Terkini Daerah
Peneliti CIIA Sebut Penanganan Ali Kalora Lama: Kirim Saja Raider atau Kopassus, Selasai
Peneliti the Community of Ideological Islamic Analyst (CIIA)menilai, penanganan Ali Kalora dkk oleh aparat keamanan Indonesia terkesan berlarut-larut
Editor: Lailatun Niqmah
"Jadi, memang ini memerlukan keputusan politik yang tegas, agar tidak berlarut-larut dan Operasi Tinombala juga tidak berlangsung berjilid-jilid. Ingat, operasi militer terlalu lama itu juga dapat kontra produktif terhadap kehidupan sosial, ekonomi, dan psikologi masyarakat," lanjut dia.
Diketahui, Satgas Tinombala Polda Sulawesi Tengah mengejar 10 anggota MIT di pegunungan Poso.
Jumlah ini bertambah 3 orang dari yang sebelumnya hanya 7 orang. Tujuh orang di antaranya bernama Ali Kalora alias Ali Ahmad, Qatar alias Farel, Abu Ali, Kholid, M. Faisal alias Namnung, Nae alias Galug dan Basir alias Romzi.
Adapun, identitas tiga orang lainnya belum diungkap kepolisian. Pengejaran ini terkait dengan kelompok yang diduga dipimpin Ali Kalora menembaki aparat yang sedang membawa jenazah RB, warga sipil korban mutilasi.
• Kronologi Wanita di Sumenep Nekat Racuni Suami hingga Tewas demi Selingkuhan
Dua aparat kepolisian terluka akibat peristiwa tersebut, yakni Bripka Andrew dan Bripda Baso.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo mengatakan, perburuan Ali Kalora cs diperluas tidak hanya dilakukan di pegunungan Poso, melainkan juga sampai ke wilayah Parigi Moutong.
"Satgas Tinombala sudah memiliki pola pengejaran. Selain fokus di Poso, juga tentunya pelarian mereka di Parigi Moutong menjadi titik pengejaran Satgas," ujar Dedi.