Breaking News:

Kabar Tokoh

Rustam Ibrahim Bandingkan Data Laba BUMN di Era SBY dan Jokowi, Said Didu: Mari Kita Jujur

Muhammad Said Didu dan Rustam Ibrahim tampak berdebat soal laba BUMN di era pemerintahan SBY dan Jokowi. Keduanya tampak saling membandingkan.

Penulis: Ananda Putri Octaviani
Editor: Lailatun Niqmah
Kolase Tribunnews.com dan Twitter @RustamIbrahim
Said Didu (Kiri) dan Rustam Ibrahim (kanan) berdebat soal laba BUMN, Selasa (18/12/2018) 

Bandingkan 3 tahun diawal SBY 2005, 2006, 2007 dengan Jokowi 2015, 2016, 2017.

Kalau mau dibandingkan SBY 10 tahun , maka tunggu Jokowi 10 tahun. Itu baru fair," tegasnya.

Sementara itu, disela data yang dipaparkan keduanya, ada sejumlah komentar yang mempertanyakan soal utang BUMN.

Misalnya saja pemilik akun @RakyatPosco yang menuliskan, "Ayoo dong kupas juga doong hutang BUMN nya."

Mengutip Kompas.com, Kamis (6/12/2018), data Kementerian BUMN memaparkan, total utang seluruh BUMN mencapai Rp 5.271 triliun hingga kuartal III 2018.

Sementara itu, pada periode yang sama, total aset BUMN adalah Rp 7.718 triliun.

Selain itu, ekuitas seluruh BUMN tercatat Rp 2.414 triliun. Sedangkan laba bersih hingga periode itu hanya Rp 79 triliun.

Namun, diberitakan Kompas.com, Jumat (14/12/2018), Menteri BUMN Rini Soemarno membantah jika utang BUMN mencapai Rp 5.000 triliun.

Ia mengatakan, utang BUMN tidak mencapai Rp 2.000 triliun.

"Begini ya, kemarin ada yang bicara mengenai jumlah (utang) Rp 5.000 triliun, ini mungkin yang perlu saya ingin tekankan supaya sadar bahwa utang korporasi BUMN itu Rp1.980 triliun. Jadi hampir Rp 2.000 triliun, bukan Rp 5.000 triliun," ucap Menteri Rini di Jakarta, Kamis (13/12/2018) malam.

Jadi Menteri Malaysia Pertama Berdarah Batak Sumatera Utara, Saifuddin Nasution Merasa Bangga

Rini menjelaskan, angka Rp 5.000 triliun itu berdasarkan aktivitas perbankan.

Dan hal itu merupakan sektor yang berbeda, bukan korporasi BUMN yang melakukan pembangunan jalan tol dan lain-lain.

Sementara, perbankan memang melakukan simpan-pinjam.

"Nah untuk perbankan sendiri, aset dan liabilitas atau dana pihak ketiganya Rp 3.000 triliun, jadi ini supaya dipisahkan," ujar Rini.

Lebih lanjut, Rini memaparkan, BUMN berutang untuk kepentingan pembangunan.

Halaman
1234
Tags:
Muhammad Said DiduRustam IbrahimPresiden Joko Widodo (Jokowi)Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved