Tsunami di Banten dan Lampung
Update Pasca-Tsunami di Banten dan Lampung: 62 Orang Meninggal Dunia
Kepala Pusat Data Indromasi dan Humas Badan Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho baru saja mengupdate data korban bencana alam Tsunami
Penulis: Mariah Gipty
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
TRIBUNWOW.COM - Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho baru saja mengupdate data korban bencana alam Tsunami di Banten dan Lampung.
Hingga pada Minggu (23/12/2018) pukul 10.00 WIB, 62 orang tercatat meninggal dunia, 584 orang menderita luka-luka, serta 20 orang dinyatakan hilang.
Hal itu disampaikan Sutopo melalui akun Twitter resminya @Sutopo_PN pada Minggu.
Selain kerugian tersebut, tercatat ratusan rumah dan bangunan rusak berat.
• Rombongan Kemenpora Jadi Korban Tsunami di Banten, 1 Orang Meninggal Dunia
Hingga saat ini, tim gabungan terus melakukan evakuasi korban disertai bantuan alat berat.
Sebelumnya, Sutopo menjelaskan tsunami itu disebabkan oleh adanya kombinasi dua fenomena alam, yakni bencana longsor dari pengaruh erupsi Gunung Anak Krakatau dan gelombang pasang.
Dilansir oleh Kompas.com, menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan bahwa kejadian tersebut telah diprediksi sebelumnya.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati menjelaskan pihaknya telah mengumumkan erupsi Gunung Anak Krakatau berada di status level waspada pada Jumat (21/12/2018) pukul 13.51 WIB.
• Terkait Tsunami, BMKG Sebelumnya Telah Beri Peringatan Adanya Gelombang Tinggi
"Kemarin pukul 13.51 WIB pada tanggal 21 Desember Badan Geologi telah mengumumkan erupsi gunung anak Krakatau dan levelnya pada level waspada," jelas Dwikorita saat konferensi pers pada Minggu (23/12/2018) dini hari.
BMKG juga telah mengeluarkan surat peringatan dini pada Sabtu (22/12/2018) pukul 07.00 WIB.
"Diperkirakan (gelombang tinggi terjadi) kemarin tanggal 21 hingga nanti 25 Desember 2018. Ini peristiwa beda tapi terjadi pada lokasi yang sama. Yang pertama erupsi Gunung Krakatau dan potensi gelombang tinggi," jelas Dwikorita
Mulanya, BMKG mengira gelombang tersebut hanya akibat dari cuaca, namun seteleh dianalisis lagi gelombang tersebut benar-benar merupakan gelombang tsunami.

• 12 Anak Terjebak di Pulau Sekepel saat Tsunami Melanda, BPBD Lampung Selatan akan Evakuasi Hari Ini
"Dan kami analisis, kami memerlukan waktu analisis apakah kenaikan air itu air pasang akibat fenomena atmosfer yang tadi ada gelombang tinggi? Jadi memang ada fase seperti itu. Namun ternyata setelah kami analisis lanjut gelombang itu merupakan gelombang tsunami," ungkapnya.
Berdasarkan dari catatan BMKG, daerah yang terkena tsunami antara lain:
1. Wilayah Serang di Pantai Jambu, Desa Bulakan,Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang,