Terkini Daerah
Ini Daftar Bencana di Indonesia pada Desember 2018, Tsunami, Gempa Bumi hingga Tanah Longsor
Menutup tahun 2018, Indonesia diuji dengan sederet bencana alam bahkan ada yang menyebabkan ratusan korban meninggaL, Berikut daftar bencananya.
Penulis: Roifah Dzatu Azma
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
TRIBUNWOW.COM - Menutup tahun 2018, Indonesia diuji dengan sederet bencana alam bahkan ada yang menyebabkan ratusan korban meninggal.
Dari sisi ilmu pengetahuan, Indonesia merupakan wilayah rawan bencana, karena merupakan bagian dari “cincin api” (ring of fire), dikutip dari Tribunnews.com.
Hampir seluruh wilayah pesisir kepulauan Indonesia berada pada zona tumbukan lempeng yang memiliki potensi terjadinya gempa bumi, bila zona tumbukan itu melepaskan energinya.
Tak hanya gempa, tsunami, letusan gunung api, hingga fenomena likuifaksi, telah menelan banyak korban, dan menyebabkan duka bagi masyarakat Indonesia.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencata, hingga 14 Desember 2018 atau sepekan sebelum bencana tsunami di Selat Sunda menerjang, telah terjadi 2.426 kejadian bencana di Indonesia yang menyebabkan 4.231 orang meninggal dunia dan hilang, 6.948 orang luka-luka, 9.9 juta orang mengungsi dan 374.023 umit rumah rusak, dikutip dari Tribunnews.com.
• Sebut Kalender BNPB Hitam Semua, Sutopo Purwo Nugroho: Bencana Tak Mengenal Hari Libur
Berikut sederet bencana yang terjadi di Indonesia pada bulan Desember 2018, satu di antaranya pada malam pergantian tahun baru 2019:
1. Tsunami Selat Sunda
Pada Sabtu (22/12/2018), sekitar pukul 21.30 WIB tsunami di Selat Sunda yang menerjang pantai di Kabupaten Pandeglang, Serang, dan Lampung Selatan.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho dalam press release mengatakan tsunami tersebut bukan akibat dari gempa bumi, melainkan adanya aktivitas tektonik.
Tsunami dimungkinkan akibat longsor bawah laut karena pengaruh dari erupsi Gunung Anak Krakatau.
Selain itu, pada saat yang bersamaan terjadi gelombang pasang akibat pengaruh bulan purnama.
Sehingga, terdapat kombinasi fenomena alam, yakni tsunami dan gelombang pasang.
Dikutip dari Tribunnews.com, pada Senin, (31/12/2018), tercatat 437 orang meninggal dunia, 14.059 mengalami luka-luka dan 16 orang hilang.
• 8 Kepala Daerah Ini Beri Imbauan Malam Tahun Baru 2019, Prihatin Bencana hingga Gelar Nikah Massal
Dari 437 korban meninggal dunia, sebanyak 428 jenazah sudah dimakamkan dan 9 jenazah belum teridentifikasi, data dari Senin (31/12/2018).
Sementara itu tercatat, 33.721 orang mengungsi dan 2.752 rumah rusak.
"92 penginapan rusak, 510 perahu, 147 kendaraan rusak," ujar dia.
Berikut penampakan detik-detik tsunami menerjang:
2. Gempa Bumi di Manokwari Papua
Pada Jumat (28/12/2018), gempa bumi mengguncang Kabupaten Manokwari Selatan, Papua pada pukul 10.03 WIB.
Dilansir Tribunwow.com dari laman Twitter resmi BMKG, @infoBMKG, pada Jumat (28/12/2018), gempa bumi tersebut berkekuatan 6,1 Skala Ritcher (SR) pada Jumat (28/12/2018), pukul 10:03:33 WIB.
Akun @infobmkg juga menuturkan episenter gempa terletak pada koordinat 1,58 Lintang Selatan dan 134,12 Bujur Timur.
Berlokasi di darat pada jarak 11 km arah selatan Kota Manokwari, Kabupaten Manokwari Selatan, Propinsi Papua Barat dengan kedalaman 50 km.
• BMKG Catat Gempa M 4,8 Guncang Mentawai Dini Hari Ini, Tak Berpontesi Tsunami
Berdasarkan lokasi dan kedalaman pusat gempa bumi, diperkirakan gempa bumi ini disebabkan Sesar Ransiki yg relatif berarah tenggara-barat laut.
Hingga pukul 10.18 WIB, berdasarkan hasil monitoring BMKG terjadi aktivitas gempabumi susulan (aftershock) sebanyak dua kali.
Pada Bencana ini, hingga Sabtu (29/12/2018), belum diketahui kerusakan bangunan yang dtimbulkan.
Berikut video saat gempa terjadi:
3. Angin Puting Beliung di Cirebon
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNBP), Sutopo Purwo Nugroho menyampaikan informasi terkait angin puting beliung yang terjadi di Cirebon.
Angin puting beliung terjadi di Cirebon tepatnya di Desa Panguragan pada Minggu (30/12/2018) pukul 16.15 WIB.
Melalui akun Twitter @Sutopo_PN pada Minggu (30/12/2018), Sutopo menuturkan pada bencana tersebut menyebabkan satu orang meninggal dunia dan sembilan orang luka-luka.
Dalam video yang diunggah oleh Sutopo, terlihat kondisi Desa Panguragan Cirebon mengalami kerusakan fisik yang cukup serius.
• Kenapa Akhir-akhir Ini Angin Begitu Kencang? Berikut Penjelasan dari BMKG
Berdasarkan informasi yang diperoleh, 165 rumah mengalami kerusakan.
"Kondisi rumah rusak, pohon tumbang, warung rusak dan lainnya pasca diterjang puting beliung
di saat angin puting beliung terjang Desa Pangurugan Kulon Kec Pangurugan Kabupaten Cirebon pada 30/12/2018 pukul 16.15 WIB. 1 orang meninggal dunia, 9 orang luka-luka & 165 rumah rusak," tulis Sutopo.
Dikutip dari TribunJabar, satu balita usia 3 tahun yang bernama Herdi, meninggal dunia akibat tertimpa reruntuhan.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPDB) Kabupaten Cirebon, Dadang Suhendra juga turut memberikan informasi mengenai bencana yang terjadi ini.
"Selain itu, ada 8 orang mengalami luka ringan dan ada satu ibu-ibu yang terkena asma saat puting beliung terjadi. Yang luka ringan berobat di Puskesmas Pengurangan," kata Dadang Suhendra.
Angin besar ini berawal sekitar pukul 16.00 WIB datang dari arah barat dan menyapu persawahan.
Tidak lama kemudian, angin mulai menyapu pemukiman, dua rumah langsung hancur, salah satunya rumah orang tua Herdi.
Setelah itu, angin menyapu empat blok di Desa Panguragan Kulon tersebut. Namun yang terparah adalah Blok Karangmoncol di desa tersebut.
Angin puting beliung ini hanya terjadi selama 15 menit.
"Desa Kalianyar pun terkena dampak tapi tidak separah di Desa Panguragan Kulon," ujar Dadang Suhendra.
• Angin Puting Beliung di Cirebon, Sutopo: 1 Meninggal Dunia, 165 Rumah Rusak, Lihat Videonya
4. Tanah Longsor di Sukabumi
Kampung Cigarehong, Dusun Cimapag, RT 05/04, Desa Sirnasari, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Senin (31/12/2018) dilanda bencana longsor sekitar pukul 17.00 WIB.
Dalam bencana itu, sebanyak 30 rumah yang dihuni 101 warga terkubur.
Selasa (1/1/2019) sore, sebanyak 16 jenazah korban tewas ditemukan dan 19 lainnya masih hilang, dikutip dari Kompas.com.
Kepala Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kasbani, mengungkapkan penyebab longsor karena gerakan tanah yang terjadi di Kampung Cigarehong, Dusun Cimapag, Desa Sirnasari, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi adalah jenis gerakan tanah, yang diperkirakan berupa longsoran rombakan.
• 5 Fakta Longsor di Sukabumi, Kronologi, Cerita Saksi hingga Update Korban 19 Orang Belum DItemukan
Kasbani memperkirakan, ada beberapa hal yang menyebabkan terjadinya gerakan tanah di wilayah tersebut, yakni karena hujan dengan intensitas tinggi yang turun sebelum kejadian gerakan tanah, kemiringan lereng terjal, dan material penyusun lereng yang bersifat poros dan mudah menyerap air.
Menurut Kasbani, morfologi daerah bencana perbukitan dengan kemiringan lereng terjal hingga sangat terjal.
"Lokasi bencana berada pada ketinggian lebih dari 650-800 meter diatas permukaan laut. Disebelahnya terdapat alur sungai kecil," ujarnya.
Beirkut video dan penampakan foto bencana longsor di Sukabumi:
(TribunWow.com/ Roifah Dzatu Azmah)