Pengaturan Skor
Ini Peran 4 Tersangka Pengaturan Skor, Johar Lin Eng Jadi Otak Penentu Pertandingan
Setelah ditangkap oleh Tim Satgas Polri, peran Johar Lin Eng dalam pengaturan skor mulai terungkap.
Penulis: Nila Irdayatun Naziha
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Setelah ditangkap oleh Tim Satgas Polri, peran Johar Lin Eng dalam pengaturan skor mulai terungkap.
Diketahui, Johar Lin Eng adalah Ketua Asprov Jawa Tengah sekaligus Anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI.
Johar ditangkap pada Kamis (27/12/2018) sekitar pukul 10.12 WIB di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta.
Selain Johar, tiga tersangka lain juga berhasil ditangkap oleh Tim Satgas.
Ketiga tersangka tesebut yakni Dwi Irianto (Mbah Putih) anggota Komisi Disiplin (Komdis) PSSI, Priyanto mantan anggota Komite Wasit PSSI, dan Anik Yuni Artikasari yang merupakan putri Priyanto.
Dilansir TribunWow.com dari Bolasport.com, Ketua Tim Satgas Anti Mafia Bola, Kombes Pol Argo Yuwono, membeberkan peran dari Johar Lin Eng dalam praktik pengaturan skor.
Dikatakan oleh Argo, Johar adalah sosok yang menjadi penentu pembagian grup dalam suatu klub.
Apabila petinggi klub mendatangi Johar, maka klub tersebut akan ditempatkan pada klub yang ringan.
"Peran Johar ini dia kan di Jawa Tengah, dia bisa menentukan klub di kelompok (grup) mana, misalnya ada 4 grup dia bisa menentukan," ucap Argo Yuwono Jumat (28/12/2018).
• Berikut 4 Oknum Terkait Pengaturan Skor yang Berhasil Ditangkap oleh Tim Satgas Polri

Nantinya, hasil komunikasi dengan Johar dilanjutkan dengan penentuan jadwal pertandingan klub-klub tersebut.
"Yang sudah komunikasi dengan dia (Johar), ditaruh di grup yang ringan. Dia juga bisa menentukan hari apa mainnya, jam berapa mainnya, ada semua dia," kata Argo Yuwono.
Tidak sendiri, Johar juga berkoordinasi dengan Priyanto yang merupakan mantan Komisi Wasit PSSI dimana Pri panggilan akrabnya, mempunyai jaringan besar di dunia sepakbola.
"Johar komunikasi ke Priyanto, dia mantan Komisi Wasit, dia kenal 35 wasit, jadi dia tahu, tapi tidak semua wasit bisa diajak kompromi," ujar Argo.
Ketika ada wasit yang mau diajak berkompromi untuk mengatur skor, maka wasit tersebut akan disesuaikan dengan jadwal pertandingan yang telah diatur oleh Johar sebelumnya.
"Wasit tertentu saja yang bisa diajak sama dia. Jadi, kalau klub sudah komunikasi dengan dia, tinggal ditentukan wasitnya siapa," tutur Argo.
Johar Lin Eng juga diketahui berkompromi dengan Anik (anak dari Priyanto) untuk menjadi perantara antara klub dan Johar.
"Peranan Tika sebagai asisten dari pelapor di Banjarnegara. Dia menerima juga uang dari pelapor," ujar Argo.
Selain itu, tersangka lain yang juga ditangkap yakni Mbah Putih, berperan sebagai perantara antara klub, pemain dan juga wasit.

• Mbah Putih Siap Buka-Bukaan di Hadapan Penyidik soal Dugaan Pengaturan Skor
Hal tersebut dijelaskan oleh Karo Humas Polri, Dedy Prasetyo.
"Dwi Irianto sebagai penghubung antarklub, pemain, dan wasit,
Dia juga mendapat uang dari pertandingan yang telah diatur," ujar Dedi.
Laporan Dugaan Pengaturan Skor
Dikutip TribunWow.com dari tayangan Mata Najwa, Trans 7, pada Rabu (19/12/2018), dalam topik PSSI bisa apa bagian 2, Manajer Persibara (Persatuan sepakbola Banjarnegara) mengungkap insiden uang bola dalam pertandingan sepak bola yang dihadapi timnya.
Budhi Sarwono, Bupati Banjarnegara serta anaknya, Lasmi Indriyani yang menjadi manajer Persibara membuka awal mula uang bola itu dimulai.
Budhi menuturkan setelah Lasmi dilantik sebagai manajer, ia mulai berhubungan dengan Ketua Asprov Jawa Tengah, Johar Ling Eng.
• Satgas Anti Mafia Bola Resmi Ringkus Seorang Anggota Komdis PSSI terkait Pengaturan Skor
"Karena saya mulai sibuk menjadi Bupati, saya menunjuk putri saya sebagai manajer Persibara (Lasmi Indriyani), mulai dilantik, mulai Mbak Lasmi berhubungan dengan Ketua Asprov, namanya pak Johar Ling Eng," ujar Budhi.
Dari situlah awal mula Lasmi mulai tercatut dalam permainan mafia bola.
"Pada awalnya, ayah saya minta saya belajar, waktu itu kondisinya Banjarnegara, Persibara pernah dicurangi wasit," ungkap Lasmi.
Ia kemudian mengeluhkan ke Ketua Asprov Jawa Tengah, Pak Johar bahwa perangkat pertandingan mengaku memainkan peran dalam hasil skor.

• Mbah Putih Dinonaktifkan dari Komdis karena Diduga Terlibat Skandal Pengaturan Skor
"Itu perangkat pertandingannya malah ngaku di depan saya bahwa dia itu mengawal PSIP Pemalang," kata Lasmi menceritakan.
Saat itu Johar menaikkan kasus ke rapat di Komdis, wasit dan pemain mendapat sanksi di Komdis.
"Saat itu Pak Johar mengenalkan saya kepada mafianya ini, yaitu Mr P."
Lasmi menuturkan, Johar mengenalkan Mr P dengan dalih agar Persibara tidak salah jalur dan dicurangi.
"Jadi (Johar) bilang, Mbak mau maju bolanya, sama bapak ini (Mr P)," cerita Lasmi menirukan perkataan Johar.
Budhi beserta Lasmi juga memperlihatkan bukti transfer yang mereka miliki terkait uang pertandingan hasil bola.
Dalam tayangan itu, tampak ada beberapa nama yang telah mendapat uang dari Budhi dan Lasmi, pada sejumlah pertandingan.
Di antaranya, Bang Mansur (nama samaran), Mbah Putih (nama samaran Komdis PSSI pusat), Pak Johar, Dessy, Wasit, dan untuk akomodasi seperti hotel, pertemuan wasit dan lain sebagainya.
Jadwal yang memiliki bukti transaksi uang itu yakni Banjarnegara vs Kediri, Komite Kompetisi PSSI, dan Kediri vs Banjarnegara.
Pada bukti transaksi itu tertulis pengeluaran keseluruhan untuk Liga 3, yakni Rp 237 juta, dan untuk Porprov Rp 105 juta.
Dengan total Rp 342 juta.
Lasmi menuturkan uang itu di transferkan ke nama Mbah Pri, Priyanto, namun ia tak mengerti nama asli pemilik nomor rekening.
(TribunWow.com)