Sejarah Hidup Penulis Novel NH Dini, Pernah Ingin Jadi Masinis hingga Baru Terima Royalti Honorarium
Penulis Novel dan juga sastrawan NH Dini dinyatakan meninggal dunia dalam kecelakaan lalu lintas, berikut ini sejarah hidup yang pernah ia ukir.
Penulis: Tiffany Marantika Dewi
Editor: Wulan Kurnia Putri
TRIBUNWOW.COM - Penulis Novel dan juga sastrawan NH Dini dinyatakan meninggal dunia setelah ikut menjadi penumpang dari kendaraan yang kecelakaan di ruas Jalan Tol Tembalang KM 10, Semarang, Selasa (4/11/2018).
Penulis 'Hati yang Damai' itu meninggal setelah mendapat luka pada kepala dan kaki kanan.
Berdasarkan rilis yang diterima TribunWow.com, NH Dini merupakan anak bungsu dari lima bersaudara yang ulangtahunnya dirayakan empat tahun sekali.
Sejarah hidup NH Dini yang merupakan kelahiran Semarang ini bermula saat dirinya tertarik menulis sejak kelas 3 SD.
Buku pelajaran NH Dini kecil berisi tulisan yang merupakan ungkapan perasaannya.
Ia mengaku bahwa tulisannya itu merupakan pelampisan hatinya.
• Clift Sangra Ceritakan Kejadian Aneh sebelum Suzanna Meninggal, Temukan Ratusan Ular di Rumah
NH Dini dibesarkan dalam nuansa penuh sastra oleh ibunya yang sering membacakan bacaan 'Panji Wulung', 'Penjebar Semangat', 'Tembang dengan Aksara Jawa'.
Sementara ayahnya, meninggal dunia ketika dirinya duduk di bangku SMP.
Ketika kecil, NH Dini bercita-cita menjadi sopir lokomotif dan tidak ingin menjadi tukang cerita.
Namun, harapannya pupus ketika dirinya tak menemukan sekolah bagi calon masinis kereta.
Bakatnya menulis fiksi menjadi semakin terasah ketika duduk di bangku SMA dengan menulis sajak dan prosa berirama.
Karyanya kala NH Dini berusia 15 tahun pun sudah menggema di RRI Semarang.
• Sebelum Meninggal, George HW Bush Sempat Ungkap Rasa Sayangnya pada sang Putra
Setelahnya, ia menjadi rajin mengirim sajak-sajak ke siaran nasional RRI di Semarang dalam acara Tunas Mekar.
Karya-karya yang telah ditelurkan oleh perempuan yang konon berdarah Bugis ini antara lain adalah puisi, kumpulan cerpen, novel, dan biografi.
Ia pun tercatat telah menjadi pengarang selama 60 tahun.
Namun, ia baru menerima royalti honorarium karyanya baru-baru ini saja.
Royalti tersebut baru bisa ia gunakan untuk menutupi biaya kehidupan sehari-harinya, setelah ia mengaku menjadi parasit bagi teman-temannya untuk menututpi biaya makan dan pengobatan.
Diketahui, ia pernah menderita sakit parah yakni hepatitis-B selama 14 hari.
Gubernur Jawa Tengah saat itu, Mardiyanto pun juga ikut membantu pengobatannya.
HN Dini sempat menikah dengan Yves Coffin, Konsul Prancis di Kobe, Jepang, pada 1960 dan beberapa kali berpindah tempat tinggal dari negara satu ke negara yang lain.
• Kisah Dokter Lakukan Operasi Caesar Saat Mabuk, Ibu dan Bayi Meninggal Dunia Karenanya
Dari pernikahan itu ia dikaruniai dua anak, Marie-Claire Lintang dan Pierre Louis Padang.
Setelah bercerai, Dini kembali ke Indonesia dan tidak berhenti berkarya.
Anak sulung HN Dini kini menetap di Kanada, sedangkan anak bungsunya menetap di Prancis.
Sementara HN Dini tinggal di Panti Wredha Langen Wedharsih, Ungaran.
(TribunWow.com/Tiffany Marantika)