhirnya memberikan tanggapan.

Menurutnya, pemindahan itu dikarenakan pembuatan pagar rumah yang menyebabkan sebagian jalan masuk ke rumah warga lain tertutup.

Awan Hasan selaku pemilik lahan kuburan menegaskan pemindahan bukan karena beda pilihan politik.

"Ini berawal dari pembuatan pagar rumah," kata Awan Hasan, Minggu (13/1/2019).

Sementara itu, Sardjo, pemilik 2 makam yang dipindakan bersikukuh bahwa motif pemindahan ini lantaran beda pilihan politik.

"Kita semua keluarga, harus pilih dia, kalau tidak mau pilih dia, kuburan suami saya disuruh pindah," ungkapnya.

(TribunWow.com)

Sumber: TribunWow.com
Tags:
Mahfud MDpembongkaran makam di GorontaloPemilu 2019Calon Legislatif (Caleg)
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved