Breaking News:

Kabar Tokoh

Tulis Catatan Panjang soal Keburukan yang Ada di Internal PKS, Fahri Hamzah: Duh Malunya

Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah menuliskan catatannya soal Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Menurutnya, pimpinan PKS menjauhi budaya demokrasi.

Penulis: Ananda Putri Octaviani
Editor: Lailatun Niqmah
Grafis Tribunwow/Kurnia Aji Setyawan
Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah 

Sebagian kader belum sadar bahaya feodalisme yang masuk dalam tradisi berjamah dan berpartai. Padahal feodalisme ini nanti yang merusak merit sistem dalam jabatan publik. Orang didukung bukan karena cakap tapi karena menjilat. #IntrospeksiPKS

Partai adalah fasilitator bagi pejabat publik, jabatan dalam negara. Itulah sebabnya, partai harus dikelola dengan budaya yang sepadan dengan apa yg hidup dalam negara yaitu budaya demokrasi. Sehingga begitu ia pindah ke ruang publik ia terbiasa. #IntrospeksiPKS

Tapi, kalau budaya feodal yang bekembang, dan kalau orang mendapat jabatan karena restu orang tertentu maka nanti jabatan yang diperoleh akan digunakan untuk yang memberi restu. Budaya pun tidak cocok dan tidak menyatu dengan kelembagaan publik. #IntrospeksiPKS

Lalu, begitu orang mulai kritis dan menyatakan pendapat berbeda, kontan dijawab, “orang itu tidak berterima kasih sudah dikasi jabatan”. Atau “kalau bukan karena partai dia bukan siapa2”. Atau, “dia makan dari jabatan yg dikasi partai”. Ini bahaya sekali. #IntrospeksiPKS

Fahri Hamzah Bongkar Kelompok yang Serang Amien Rais dan Kaitkan Gagalnya BJ Habibie Dipilih Lagi

 

Penggunaan idiom ini sekarang marak di Dalam, sehingga orang menjadi pejabat publik seperti diancam untuk tidak punya pandangan yg berbeda. Padahal, sejatinya partai adalah milik bersama, bukan milik yg sedang memimpin. #IntrospeksiPKS

Lebih dari pada itu, partai politik sekarang dibiayai negara karenanya tidak bIsa melepas diri dari keterbukaan dan pertanggungjawaban. Publik berhak Tau kenapa si A diganti, kenapa si B dipecat, kenapa si C dapat promosi padahal tak ada prestasi? #IntrospeksiPKS

Kasus terakhir di Kalimantan Timur kemarin, “pemecatan 25 Desember 201&” itu adalah bukti bahwa Pimpinan PKS sekarang semakin jauh dari kultur partai moderen dan menjauhi budaya demokrasi dalam negara. Sungguh disayangkan. #IntrospeksiPKS

PKS sulit diharapkan jika dipimpin dengan cara seperti ini. Saya ingat 2013 menjelang pemilu 9 April 2014 , pimpinan PKS terus melakukan konsolidasi bahkan mengumumkan bahwa tak akan ada ada struktur yang diganti. Semua bertahan sampai pemilu selesai. #IntrospeksiPKS

Bukan cuma itu, presiden partai masa krisis itu, @anismatta mengumumkan bahwa, “semua kesalahan kader yang bermanuver untuk menyelamatkan partai ini telah dimaafkan sebelum dilakukan”. Bayangkan bagaimana mesin tidak bergerak laju. #IntrospeksiPKS

Semoga, situasi tak tambah memburuk apalagi jika mempengaruahi hasil pemilu yang akan datang. Mari kita saling menasihati. Di Hari Jumat #HariIntrospeksi ini. Semoga kita tetap Istiqomah. Teman2 PKS Kaltim tetap sabar dan tegar. !" tulis Fahri Hamzah.

Terkait dengan kasus PKS di Kaltim seperti yang disampaikan Fahri Hamzah, diketahui bahwa hal tersebut adalah permasalahan pemecatan Ketua DPW PKS Kalimantan Timur, Masykur Sarmian.

Padahal, seperti dikutip dari Tribun Kaltim, Kamis (27/12/2018), para Kader PKS Kaltim yang diwakili oleh pengurus DPD PKS se-Kaltim tidak menyetujui keputusan DPP PKS dalam melakukan hal tersebut.

Masykur Sarmian dilengserkan dari jabatannya pada Selasa (25/12/2018).

Ketua DPD PKS Balikpapan, Mulhadi Ismail, mewakili 10 DPD PKS se-Kaltim menilai ada kejanggalan di balik pemecatan Masykur Sarmian.

Pasalnya, Masykur dipecat melalui pesang singkat WhatsApp yang dibacakan oleh Ketua Wilda PKS Kalimantan.

Halaman
123
Tags:
Partai Keadilan Sejahtera (PKS)Fahri HamzahTwitter
Rekomendasi untuk Anda
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved