Breaking News:

Pemilu 2019

Refly Harun: Pesta Demokrasi Harusnya Berisi Kesenangan, Bukan Berlomba Buat Berita Hoaks

Pakar hukum tata negara, Refly Harun menuliskan cuitan soal berita hoaks dalam pesta demokrasi.

Penulis: Vintoko
Editor: Lailatun Niqmah
Instagram @Reflyharun
Refly Harun 

TRIBUNWOW.COM - Pakar hukum tata negara, Refly Harun menuliskan cuitan soal berita hoaks dalam pesta demokrasi.

Dilansir oleh TribunWow.com, hal ini disampaikan Refly Harun melalui akun Twitternya, @ReflyHZ, Jumat (4/1/2019).

Refly Harun mulanya membahas soal pesta demokrasi seharusnya berisi kesenangan, permainan yang mencerdaskan hingga adu gagasan.

Polisi Tangkap 2 Penyebar Kabar Hoaks 7 Kontainer Surat Suara Tercoblos, Berikut Peran Masing-masing

Lebih lanjut, Refly Harun menyayangkan soal ramainya berita hoaks yang kemudian ditanggapi hingga diadukan ke polisi.

"Pesta demokrasi itu harusnya berisi kesenangan, permainan yang mencerdaskan, adu gagasan. Bukan berlomba buat berita hoaks lalu ramai2 ditanggapi bahkan diadukan ke polisi," tulis Refly Harun.

Tak hanya itu, Refly Harun juga mempertanyakan alasan kenapa kritik sering membuat terganggu.

"Mngapa kritik sering membuat kita terganggu: bisa jadi sebagian atau bahkan seluruhnya benar!" cuit Refly Harun.

Dikatakannya, tidak banyak orang yang menerima kritik.

Namun, kata Refly Harun, di era media sosial seperti sekarang ini masyarakat harus siap, bahkan saat mendapat kritikan yang menjurus pada makian.

"Tak banyak orang yang mau menerima kritik, tapi dalam era medsos yang terbuka seperti ini, kita harus siap, bahkan mendapatkan kritikan yang menjurus pada makian sekalipun," tulis Refly Harun.

 

Polisi Amankan 2 Orang terkait Kasus Hoaks Surat Suara Tercoblos

Diketahui, baru-baru ini ramai berita soal isu hoaks 7 kontainer surat suara yang sudah dicoblos.

Kabar hoaks itu mulai menyebar pada Rabu (2/1/2019) melalui cuitan akun Twitter politisi Partai Demokrat, Andi Arief.

"Mohon dicek kabarnya ada 7 kontainer surat suara yg sudah dicoblos di Tanjung Priok. Supaya tidak fitnah harap dicek kebenarannya karena ini kabar sudah beredar," tulis akun @AndiArief__, pada pukul 20.05, Rabu (2/1/2019).

Kicauan Wakil Sekjen DPP Partai Demokrat, Andi Arief soal adanya surat suara tercoblos sebanyak 7 kontainer.
Kicauan Wakil Sekjen DPP Partai Demokrat, Andi Arief soal adanya surat suara tercoblos sebanyak 7 kontainer. ((TWITTER.COM/ANDIARIEF_))

Selain melalui Andi Arief, sebuah rekaman juga mengatakan bahwa hal itu benar terjadi di Tanjung Priok dan beredar melalui media sosial seperti YouTube, hingga pesan WhatsApp.

Dikutip dari Kompas.com, di media sosial, tersebar rekaman seorang laki-laki yang berbunyi demikian;

"Ini sekarang ada 7 kontainer di Tanjung Priok sekarang lagi geger, mari sudah turun. Di buka satu.

Isinya kartu suara yang dicoblos nomor 1, dicoblos Jokowi. Itu kemungkinan dari cina itu.

Total katanya kalau 1 kontainer 10 juta, kalau ada 7 kontainer 70 juta suara dan dicoblos nomor 1.

Tolong sampaikan ke akses, ke pak Darma kek atau ke pusat ini tak kirimkan nomor telepon orangku yang di sana untuk membimbing ke kontainer itu. Ya. Atau syukur ada akses ke Pak Djoko Santoso.

Pasti marah kalau beliau ya langsung cek ke sana ya."

KPU dan Bawaslu Segera Lakukan Pengecekan

Menanggapi hal tersebut, Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) langsung melakukan pengecekan.

Kedua lembaga itu melakukan pengecekan di Kantor Bea dan Cukai Tipe A Tanjung Priok, di Jakarta Utara, Rabu (2/1/2019) malam.

Dikutip dari Tribun Jakarta, Ketua KPU RI Arief Budiman menuturkan isu yang beredar kontainer surat suara itu berasal dari Tiongkok atau Cina,

"Kedatangan kontainer itu di sini. Isunya ada dari Tiongkok, makanya kita nanti lihat," ujar Arief.

Dari info yang belum diketahui kebenarannya tersebut, surat suara yang sudah tercoblos kabarnya sudah dicoblos pada nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin, serta kabarnya telah disita KPU.

"Melakukan pengecekan klarifikasi terhadap isu yang beredar mulai tadi siang terkait dengan tujuh kontener dari Cina yang dikabarkan di dalamnya ada 10 juta surat suara dan katanya sudah ada coblosannya (paslon) nomor 01."

"Kabarnya juga sudah disita oleh KPU. Dilakukan temuannya oleh salah satu marinir dari TNI AL, jadi di berita-berita yang beredar seperti itu," beber Arief usai berunding bersama pihak otoritas pelabuhan, Kamis (3/1/2018) dini hari.

Inilah Ancaman Hukuman bagi Pelaku Kasus Hoaks Surat Suara Tercoblos

Ternyata Kabar Hoaks

Setelah beberapa jam melakukan perundingan untuk mengklarifikasi kabar tersebut, KPU dan Bawaslu akhirnya menemukan kabar yang sesungguhnya.

Arief menegaskan kabar itu merupakan hoaks atau berita bohong.

"Berdasarkan keterangan dari Bea dan Cukai tidak ada berita itu. Tidak benar. Tidak ada juga kabar bahwa ada TNI AL yang menemukan itu. Tidak benar KPU telah menyita satu kontener tersebut. Semua berita itu bohong," tegas Arief, di Kantor Bea dan Cukai Tipe A 1, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (3/1/2018) dini hari.

KPU Minta Penyebar Hoaks Ditangkap

Lanjutnya, Arief Budiman meminta agar polisi segera mengusut siapa di balik penyebar isu hoaks ini.

Selain itu, Arief Budiman juga menuturkan meminta polisi melacak serta menangkap orang yang menyebarkan rekaman suara yang berisi soal berita bohong tersebut.

"Supaya polisi melacak, mencari, siapa yang menyebarkan dan membuat rekaman suara ini. Termasuk siapa yang menulis dan ada capture yang membuat berita bohong ini," kata Arief Budiman.

Untuk mengusut pelaku di balik kabar hoaks yang meresahkan ini, KPU dan Bawaslu melakukan koordinasi dengan pihak Cyber Crime Mabes Polri.

"Kita sudah laporkan ke Cyber Crime Mabes Polri, sudah berkoordinasi," kata Arief Budiman.

Menurut Arief, pelaku penyebar hoaks ini adalah orang yang ingin mengganggu jalannya pemilu.

"Orang-orang jahat yang mengganggu dan medelegitimasi penyelenggaran Pemilu harus ditangkap, kami akan lawan itu. Pelakunya segera ditangkap," ujar Arief Budiman.

Atas laporan tersebut, pihak Bareskrim berjanji untuk segera mengungkap pelaku penyebar hoaks.

2 Pelaku Ditangkap

Terbaru, Bareskrim Polri melalui Direktorat Tindak Pidana Siber berhasil menangkap 2 orang pelaku penyebaran, Jumat (4/1/2019), atau 2 hari pasca isu hoaks 7 kontainer surat suara tercoblos.

Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan, 2 orang tersebut berinisial HY dan LS.

Dedi menjelaskan dua orang itu berperan sebagai penyebar hoaks melalui media sosial.

HY dan LS sama-sama menyebarkan konten tersebut di tempat yang berbeda.

Mereka langsung menyebarkan konten tanpa mengecek terlebih dahulu kebenarannya.

"Di Bogor inisialnya HY dia perannya menerima konten kemudian ikut memviralkan, yang kedua namanya LS yang di Balikpapan, sama menerima konten tidak dicek langsung diviralkan," jelasnya pada Tribunnews.

Saat ini keduanya masih menjalani pemeriksaan 1x24 jam oleh tim penyidik Siber Bareskrim.

(TribunWow.com/Rekarinta Vintoko)

Sumber: TribunWow.com
Tags:
Refly HarunPemilu 2019Berita Hoaks
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved