Pemilu 2019
Andi Arief Beberkan Pengakuan Pelaku Perusakan Atribut Demokrat, PDIP Beri Tanggapan
Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Partai Demokrat Andi Arief kembali angkat bicara soal perusakan atribut Partai Demokrat di Riau.
Penulis: Laila N
Editor: Wulan Kurnia Putri
TRIBUNWOW.COM - Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Partai Demokrat, Andi Arief kembali angkat bicara soal perusakan atribut Partai Demokrat di Riau.
Dilansir oleh TribunWow.com, hal tersebut tampak dari postingan akun Instagram @andiarief_ yang diunggah pada Minggu (16/12/2018).
Andi Arief tampak membeberkan pengakuan pelaku perusakan yang berhasil ditangkap.
Andi Arief mengatakan bahwa pelaku perusakan mengaku disuruh oleh seseorang bernama Budi Yoto.
Menurut Andi Arief, Budi Yoto merupakan adik seorang caleg PDIP.
Meski demikian, Andi Arief mengungkapkan pihaknya tidak ingin gegabah.
Mereka menyerahkan sepenuhnya kasus ini kepaa polisi.
• Soal Perusakan Atribut Demokrat, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto Bandingkan dengan Peristiwa Kudatuli
"Pelaku perusakan mengaku disuruh Budi Yoto.
Budi Yoto adik kandung Hendra caleg kota PDIP .
Hendra supir dari Robin Hutagalung ketua DPC PDIP.
Karena menyangkut PDIP kita gak gegabah.
Hubungan selama ini baik dan gak saling mengganggu.
Kita serahkan polisi untuk kebenarannya," tulis Andi Arief.

Sebelumnya, Andi Arief juga mengunggah sejumlah pernyataan mengenai pelaku perusakan atribut Partai Demokrat.
Dari informasi awal yang diterima pihaknya pada Sabtu (15/12/2018), terdapat 35 orang yang melakukan perusakan.
Andi Arief mengatakan, pelaku dibayar Rp 150 ribu/orang.
"Dari pengakuan orang di tangkap oleh Polisi, Jumlah perusak atribut partai Demokrat ada 35 orang yg dibagi dlm 5 kelompok, satu regu 7 orang.
Mereka dibayar 150 ribu/orang.
Yang menyedihkan, pemberi order dari Partai berkuasa," ujarnya.
"Keterangan pelaku perusakan yang ditangkap DPC Demokrat malam tadi menyebut dia disuruh Pengurus PDIP.
Info awal itu terlalu gegabah jika dipercaya begitu saja.
Selama ini hubungan kami baik.
Tugas polisi menyimpulkannya.
Tidak ada alasan, pelakunya ada.
Beda dg kasus lain," imbuh Andi Arief.
• Politisi Demokrat: Apakah untuk Menyambut Presiden Tak Boleh Ada Atribut Partai yang Bukan Koalisi?
Selain itu, Andi Arief juga menyebut apabila para pelaku memiliki kemampuan mengelabui dan menembus batas keamanan presiden.
"Perusak atribut Partai Demokrat di Riau punya kemampuan mengelabui dan menembus batas keamanan standar siaga satu kunjungan Presiden.
Wajar kalau Polisi tidak mengendus. Punya ilmu sirep, semua keamanan tertidur," kata Andi.
"Ada dua fakta dan informasi dari perusakan atribut Partai Demokrat di Riau yang cukup memprihatinkan.
Pertama, pengakuan suruhan pengurus PDIP.
Kedua ada informasi keterlibatan Polda.
Dua-duanya membahayakan dan masih kami dalami. Ini bukan seledar baleho!!!," ungkapnya lebih lanjut.

Bantahan PDIP
Dikutip dari Kompas.com, Ketua DPD Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Riau, Rokhmin Dahuri membantah PDIP menjadi dalang di balik perusakan atribut Demokrat di Riau.
Rokhmin menyebut tidak ada simpatisan atau kadernya yang melakukan aksi tidak terpuji itu.
"Pertama, bahwa pelaku perusakan atribut Partai Demokrat itu bukan dari simpatisan, apalagi kader PDI-P. Kedua, fatsun partai kami, selalu mengatakan tidak boleh berpolitik itu menggunakan kekerasan, kecurangan dan hal-hal yang brutal," kata Rokhmin pada wartawan Minggu (16/12/2018) di Pekanbaru.
Ia menilai Partai Demokrat, terutama sang ketua umum, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tidak pada tempatnya untuk menuding PDIP sebagai Pelaku.
"Apalagi, Bapak SBY yang kami hormati adalah mantan presiden dan orang yang sangat berkemampuan, menurut hemat saya, dari kubu sahabat saya Partai Demokrat tidak tempatnya melemparkan tuduhan kepada kami (PDI-P)," terang Rokhimin.
Terkait pernyataan pelaku yang viral, Rokhmin membantahnya.
"Sekali lagi saya sampaikan, bahwa itu bukan kader ataupun simpatisan kami yang bernama Heryd dan Budi Utoyo (disebut Heryd sebagai yang menyurh) itu. Sudah kami telusuri, tidak ada nama kader ataupun simpatisan kami," tegas Rokhmin.
Lebih lanjut, ia meminta polisi mengusut tuntas kasus ini.
Pengakuan Pelaku
Beredar sebuah video pengakuan seorang yang menjadi pelaku perusakan bendera dan baliho Partai Demokrat di Riau pada Sabtu (15/12/2018) di media sosial.
Sejumlah akun di media sosial terutama di Twitter membagikan video pengakuan seorang pelaku perusakan atribut Partai Demokrat itu.
Satu di antaranya politisi Partai Demokrat, Jansen Sitindaon yang membagikan ulang (re-tweet) di akun Twitternya, @jansen_jsp.
Video itu awalnya diunggah seorang netizen dengan akun @Silvy_riau pada Sabtu (15/12/2018).
"TERCYDUK
Pengakuan Salah Seorang PERUSAK Spanduk @PDemokrat dan pak @SBYudhoyono di RIAU
Mengaku disuruh Kader Partai PETAHANA," tulis akun @Silvy_riau.
Dalam video berdurasi satu menit itu, seorang pria yang mengenakan baju hitam lengan panjang sedang diinterogasi oleh sekelompok orang.
Sekelompok orang itu ingin membawa pria yang merusak atribut Demokrat itu ke polisi.
Namun sebelumnya, sekelompok itu meminta agar pria itu mengakui perbuatannya.
Dalam video itu, pria itu mengaku dirinya telah disuruh seorang dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) untuk merusak atribut Partai Demokrat.
"Orang PDI nyuruh kau?," ujar penginterogasi.
"Iya, Pak," kata si pelaku.
"Siapa namanya?" tanya penginterogasi.
"Bang Budi, pak," jawab pelaku perusakan atribut Partai Demokrat itu.
"Budi Toyo panggilannya pak," imbuh dia.
Saat ditanya siapa Budi Toyo, pria itu mengakui jika Budi Toyo merupakan orang suruhan PDI-P.
"Abang-abang yang ngajak aku bang. Dia orang-orangnya, dia pun orang-orang suruhan PDI juga pak," jawab pria itu.
Pria itu juga mengakui, pelaku perusakan bendera dan baliho Partai Demokrat berjumlah 35 orang.
"Inilah Pelaku Pengrusak APK Partai Demokrat mengaku disuruh oleh pengusung petahana," tulis akun Twitter @GuruKaWe.
Polisi Tangkap Satu Pelaku
Dikutip dari Kompas.com, aparat kepolisian telah menangkap seorang pelaku perusakan atribut Partai Demokrat di Riau, Sabtu (15/12/2018).
"Satu orang laki-laki diamankan berinisial HS. Laporan (perusakan) diterima Polresta Pekanbaru," kata Kabid Humas Polda Riau, Kombes Pol Sunarto.
Satu orang terduga pelaku yang diamankan saat ini masih diperiksa lebih lanjut.
"Masih diperiksa oleh penyidik," tutup Sunarto. (TribunWow.com/Lailatun Niqmah)