Breaking News:

Agenda Presiden

Jokowi: Membangun Infrastruktur Itu soal Persatuan Indonesia sebagai Bangsa yang Besar

Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan, pembangunan infrastruktur adalah soal persatuan Indonesia sebagai bangsa yang besar.

Penulis: Ananda Putri Octaviani
Editor: Wulan Kurnia Putri
Instagram/jokowi
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) saat meresmikan Monumen Kapsul Waktu di Merauke, Papua, Jumat (16/11/2018). 

TRIBUNWOW.COM - Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi), mengungkapkan pembangunan infrastruktur adalah soal persatuan Indonesia sebagai bangsa yang besar.

Dilansir TribunWow.com, hal tersebut disampaikan Jokowi melalui unggahannya di akun Instagram @jokowi, Jumat (7/12/2018).

Jokowi menegaskan jika pembangun infrastruktur yang gencar dilakukan di era pemerintahannya jangan hanya dilihat dari kacamata ekonomi saja.

Menurutnya, pembangunan infrastruktur yang merata di Tanah Air diharapkan dapat menghubungkan antarwilayah dan menyatukan seluruh daerah di Indonesia.

Ia berharap, pembangunan infrastruktur itu dapat meningkatkan semangat persatuan dan kesatuan.

Viral Video Kampanye Horor Tim Jokowi melalui Kisah Hantu Si Manis Jembatan Ancur

Jokowi bahkan tampak mengutip lirik lagu 'Dari Sabang Sampai Merauke' oleh R. Soerarjo untuk menjelaskan jika pembangunan infrastruktur adalah untuk menjadikan Sabang hingga Marauke bersambung dan bersatu, menjadi Indonesia.

Tanggapi Santai Hasil Survei LSI Denny JA, Dahnil Anzar: Masa Kampanye Masih Sangat Panjang

"Jangan melihat pembangunan infrastruktur dari kacamata ekonomi semata-mata.

Membangun infrastruktur itu adalah soal persatuan Indonesia sebagai bangsa yang besar.

Pembangunan infrastruktur yang merata di seluruh wilayah Nusantara itu dengan harapan agar keterhubungan antarwilayah menjadi lebih meningkat, menyatukan seluruh daerah di Tanah Air, sehingga meningkatkan semangat persatuan dan kesatuan.

Bahkan R. Soerarjo, lewat lagunya Dari Sabang Sampai Merauke, sejak dulu telah menuliskan: “Sambung menyambung menjadi satu. Itulah Indonesia!”

Kenapa harus sambung menyambung?

Supaya negara besar ini, yang wilayahnya “Dari Sabang sampai Merauke. Berjajar pulau-pulau”, bisa disatukan.

Itulah mengapa infrastruktur jalan di Papua, Kalimantan, Sumatera dan lain-lain, harus dibangun sebaik Pulau Jawa.

Dengan keterhubungan antarwilayah yang bagus: orang Aceh semakin mengenal orang Papua, orang Papua harus kenal orang Kalimantan, orang Kalimantan harus kenal orang Jawa, orang Jawa harus kenal orang Sulawesi," tulis Jokowi.

Diberitakan Tribunnews.com, Kamis (6/12/2018), hal serupa juga disampaikan Jokowi saat berpidato dalam acara peringatan Milad Satu Abad Madrasah Mu'allimin-Mu'allimaat Muhammadiyah, di Yogyakarta.

"Kenapa harus sambung menyambung? Supaya persatuan kita sebagai sebuah negara besar itu bisa disatukan. Jadi yang namanya membangun infrastruktur bukan hanya urusan ekonomi tetapi juga urusan persatuan bangsa Indonesia sebagai sebuah bangsa besar," ujar Jokowi sesuai keterangan pers Biro Pers Istana Kepresidenan, Kamis (6/12/2018).

Jokowi mengatakan, persoalan keterhubungan di negara Indonesia yang memiliki belasan ribu pulau memang menjadi persoalan tersendiri.

Bandingkan Pemerintahan Jokowi dan SBY, Natalius Pigai: Jokowi Baru Bangun Satu Ruas Jalan di Papua

Terlebih, imbuh Jokowi, masih banyak wilayah yang belum menikmati infrastruktur sebaik di Pulau Jawa.

Jokowi mencontohkan pernyataannya dengan pembangunan infrastruktur di Papua.

Menurutnya, tidak adanya infrastruktur jalan yang baik menyebabkan lamanya waktu tempuh.

Bahkan tak jarang perjalanan yang semestinya dapat ditempuh hanya dalam beberapa jam saja dapat memakan waktu hingga berhari-hari.

"Di Indonesia bagian timur, di Papua, jalan (rusak) seperti ini banyak sekali. Masak hanya 120 kilometer memakan waktu dua atau tiga hari baru sampai. Harus menginap, harus masak di jalan. Inilah pentingnya infrastruktur," tutur Jokowi.

Meski baru-baru ini pembangunan di Papua sempat terhambat karena adanya kelompok kriminal bersenjata, Jokowi menegaskan, hal itu tidak akan menyurutkan langkah pemerintah untuk terus membangun Papua dan wilayah-wilayah lain di Indonesia.

Mengutip Kompas.com, Rabu (5/12/2018), pembangunan infrastruktur memang menjadi fokus kinerja Jokowi dalam lima tahun pemerintahannya sebagai Presiden periode 2014-2019.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution, menjelaskan hal tersebut menjadi titik pembeda antara pemerintahan Jokowi dengan presiden periode sebelumnya.

10 Top Isu dan Program yang Menguntungkan Jokowi dan Prabowo di Pilpres 2019 Menurut LSI Denny JA

Baginya, perbedaan inilah yang menjadi titik tolak transformasi pemerintahan Jokowi.

Darmin berpendapat, pemerintahan Jokowi tidak terlalu menekankan pada sisi permintaan, tetapi lebih kepada sisi pasokan yang menunjang pertumbuhan ekonomi.

"Model dasarnya ada perbedaan, di mana bedanya? Pak Jokowi itu tidak terlalu menekankan walau tidak melupakan, tidak terlalu menekankan demand side ekonominya, tapi supply side-nya," jelas Darmin ketika memberikan paparan di acara Proyeksi Ekonomi Indonesia 2018 di Jakarta, (5/12/2018).

Darmin menjelaskan, komponen-komponen yang termasuk dalam sisi pasokan atau supply adalah infrastruktur, tanah, dan Sumber Daya Manusia ( SDM).

Adapun untuk sisi permintaan terdiri atas konsumsi, investasi dan ekspor.

Menurut Darmin, dengan digenjotnya pembangunan infrastuktur di era Jokowi, turut menjaga pertumbuhan ekonomi di tengah gejolak perekonomian dunia.

Selain itu, beberapa indikator sosial ekonomi seperti tingkat pengangguran, tingkat kemiskinan, dan gini rasio yang menunjukkan kesenjangan pendapatan mengalami penurunan.

"Artinya semua mengarah membaik, padahal pembangunan itu tidak semuanya selalu sejalan. Kalau pembangunan ekonomi dengan tingkat kemiskinan, biasanya pertumbuhan mengalami kenaikan, kemiskinan turun, tetapi belum tentu gini rasio turun," ujar Darmin.

"Karena pertumbuhan tidak selalu sejalan dengan distribusi pendapatan, tapi di pemerintahan Jokowi sejalan, semua membaik," lanjutnya. (*)

Tags:
Presiden Joko Widodo (Jokowi)JokowiIndonesia
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved