Breaking News:

Kabar Tokoh

Ditanya Lebih Enak Zaman SBY atau Jokowi, Yusril Ihza Mahendra: Semua Itu Enggak Ada Enaknya

Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra angkat bicara soal sosok tokoh politik hingga penilaian zaman pemerintahan di Indonesia

Penulis: Vintoko
Editor: Astini Mega Sari
WARTA KOTA
Yusril Ihza Mahendra 

TRIBUNWOW.COM - Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra angkat bicara mengenai sosok tokoh politik hingga penilaian zaman pemerintahan di Indonesia.

Hal itu disampaikan Yusril Ihza Mahendra saat menjadi narasumber dalam acara 'Q&A: Zig Zag Yusril' yang tayang di Metro TV, Rabu (5/12/2018).

Awalnya, pembawa acara menanyakan sejumlah pertanyaan dan harus dijawab oleh Yusril Ihza Mahendra secara cepat.

Jadi Pengacara Jokowi-Maruf Amin, Yusril Ihza Mahendra Beberkan Sejumlah Kepentingan

Sejumlah pertanyaan yang diajukan di antaranya, penilaian atas pemberantasan korupsi hingga sosok tokoh politik di Indonesia.

Pemberantasan Korupsi

"Dalam skala 1 sampai 10, kita baru saja merayakan Hari Anti Korupsi Sedunia, berapa penilaian anda terhadap pemberantasan korupsi di Indonesia," tanya pembawa acara.

"Sampai sekarang tujuh," jawab Yusril Ihza Mahendra.

Tokoh Politik di Indonesia

Pembawa acara lantas menanyakan penilaian Yusril terkait sejumlah tokoh politik di Indonesia, dari Abbdurrahman Wahid atau Gus Dur, Amien Rais, Prabowo Subianto dan Joko Widodo.

Gus Dur

"Satu kata yang menggambarkan Gus Dur?" kata pembawa acara.

"Bijak," jawab Yusril.

Amien Rais

"Tidak terarah politiknya," ujar Yusril.

Prabowo Subianto

"Ada ketegasan, tapi tidak tahu mungkin apa yang harus dilakukan secara tepat," jawab Yusril.

Joko Widodo (Jokowi)

"Pak Joko Widodo sederhana, simpel dan bisa mendengarkan pendapat-pendapat orang lain," kata Yusril.

"Makin banyak pendapat yang baik yang disampaikan kepada beliau, itu akan makin baik jalannya pemerintahan di bawah kepemimpinan beliau."

Jokowi Berikan Senyum Sumringah saat Temui Yusril Ihza Mahendra, Sebut Kawan Lama

Pilihan Era Pemerintahan

Pembawa acara lantas memberikan pertanyaan kepada Yusril untuk memilih era pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) atau Jokowi.

"Sebagai warga negara Indonesia, enakan zaman siapa? SBY atau Jokowi?" tanya pembawa acara.

"Semua itu enggak ada enaknya, ada aja kekurangan-kekurangannya, dan kalau sudah enak saya enggak bisa berbuat apa-apa lagi. Sudah terima saja, justru tidak enak itu saya berbuat," kata Yusril.

Urutan Pekerjaan yang Paling Enak

"Dari 3 profesi, pengacara, ketua umum partai politik atau menteri, mana yang paling enak urutannya?" tanya pembawa acara.

"Paling enak jadi advokat, yang kedua jadi akademisi, oh ini harus milih ya? Jadi menteri lebih enak daripada jadi ketua umum partai," pungkas Yusril.

Disebut Yusril Dukung Capres Tertentu, Hotman Paris: Ada Halangan bagi Saya Tangani Kasus Politik

Sebelumnya diberitakan, Yusril Ihza Mahendra membeberkan alasannya menjadi kuasa hukum pasangan capres-cawapres Jokowi-Ma'ruf Amin.

Awalnya, panelis yang juga Direktur Eksekutif Saiful Mujani Research Center (SMRC) Djayadi Hanan menanyakan alasan Yusril Ihza mau menjadi pengacara pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin tanpa dibayar.

Djayadi Hanan mengutip pernyataan Yusril Ihza Mahendra yang menyebut dalam koalisi politik selalu ada 'take and give'.

"Bang Yusril selalu mengatakan di banyak tempat, bahwa dalam koalisi atau dalam kerja sama politik itu selalu ada take and give, Bang Yusril sudah memberikan give-nya dengan menjadi kuasa hukum, sekarang take yang sudah Bang Yusril dapat apa dari kubu Jokowi-Ma'ruf?" kata Djayadi Hanan.

Menanggapi hal itu, Yusril Ihza Mahendra tidak memberikan bantahan.

"Memang betul sekali, politik itu take and give ada hitungan-hitungan yang rasional, bukan semata-mata komitmen, emosional seperti mungkin yang dilakukan oleh orang awam dalam melihat persoalan-persoalan politik," ujar Yusril Ihza Mahendra.

Yusril Ihza Mahendra mengaku jika dalam dunia politik harus realistis dengan mengesampingkan persoalan suka ataupun benci.

"Kami ini memang sudah lama terjun ke politik, karena itu saya melihat persoalan-persoalan politik itu tidak bisa hanya persoalan suka atau tidak suka, benci atau tidak benci. Tapi bagi saya yang paling penting adalah politik harus realistik," jelas Yusril Ihza Mahendra.

"Saya ketua umum PBB, walaupun dalam hal menjadi lawyer ini tidak mengaitkan partai. Tapi sedikit banyaknya ada sentuhan kepada partai," imbuh dia.

Di sisi lain, dirinya mengatakan jika PBB masih punya kepentingan politik.

Terlebih kepentingan politik untuk kembali lagi ke DPR.

"Saya berpikir begini, bahwa PBB punya kepentingan. Kepentingannya adalah supaya PBB kembali lagi ke DPR dan punya fraksi di sana."

"Ini sudah 10 tahun PBB terpuruk, tidak punya wakil di DPR dan 10 tahun ini bukan saya ketuanya, itu harus dimaklumi," ujar Yusril Ihza Mahendra.

Saat menjadi kuasa hukum Jokowi-Ma'ruf Amin, Yusril mengaku ada anggapan dirinya hendak menenggelamkan PBB.

"Ada yang bilang Yusril mau nenggelamkan PBB karena menjadi lawyer Jokowi-Ma'ruf Amin, saya bilang 'emang selama ini PBB belum tenggelam?'. Sudah lama PBB ini tenggelam, saya ini disuruh jadi ketua untuk membangkitkan kembali PBB ini dan saya menggunakan cara-cara saya sendiri," tandas Yusril Ihza Mahendra.

Soal Klaim Yusril, Sekjen Gerindra: Persoalan Ini Sudah Selesai ketika Pak Yusril ke Kubu Jokowi

Langkah Selamatkan PBB

Saat ditanya kembali alasan memilih menjadi kuasa hukum pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin, Yusril Ihza Mahendra menegaskan itu juga sebagai langkah menyelamatkan partainya, PBB.

"Politik itu tidak bisa benci-suka, politik itu harus realistik juga, PBB kan punya kepentingan. Dua kali pemilu, PBB hancur total tidak punya perwakilan satu pun di DPR tidak ada menteri pejabat apapun dari PBB."

"Dan saya dipilih kembali menjadi ketua umum PBB ini menggantikan Pak MS Kaban setelah 10 tahun beliau memimpin partai ini dengan tugas adalah untuk menyelamatkan partai."

"Dengan indikator yaitu adanya fraksi PBB kembali di DPR jadi saya memang realistik mencapai itu dan saya melihat di antara kemungkinan-kemungkinan ini apa yang harus saya lakukan tentu kita harus kampanye," beber Yusril.

Simak video selengkaonya di bawah ini:

(TribunWow.com/ Rekarinta Vintoko)

Tags:
Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)Presiden Joko Widodo (Jokowi)Yusril Ihza Mahendra
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved