Kabar Tokoh
Pesan Paus Fransiskus saat Bertemu dengan Menteri Susi Pudjiastuti di Vatikan
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mendapatkan pesan dari pemuka agama katholik Paus Fransiskus.
Penulis: Tiffany Marantika Dewi
Editor: Claudia Noventa
TRIBUNWOW.COM - Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti, melakukan rangkaian kunjungan kerja ke Vatikan, Roma, Italia.
Dalam kunjungannya itu, Menteri Susi juga diundang oleh Duta Besar Vatikan, Archbioshop Piero Pioppo, untuk bertemu Paus Fransiskus, Rabu (12/12/2018) sore.
Menteri Susi diterima Paus Fransiskus seusai Pemimpin Gereja Katolik Roma itu berpidato di depan ribuan umat di Basilica Santo Petrus, Vatican City.
Paus Fransiskus pun memberikan medali atau sebagai hadiah kenang-kenangan untuk Susi.
Selain memberikan medali, Paus juga memberikan dukungan moral dan spiritual untuk Pemerintahan Indonesia dalam memerangi kejahatan maritim dan perikanan.
"Beliau mengatakan akan terus berdoa dan berdoa demi kebaikan negeri kita," ujar Susi menyampaikan pesan Paus.
"Dia bilang akan terus berdoa dan memberikan support-nya terutama dengan doa. 'I will continue pray for you and your country'," ungkap Menteri Susi meniru apa yang disampaikan Paus Fransiskus seperti dikutip TribunWow.com dari rilis di website resmi KKP.
• Susi Pudjiastuti Bertemu Wakil Menteri Ekonomi Maritim dan Navigasi Darat di Polandia
Sementara itu, Susi Pudjiastuti menyampaikan harapannya, terutama untuk masalah perbudakan dan perdagangan manusia di industri perikanan lewat Paus Fransiskus.
Karena sebagai Pemuka Agama Katolik Sedunia, Paus Fransiskus, memiliki pengaruh yang kuat di berbagai negara.
"Apa yang diannounce oleh Vatikan biasanya menjadi patokan mengikat secara moral, saya harapkan pemimpin-pemimpin dunia jadi lebih aware dengan adanya perbudakan, perdagangan manusia di industri perikanan tangkap di laut," jelas Menteri Susi.
Menteri Kelautan dan Perikanan juga berharap Paus Fransiskus bisa mengangkat isu lingkungan tentang kerusakan laut, di lain isu perdagangan manusia dan perbudakan.
"Jadi pencurian ikan itu bukan sekadar pencurian tapi juga tentang perdagangan manusianya juga tentang perbudakannya. Karena banyak anak-anak yang dipekerjakan atau ABK-ABK yang dipekerjakan di atas kapal itu, mereka tidak punya banyak pilihan," tambahnya.
Ia juga mengambil contoh soal isu di Benjina, Maluku yang menjadi wajah buruk industri perikanan Indonesia.
Diketahui di Benjina merupakan kasus perbudakan nelayan asing yang dipaksa bekerja 20 sampai 24 jam dalam sehari untuk menjadi Anak Buah Kapal (ABK).
Mereka dipaksa bekerja di bawah perusahaan Thailand untuk menguras berton-ton ikan di perairan Maluku dan sekitarnya.
• Kata Luhut Binsar Pandjaitan soal Sosok Prabowo Subianto yang Ia Samakan dengan Susi Pudjiastuti