Kabar Tokoh
Terkait Survey P3M yang Menyatakan 41 Masjid Terpapar Radikalisme, Guntur Romli Singgung Survey Lain
Guntur Romli singgung tiga lembaga survey lain, terkait survey P3M yang menyebutkan ada 41 Masjid yang Terpapar Radikalisme.
Penulis: Nila Irdayatun Naziha
Editor: Claudia Noventa
Yang kedua lantaran ia banyak mengkonsumsi pesan-pesan kebencian.
Pesan-pesan kebencian tersebut datang dari media sosial atau khutbah-khutbah.
Dan yang ketiga adalah pemahaman yang salah terhadap jihad, bahwa jihad hanya kekerasan dan merupakan tindakan kekerasan bagi agama yang lain.
Hal tersebut merupakan pemahaman yang keliru terhadap jihad.
Namun yang paling berbahaya adalah, mengaitkan isu radikalisme dengan pengalaman negara lain.
Hal tersebut diungkapkan oleh Guntur dengan melihat penelitian dari Muhammad Najih Alramdoni yang merupakan Sekjen Ikatan Alumni Syam di Suriah, yang mengatakan ada kemiripan antara radikalisme di Indonesia dengan Suriah.
Yang pertama tentang politisasi agama yang dalam hal ini merupakan politisasi islam, dan jantung dari politisasi adalah dengan adanya politisasi masjid.
• Potong Omongan Eggi Sudjana di ILC, Ali Ngabalin Ditegur Karni Ilyas: Jangan Urusan Itu
Kedua adalah menyerang pemerintah yang sah dan menggunakan propaganda penuh dengan keobohongan.
Selanjutnya adalah dengan menjauhkan ummat dengan Ulamanya.
Dan yang terakhir adalah meruntuhkan sistem negara dan menggantikan dengan khilafah.
Sebelumnya, Agus Muhammad, selaku Ketua DP P3M, menjelaskan proses studi sehingga menghasilkan data 41 dari 100 masjid pemerintah di Jakarta, terpapar radikalisme.
Kriteria objek yakni yang pertama berada di Jakarta, kemudian Masjid bukan mushola, yang ketiga ada kegiatan tambahan di luar sholat berjamaah.
Agus menuturkan dalam menstudikan 100 masjid, relawan sebanyak 100 diturunkan untuk merekam 4 kali khotbah Jum'at berturut turut dalam satu bulan.
Dalam menentukan relawan, Agus mengatakan pihaknya menentukan dengan rekomendasi dari orang-orang terpercaya.
"Tugas relawan, merekam khotbah jumat, yang kedua merekam videonya, untuk memastikan suara di audio dan videonya sama, dan yang ketiga adalah mengambil bahan gambar bacaan yang ada disana," ujar Agus.