Kabar Tokoh
PSI Beri Penghargaan Kebohongan 'Ter-Halu' pada Andi Arief, Ferdinand Hutahaean akan Lapor Polisi
Kadiv Advokasi dan Hukum Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean akan melaporkan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) ke polisi terkait award kebohongan.
Penulis: Laila N
Editor: Astini Mega Sari
TRIBUNWOW.COM - Kadiv Advokasi dan Hukum Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean berencana melaporkan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) ke polisi terkait penghargaan kebohongan yang diberikan PSI kepada Wasekjen Demokrat, Andi Arief.
Dilansir oleh TribunWow.com, hal tersebut tampak dari akun Twitter @Ferdinand_Haean yang diunggah pada Jumat (4/1/2019).
Menurut Ferdinand, PSI tidak memiliki kapasitas dalam memberikan penghargaan seperti itu.
Terlebih tidak ada sistem penilaian yang jelas.
Sehingga aksi tersebut dapat dipidanakan.
Dalam unggahannya, ia turut membagikan foto piagam dan piala yang dibuang di tempat sampah.
• Soal Kediaman Andi Arief Didatangi Polda Lampung, Kerabat: Itu Sudah Bukan Rumahnya Lagi
"Award ini akan kami jadikan barang bukti lampiran ke polisi krn ini pidana.
Menuduh org dlm sertifikat itu sbg pembohong pdhl blm ada keputusan pengadilan yg incrach.
@psi_id jg tdk punya kapasitas memberi award sprt ini. Sistem penilaian jg tdk jelas, mk ini praktis pidana," tulis Ferdinand.
Tak hanya itu, Ferdinand juga menyebut aksi PSI itu mendahului pengadilan dan proses hukum.
Oleh karena itu, ia akan melaporkan Grace Natalie selaku Ketua Umum PSI dan Raja Juli Antoni selaku Sekjen PSI.
"Kami pastikan akan mengambil langkah hukum atas tindakan @psi_id dan melaporkan @grace_nat sbg ketum yg tt award tersebut beserta Raja Juli sekjen PSI.
Perbuatan tersebut adlh pidana murni krn telah mendahuli pengadilan dan proses hukum. Menuduh Andi Rief sbg pembohong," sambungnya.
 
Lebih lanjut, Ferdinand mengatakan bahwa penghargaan itu adalah fitnah dan cenderung menyerang pribadi.
"#AwardBohongBohongan
@psi_id sebagai partai telah menabrak fatsun dan adan politik yg tdk patut dilakukan. 
Menggunakan lambang partai menyerang partai lain secara terbuka dgn mengirimkan Award Bohong bohongan.
Kami hrs myatakan, adan partai ini nol besar.
Yg namanya award, semestinya dilakukan dgn metolohi yg mengikuti kaidah keilmuan, jelas kriterianya, jelas penjuriannya, jelas siapa pesertanya.
Tdk bs main tunjuk dan menyebit itu sbg award hanya demgan persepsi semata. Itu bkn award tp tuduhan fitnah.
@psi_id tlh melampui batas kapasitas sbg partai. Memberikan award yg tdk jelas metologinya dan tdk jelas kriterianya. Maka award tersebut adalah tuduhan yang masuk kategori fitnah dan pencemaran nama baik
@psi_id jg telah mendahului keputusan pemgadilan dan mengabaikan proses hukum. 
Bahwa blm ada keputusan pengadilan yg memvonis, mk PSI tdk blh menuduh org sbg pembohong krn itu adalah fitnah dan pencemaran nama@baik.
Dgn tdk melalui proses yg sepatutnya dlm pemberian award, maka award tersebut layak disebut award bohong-bohongan. 
Kebohongan yg menuduh orang lain pembohong. Ini pidana.
• Andi Arief Sebut Rumahnya di Lampung Digeruduk Dua Mobil Polda: Mohon Hentikan Pak Presiden
@psi_id sbg partai telah menggunakan asumsi semata utk menyerang orang, menuduh dan memfitnah orang.
Asumsi bahwa Andi Arief berbohong adalah bukan kesimpulan akhir atau kebenaran, tp tlh dijadikan sbg dasar memberi award. Ini fakir otak berpikir namanya.
Semestinya @psi_id tdk melakukan hal hal yang tidak patut dan menabrak fatsun politik, menabrak adab politik dan menabrak aturan.
Jika mau membetikan award kebohongan, cobalah periksa janji kampanye pak Presiden 2014 lalu. Itu alat ukurnya sdh ada.
@psi_id membwrikan award kebohongan, sm sj menuduh org pembohong. Sementara kebohongan itu butuh pembuktian, tdk bs disimpulkan hamya dgn asumsi sepihak.
PSI memberikan award dgn dasar tdk jelas, maka award itu bohong2an yg menuduh org lain pembohong," imbuh Ferdinand.
Sementara itu, melalui akun Twitter resmi PSI, tampak partai tersebut memberikan penghargaan kebohongan kepada tiga tokoh di Indonesia.
Selain Andi Arief, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno juga mendapat penghargaan serupa.
Penghargaan untuk Sandiaga Uno adalah penghargaan kebohongan HQQ (hakiki) awal tahun 2019 terkait pernyataan 'tol tanpa utang'.
Sedangkan Prabowo Subianto diberkan penghargaan kehobongan Ter-Lebay awal tahun 2019 terkait pidato 'selang cuci darah'.
Sementara Andi Arief diberi pengharagaan kebohongan Ter-Halu awal tahun 2019 atas cuitannya soal '7 kontainer surat suara tercoblos'.
"Bro dan Sis, siang ini DPP PSI mau bagi-bagi piala, nih. Piala untuk Pak Prabowo, Pak Sandiaga Uno dan Pak Andi Arief. Piala apa? Simak terus live tweet mimin yhaa~
Yak. Sekjen @AntoniRaja sudah membuka acara #KebohonganAward siang ini. Ada Sis @TsamaraDKI dan Sis @daranasution11 yang akan ikut memberikan penghargaan
@TsamaraDKI : Kami membuat #KebohonganAward untuk mrngingatkan publik bahwa ada capres dan cawapres, juga timsesnya yg dengan tanpa malu menyebarkan kebohongan ke publik.
Dan mereka tidak layak menjabat! Cukup dikasih penghargaan ini saja.
@daranasution11 : jangan anggap #KebohonganAward ini hanya sekadar gimmick.
Ini adalah peringatan keras dan pendidikan publik dari kami, bahwa dalam politik kita bisa melakukan banyak cara, kecuali berbohong!
Pingin tau para pemenang #KebohonganAward? Berikut mimin twit yaa *drumroll
#KebohonganAward kategori Kebohongan HQQ dimenangkan oleh Pak Sandiaga Uno yang menyebarkan hoax soal "bangun tol tanpa utang".
#KebohonganAward kategori Kebohongan Terlebay, dimenangkan Pak Prabowo Subianto yang menyebarkan isu soal selang cuci darah yang dipakai berulang kali.
Dan #KebohonganAward kategori Kebohongan Paling Halu dimenangkan oleh Pak Andi Arief yg sebarkan hoax soal 7 kontainer surat suara.
Selamat untuk para pemenang #KebohonganAward Publik akan terus mengingat kebohongan ini dan tidak akan membiarkan pembohong ada di kursi kepemimpinan!
#KebohonganAward difoto media dulu sebelum berangkat ke kantor Pak Prabowo-Sandi dan Kantor DPP Demokrat
#KebohonganAward langsung otw pake ojol. Safe ride, Bang!," tulisnya.
Hoaks 7 Kontainer Surat Suara Tercoblos
Diberitakan sebelumnya, nama Andi Arief kembali menjadi polemik setelah dirinya menuliskan soal hoaks 7 kontainer surat suara telah dicoblos di Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (2/1/2019).
Namun, Andi Arief ketika dikonfirmasi menegaskan jika kicauannya itu hanya berupa imbauan agar ada pihak yang melakukan pengecekan terkait kabar tersebut.
"Saya mengimbau supaya dilakukan pengecekan," ujar Andi Arief, Kamis (3/1/2019) pada Kompas.com.
Andi Arief menegaskan, hal tersebut sudah jelas tertulis di twit yang ia buat.
Andi Arief menyayangkin ada pihak-pihak yang justru menuding bahwa dirinya adalah penyebar hoaks.
Sementara itu, mengutip dari Tribunnews.com, Kabareskrim Polri Komjen Pol Arief Sulistyanto mengatakan akan memanggil semua pihak yang terkait dengan kasus hoaks surat suara ini.
Semua pihak itu, termasuk Andi Arief.
"Semua pihak yang berkaitan dengan beredarnya isu pasti akan dilakukan proses sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku, siapapun dia," ujar Arief Sulistyanto di Bareskrim Polri, Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (3/1/2019).
Selain itu, Arief Sulistyanto menegaskan, pihaknya masih terus melakukan investigasi dan mengidentifikasi rekaman yang beredar.
"Dari tadi malam sudah investigasi, saya juga dapat info dari teman-teman media juga. Masih diidentifikasi, kalau teman-teman tahu itu siapa, lapor kepada saya, segera saya dalami," tegasnya.
Tak hanya Arief Sulistyanto, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono juga mengatakan, pihaknya akan mencari tahu pelaku yang pertama kali menyebarkan informasi bohong itu.
"Tentunya kami akan melakukan penyelidikan oleh tim cyber. Nanti kami akan mencari siapa yang pertama kali meng-upload, nanti siapa yang pertama dan di mana," ujar Argo di Mapolda Metro Jaya, Kamis (3/1/2019), seperti dikutip dari Kompas.com.
Menurut Argo, pihaknya telah meminta penjelasan dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang telah memastika bahwa informasi itu tidaklah benar.
"Jadi diimbau kepada masyarakat untuk arif dan untuk saring pemberitaan itu. Dicek dulu sumbernya dari mana, kemudian baru kita tahu apakah itu boleh di-share atau tidak," ujar Argo.
Diberitakan sebelumnya, beredar hoaks mengenai adanya tujuh kontainer berisi surat pemilihan presiden yang sudah dicoblos atau terpakai.
Kabar ini awal mulanya heboh dan beredar di grup percakapan aplikasi pesan instan WhatsApp.
Selain itu, kabar ini juga makin mendapatkan perhatian masyarakat setelah Wakil Sekjen DPP Partai Demokrat, Andi Arief, menuliskan kicauan terkait hal tersebut di laman Twitternya.
"Mohon dicek kabarnya ada 7 kontainer surat suara yg sudah dicoblos di Tanjung Priok. Supaya tidak fitnah harap dicek kebenarannya karena ini kabar sudah beredar," tulis akun @AndiArief__, pada pukul 20.05, Rabu (2/1/2019).
 
(TribunWow.com/Lailatun Niqmah)
 
							 
                 
											 
											