Breaking News:

Pilpres 2019

Ferdinand Hutahaean Tegaskan Prabowo-Sandi Tidak akan Mundur dari Pilpres: Tapi Memboikot Pemilu

Ferdinand Hutahaean memberikan tanggapannya atas pernyataan Ketua BPN bahwa Prabowo akan mundur dari Pilpres 2019 jika menemukan potensi kecurangan.

Penulis: Ananda Putri Octaviani
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
Grafis Tribunwow/Kurnia Aji Setyawan
Prabowo Subianto - Sandiaga Uno vs Joko Widodo - Maruf Amin 

TRIBUNWOW.COM - Anggota Badan Pemenangan Nasional ( BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Ferdinand Hutahaean memberikan tanggapannya atas pernyataan Ketua BPN bahwa Prabowo akan mundur dari kontestasi Pilpres 2019 jika menemukan adanya potensi kecurangan.

Dikutip TribunWow.com dari Tribunnews.com, Ferdinand menjelaskan bahwa yang dimaksudkan itu adalah Prabowo-Sandi akan memboikot pemilu jika terjadi kecurangan pemilu, bukan mundur.

"Untuk itu, jika semua kecurangan yang kami indikasikan terus terjadi, maka kemungkinan besar BPN akan memboikot pemilu," tegas Ferdinand, Senin (14/1/2019).

"Jadi bukan mundur ya, tapi menyatakan memboikot pemilu," jelasnya.

Disindir soal Tema Pidato Prabowo dengan Judul Indonesia Bubar, Gerindra Beri Tanggapan

Ketua Divisi Advokasi dan Hukum Partai Demokrat ini lantas mengatakan, sikap tegas dan keras itu perlu dilakukan untuk menghadapi upaya curang yang terus terlihat.

"Banyak hal yang melanggar undang undang terbiarkan begitu saja ketika itu dilakukan oleh paslon Jokowi-Ma'ruf Amin. Karena sebagai penguasa bisa memperalat lembaga negara," ujar Ferdinand.

Oleh karena itu, ucap Ferdinand, jika semua kecurangan yang diindikasikan kubu Prabowo-Sandi terus terjadi, maka BPN akan memboikot pemilu.

"Ini langkah terakhir yang akan kami ambil bila semua ketidakadilan dan kecurangan terus terjadi," jelas Ferdinand.

Terkait sanksi pidana hingga 60 bulan dan denda hingga Rp 50 miliar pada capres cawapres dan pimpinan partai politik yang mengundurkan diri, apabila itu pemboikotan, maka sanksi tersebut tidaklah berlaku.

"Sanksi itu bagi yang mengundurkan diri. Beda dengan boikot. Jadi sanksi itu tidak bisa diterapkan. Boikot itu karena pemilu tidak beres, ini sikap perlawanan," ujarnya.

Foto Desain Surat Suara Pilpres yang Diresmikan.
Foto Desain Surat Suara Pilpres yang Diresmikan. (Kompas.com/Fitria Chusna Farisa)

Di sisi lain, seperti diberitakan Kompas.com, Juru bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Ace Hasan Syadzily, mengaku heran pernyataan seperti itu bisa dilontarkan.

Padahal, jelasnya, pemungutan suara saja belum berlangsung.

Namun, ujar Ace, kubu Prabowo-Sandi justru sudah mengindikasikan adanya kecurangan pada Pemilu 2019.

Ia lantas menyebutkan, pernyataan mengundurkan diri itu hanya dijadikan alasan jika kubu Prabowo-Sandi kalah nantinya.

"Sepertinya ingin menciptakan alibi bahwa kalau kalah, ada yang salah. Menurut saya itu cara berpikir orang yang kalah, bukan cara berpikir pihak yang selalu optimistis menghadapi pertarungan sehat di Pilpres 2019," ujar Ace di Kompleks Parlemen, Senayan, Senin (14/1/2019).

Ace juga menanggapi pernyataan Djoko Santoso lainnya soal potensi kecurangan pemilu dari pemberian hak suara kepada tunagrahita.

Menurut Ace, hal seperti itu harusnya tidak perlu dipermasalahkan.

"Soal tunagrahita itu juga ada gradasinya. Harus kita lihat jenisnya juga. Jadi jangan asal generalisasi apa yang dimaksud tunagrahita itu," kata dia.

Ace menjelaskan, tunagrahita pada pemilu sebelumnya juga diberikan hak suara.

Lantas, ujarnya, mengapa permasalah itu diributkan dalam Pilpres 2019 ini.

Ketua BPN Sebut Prabowo Akan Mengundurkan Diri dari Pilpres, Sudjiwo Tedjo: Bukan Kritik ke Jokowi

Capres Cawapres pilpres 2019
Capres Cawapres pilpres 2019 (akun instagram @prabowo)

Diberitakan sebelumnya, Ketua BPN Prabowo-Sandi Djoko Santoso dalam pidatonya saat menghadiri acara #Bising (Bincang Asik dan Penting) oleh Gerakan Milenial Indonesia (GMI) di Kota Malang, Minggu (13/1/2019), menyampaikan, Prabowo akan mengundurkan diri jika terjadi potensi kecurangan dalam pilpres 2019.

Hal tersebut ia sampaikan ketika Djoko Santoso sedang bercerita soal perjalanannya dari Jawa Barat hingga ke Jawa Timur.

Djoko Santoso memaparkan, dirinya harus segera kembali ke Jakarta karena Prabowo, calon presiden yang ia dukung, akan menyampaikan pidato kebangsaan pada Senin (14/1/2019).

Djoko lantas memaparkan bahwa Prabowo, dalam pidatonya nanti, akan menyampaikan akan mundur dari kontestasi pilpres jika potensi kecurangan terus terjadi.

"Prabowo Subianto akan menyampaikan pidato kebangsaan. Memang supaya tidak terkejut barangkali, kalau tetap nanti disampaikan Prabowo Subianto, pernyataan terakhir Prabowo Subianto adalah kalau memang potensi kecurangan itu tidak bisa dihindarkan, maka Prabowo Subianto akan mengundurkan diri," katanya, seperti dikutip dari Kompas.com. 

Terkait akan Mundurnya Prabowo dari Capres, Analis Politik LIPI Ajukan Pasal yang Berujung Denda

Djoko Santoso lantas menuturkan, potensi kecurangan dalam pemilu 2019 ini satu diantaranya adalah diperbolehkannya penyandang disabilitas mental atau tuna grahita untuk menggunakan hak pilihnya.

"Karena memang ini sudah luar biasa. Masak orang gila suruh nyoblos," ujarnya.

"Tuhan saja tidak memberi tanggung jawab kepada orang gila. Masak kami memberi tanggung jawab nyoblos," imbuhnya.

Jika Prabowo benar mengundurkan diri dari kontestasi pilpres 2019 meskipun akan ada ancaman pidananya, Djoko Santoso menegaskan dirinya akan terus mendukung Prabowo.

"Saya dukung dong, dia pimpinan saya. Karena kami lulus SMA, 18 tahun (masuk TNI) itu sudah teken kontrak, ada itu. Bahwa prajurit itu akan bertugas menegakkan keadilan dan kebenaran. Pidana, pidanakan saja. Kami sudah kontrak mati kok," jelasnya. (TribunWow.com)

Tags:
Ferdinand HutahaeanPilpres 2019Prabowo Subianto-Sandiaga Uno
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved