Terkini Daerah
Istri Pertama Pingsan saat Tahu Jro Jangol Meninggal, Izin Keluar Lapas untuk Bertemu Terakhir Kali
Sama-sama di penjara karena kasus narkoba, istri pertama Mantan Wakil Ketua DPRD Provinsi Bali, Jro Jangol pingsan saat dapat kabar suaminya meninggal
Penulis: Ananda Putri Octaviani
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
TRIBUNWOW.COM - Istri pertama Mantan Wakil Ketua DPRD Provinsi Bali, Jro Gede Komang Swastika alias Jro Jangol (41), Ni Luh Ratna Dewi, syok dan langsung pingsan saat mendapatkan kabar suaminya meninggal dunia.
Dikutip TribunWow.com dari Tribun Bali, Dewi juga menghuni Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Perempuan Kelas IIA Kerobokan.
Keduanya divonis 12 tahun penjara karena terbukti dalam kasus jual beli narkotika.
Mereka pun menjadi narapidana di Lapas Kelas IIA Kerobokan.
“Istri pertamanya Ratna Dewi nangis dan langsung pingsan mendengar suaminya meninggal. Kita kabarin begitu dinyatakan meninggal di rumah sakit lalu pingsan dan nangis terus,” kata ipar Jro Jangol, Jro Gde Putra, di rumah duka Jl Pulau Batanta No 70 Denpasar, Jumat (28/12/2018).
• Disebut Sudah Deal dengan Persib Bandung, Esteban Vizcarra Angkat Bicara
Untuk dapat melihat almarhum suaminya untuk terakhir kali, pihak keluarga juga telah meminta dan berkoordinasi ke Lapas Kerobokan serta instansi terkait lainnya agar Ratna Dewi bisa hadir mengikuti proses Ngaben yang dijadwalkan pada 4 Januari 2019.
Penuturan Kalapas Perempuan Kerobokan, Lili, Ratna yang sedang menjalani masa pidana di Lapas Perempuan Kerobokan sudah mengajukan izin ke pihak lapas untuk mengikuti prosesi pengabenan suaminya.
"Nangis dia, matanya bengkak waktu menghadap saya," kata Lili saat jumpa pers di Kantor Kanwil Kumham Bali, Jalan Raya Puputan Renon, Denpasar, Jumat (28/12/2018) siang.
Menurut Lili, sekitar pukul 14.00 WITA, perwakilan keluarga Jro Jangol sudah datang untuk meminta izin agar Ratna Dewi bisa menghadiri prosesi pengabenan suaminya.
"Perwakilan keluarga almarhum datang ke tempat kami, dan kami beri syarat-syarat pengajuan izin luar biasa, yakni meminta Surat Kematian, Surat Jaminan Tidak Melarikan Diri, Surat Penjamin dari RT/RW. Itu syarat-syarat untuk bisa keluar. Izin luar biasa namanya," terang Lili di hadapan wartawan.
• Gempa Bumi 7,1 SR Guncang Filipina, BMKG Sebut Tak Berdampak Potensi Tsunami di Sulawesi Utara

Selanjutnya, Tim Pengamat Pemasyarakatan (TPP) akan meninjau proses perizinan tersebut.
"Nanti tim yang menentukan apakah perizinan itu disetujui atau tidak, tentunya berdasarkan syarat-syaratnya. Kami akan TPP-kan dulu. Jika syarat terpenuhi, maka kita kasih. Masih ada waktu luang untuk urus kendala teknisnya," tuturnya.
Jika izin luar biasa keluar, yang bersangkutan harus dikawal polisi serta petugas dari Kemenkumham Bali.
“Izin biasanya berlaku satu hari. Kalau sudah selesai harus kembali ke lapas," ungkapnya.
Diberitakan sebelumnya, Jro Jangol meninggal dunia di Rumah Sakit Kasih Ibu, Denpasar, Jumat (28/12/2018) pagi.
• Mahasiswa IPB Kisahkan Kondisi Ifan Seventeen saat Ditemukan Pasca Terjangan Tsunami
Ia menghembuskan napas terakhir karena penurunan kesadaran susp. toksik ensefalopati serta gagal napas.
"Dari laporan yang masuk di petugas, bahwa dia itu kejang-kejang. Kemudian mengalami penurunan kesadaran. Hal itu dilihat langsung petugas di lapas dan sekitar pukul 01.00 WITA, masih bernapas dia, dan dirujuk ke RS Kasih Ibu Denpasar," kata Kakanwil Kemenkumham Bali Maryoto Sumadi dalam konferensi pers di Kanwil Kemenkumham Bali, Jumat.
Laporan resmi yang dia terima, Jro Jangol tiba pukul 01.10 Wita di UGD dan dinyatakan meninggal pukul 04.39 Wita.
"Pas masuk di sana (rumah sakit, red), langsung ditangani dokter jaga. Setelah mendapat perawatan di UGD pasien langsung dirawat di ICU. Namun pada jam 04.39 WITA, dokter menyatakan meninggal dunia," paparnya.
Dari keterangan yang dia terima tersebut, sakit yang diderita almarhum mendadak karena sebelumnya tidak ada menderita penyakit.
"Dia baru sakit. Dia sakit juga itu diketahui petugas jaga terdepan, yang dilihat ada sesak napas dan lemas," ujarnya lagi menekankan.
• Gempa 7,1 SR di Perairan Filipina Tak Berpotensi Tsunami, Masyarakat Diminta Tak Terpancing Hoaks
Jro Jangol diketahui memiliki tiga istri.
Selain Ratna Dewi, dua istri lainnya adalah Ni Putu Ariestarini alias Hesta dan Ni Komang Asti Suryaningsih.
Istri ketiga, Asti Suryaningsing adalah orang yang menemani Jro Jangol di detik-detik sebelum ia meninggal.
“Istri keduanya pulang kampung ke Negara. Istri ketiga saya ajak dan yang nungguin dari awal hingga beliau menghembuskan napas terakhir di rumah sakit,” ungkap ipar Jro Jangol, Jro Putra.
Jro Jangol meninggalkan delapan orang anak dari tiga orang istri.
Anak perempuan 5 orang dan anak laki-laki 3 orang, dimana yang paling besar baru berusia 11 tahun.
“Kita akan mengurus semuanya karena kewajiban orangtua. Semampunya kita akan mengurusi anak-anaknya. Walaupun Jro Jangol tidak ada, tetap kita jaga,” kata Jro Putra. (TribunWow.com)