Pemilu 2019
Mahfud MD: Woi, Ayo Memilihlah dalam Pemilu, Jangan Golput
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD mengajak untuk menentukan pilihan dalam pemilhan umum (pemilu) 2019.
Penulis: Tiffany Marantika Dewi
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD mengajak untuk menentukan pilihan dalam pemilhan umum (pemilu) 2019.
Hal ini diungkapkan Mahfud MD melalui Twitter miliknya, @mohmahfudmd, Rabu (26/12/2018).
Yang menarik, dalam ajakan tersebut, Mahfud menuliskan dengan ajakan 'Woi'.
Ajakan untuk memilih pun dituliskan berkali-kali oleh Mahfud dalam satu kali cuitan.
"Woi, kita tak bisa melakukan apa yang menurut kita ideal tapi tanpa dasar hukum.
Dari yang sama-sama benar secara hukum saja pilihan kebijakannya bisa ber-macam-macam dengan segala plus-minusnya.
Yang memutuskan pilihan kebijakan adalah pemerintah yang menang pemilu.
Ayo, memilihlah dalam pemilu, jangan golput. Pilih," tulis Mahfud MD.
• Reaksi Said Didu ketika Dibandingkan dengan Mahfud MD: Kok Saya Diam?
Ajakan untuk menggunakan hak pilih dalam pemilu memang sering digaungkan oleh Mahfud MD.
Dalam beberapa kali kesempatan mengisi acara pun ia juga memberikan ajakan tersebut.
Seperti saat dinya menjadi narasumber pada program YouTube Asumsi, Minggu (23/12/2018).
Ia memberikan imbauan bahwa pemilu merupakan hak konstitusi setiap warga untuk digunakan.
Karena, jika masyarakat tak menggunakan haknya, maka kemungkinan pemimpin yang buruk akan bisa memimpin.
"Pemilu itu agenda konsititusional untuk hak konstitusional, rugi kalau orang nggak milih, karena milih karena tidak milih, pemimpin akan tetap terpilih."
"Dalam keadaan begitu yang diuntungkan adalah orang yang secara politik tidak baik, karena yang baik-baik tidak mau milih gitu kan," tegas Mantan Ketua MK ini.
• Cerita Mahfud MD soal Pernyataannya Sering Dikapitalisasi Pendukung Tertentu hingga Ajakan Golfud
Mahfud menambahkan saat ini dalam pemilu tidak ada pilihan yang benar-benar bagus dan ideal untuk dipilih.
Namun, memilih bukan untuk mencari yang baik melainkan pilih yang lebih baik di antara kedua kandidat.
Ia juga menerangkan terkait Golongan Mahfud yang sering ia lontarkan, yakni ajakan untuk memilih.
"Golfud (golongan Mahfud) itu mengasumsikan pilih yang lebih baik karena yang baik itu sebenarnya tidak ada. Pilih yang lebih baik dari sama-sama yang tidak baik, atau pilih yang lebih baik dari yang sama-sama baik."
"Tapi nyatanya tidak ada yang bagus beneran, ya sudah pilih saja yang ada karena negara ini tetap harus berjalan Anda memilih atau tak memilih," ujar pakar hukum tata negara ini.
Namun, Mahfud enggan memberikan pernyataan terkait siapa yang baik dan tidak baik secara mendetail.
"Itu filosofi saja, nanti kalau kita nunjuk orang, Anda keluar dari sini bisa ditangkap nyebut orang, pokoknya filosofinya gitu, memilih bukan untuk menentukan orang yang ideal tapi untuk menghindari orang yang jahat memimpin, gitu saja filosofinya," jawab Mahfud MD.
• Adu Argumen dengan Rizal Ramli, Mahfud MD: Yang Dipertaruhkan Hak-hak Generasi Penerus
Lalu, jika dirujuk pada kedua kandidat, keduanya memiliki keburukan dan kebaikan masing-masing.
Terkait siapa yang lebih jahat maupun lebih baik, Mahfud kembali enggan menjelaskan karena pernyataannya sering dikalkulasi oleh pendukung tertentu untuk saling serang.
"Semua ada jahatnya juga, kalau kita merujuk ke kalkulasi ini jahatnya ini, ada baiknya juga," katanya.
"Siapa yang lebih jahat? itu setiap orang punya pilihan, ini pernyataan saya yang seperti ini dikapitaliasasi oleh pendukung si A si B, oh itu yang jahat ya silahkan saja itu kan demokrasi," tambahnya.
Lihat videonya:
(TribunWow.com/Tiffany Marantika)