Kabar Tokoh
Mahfud MD: Jangan-jangan Pemilu Hanya Rebutan Menjaga dan Membuka Akses Korupsi
Mahfud MD memberikan tanggapan atas maraknya kasus korupsi di Indonesia. Penyataan-pernyataan tersebut disampaikan melalui akun Twitter @mohmahfudmd
Penulis: Rinjani Alam Pratiwi
Editor: Bobby Wiratama
TRIBUNWOW.COM - Guru Besar Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, Mahfud MD semakin serius menanggapi soal kasus korupsi yang semakin merajalela.
Dilansir dari akun Twitter @mohmahfudmd pada Kamis (19/12/2018), mantan Ketua Mahkamah Konstitusi ini memberikan beberapa pernyataannya soal korupsi.
Menanggapi kicauan oleh pengikutnya, Mahfud mengatakan "Koruptor bukan hanya berlindung di partai politik yang berkuasa.
Di semua partai politik yang tak berkuasa juga banyak.
Kita khawatir, jangan-jangan pemilu hanya rebutan untuk menjaga dan membuka akses untuk bisa korupsi. Ngeriii." tulis Mahfud
• Bicara Soal OTT Pejabat Kemenpora, Mahfud MD: Tegakkan Hukum Tanpa Pandang Bulu
Dalam kicauannya yang lain, Mahfud juga mengajak hari ini untuk bicara tentang korupsi.
Menurutnya kasus korupsi di Indonesia semakin marak dan bertambah.
"Ada yang bilang, teori bahwa demokrasi adalah jalan memerangi korupsi tak berlaku di Indonesia.
Korupsi disini dilakukan melalui proses demokrasi.
• Tanggapi OTT KPK dari Sudut Pandang Humor, Mahfud MD: Sudah Diingatkan Hati-hati Supaya tak Ketahuan
Koruptornya bersarang di pemerintah maupun di oposisi. Lihatlah daftar koruptor" tulis Ia
Mahfud juga merasa kadang orang-orang putus asa melihat maraknya korupsi dan lemahnya penegakan hukum atas kasus tersebut.
"Korupsi sudah bersarung demokrasi. Untung ada @KPK_RI yang selalu memberi tetesan air sehingga kita tetap optimis.
Ayo, KPK teruskan penyelidikan ke penyidikan utk yg lain. Jgn berhenti jika sdh ada 2 alat bukti," tulis Ia
• Sebut Pembawaannya Serius, Mahfud MD: Tapi saat Jadi Menhan Saya Diajari Gus Dur untuk Banyak Humor
Dikutip Tribunwow.com dari Tribunnews.com, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Imam Nahrawi meminta maaf kepada masyarakat Indonesia dan Presiden Joko Widodo terkait anak buahnya yang terjaring Operasi Tangkap Tangan (OTT) oleh KPK pada Selasa (18/21/2018) malam di lingkungan Kemenpora.
“Teman wartawan, seluruh masyarakat Indonesia, sore ini saya bersama seluruh pejabat eselon 1 dan 2 ingin sampaikan beberapa hal terkait persitiwa semalam,” kata Menpora Imam Nahrawi mengawali pernyataaanya di Kantor Kemenpora, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (19/12/2018).
Ditangkapnya beberapa pejabat Kemenpora, salah satunya Deputi IV Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga, diduga karena adanya kickback dana hibah yang diberikan Kemenpora ke KONI.
(TribunWow/ Rinjani Alam)