Pemilu 2019
Ahok Dikabarkan Masuk PDIP, Fadli Zon dan Peneliti LSI Tak Satu Pendapat soal Pengaruhnya di Pilpres
Kabar mengenai Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dikabarkan ingin masuk ke PDIP akan pengaruhi Jokowi atau tidak, ini tanggapannya.
Penulis: Roifah Dzatu Azma
Editor: Claudia Noventa
TRIBUNWOW.COM - Kabar mengenai Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dikabarkan ingin masuk ke partai Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) jika telah bebas dari penjara mendapat beragam tanggapan.
Sebelumnya, kabar ini keluar dari lisan Ketua DPP PDI Perjuangan, Djarot Saiful Hidayat, yang mengaku telah berbincang dengan Ahok mengenai keputusan tersebut, dilansir TribunWow.com dari Tribunnews.com.
Djarot menyebutkan alasan Ahok lebih memilih partai yang diketuai Megawati Soekarno Putri tersebut daripada partai lain.
• Soal Ahok Ingin Gabung PDIP, Peneliti LSI Denny JA Singgung Hubungan Amruf Amin dan Basuki Tjahaja
Ia bercerita bahwa Ahok memilih PDIP karena hanya partai tersebut yang berani pasang badan membelanya saat terseret kasus hukum.
"Kalau suatu saat nanti Pak Ahok masuk politik, dia hanya mau gabung ke PDI-Perjuangan," ujar Djarot ketika dihubungi, Selasa (27/11/2018).
"Karena yang berani betul di garis depan, ketika ada yang melawan Pancasila, ketika ada yang menghina seseorang warga negara, mencaci, membenci, dan sebagainya, yang berani paling depan adalah PDI Perjuangan," papar Djarot Saiful Hidayat mengulang pembicaraannya dengan Ahok.
• Bahas Reuni Akbar 212, Fahri Hamzah Usul Jokowi-Maruf dan Probowo-Sandi Berpelukan di Atas Panggung
Mengenai kabar itu, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon menanggapinya saat ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (28/11/2018).
Fadli Zon menilai masuknya Ahok di PDIP tidak akan memberikan pengaruh positif terhadap elektoral Joko Widodo (Jokowi).
"Kalau menurut saya menurunkan, bukan menambah," kata Fadli.
Lanjutnya, Fadli menilai, wajar jika Ahok ingin bergabung di PDIP.
Hal ini lantaran PDIP merupakan habitat dari sosok yang juga pernah menjabat sebagai Bupati Belitung Timur itu.
"Itu kan hak semua orang. Mungkin habitatnya kan memang di sana. Jadi, ya, menurut saya enggak ada masalah," katanya.

Berbeda dengan apa yang dicetuskan Fadli Zon, Peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, Ardian Sopa menilai itu pilihan tepat bagi Ahok.
• Prabowo Sebut Hak Pilih Masyarakat Dapat Dibeli dengan Sekarung Nasi, Misbakhun Beri Tanggapan
Dilansir TribunWow.com dari Kompas.com, Selasa (27/11/2018), Ardian Sopa mengatakan keinginan Ahok dapat terlihat sebagai hal yang baik di mata masyarakat.
Menurutnya hal ini lantaran jika Ahok bergabung di PDIP, pasti akan mendukung pasangan calon presiden dan wakil presiden Joko Widodo-Ma'ruf Amin.
Seperti yang diketahui, dahulu Ma'ruf Amin pernah menjadi saksi di sidang saat Ahok menjadi terdakwa kasus penodaan agama.
"Kalau sekarang dukung Jokowi-Ma'ruf, satu sisi akan lebih menambah positif dari negatif. Terlebih di situ ada KH Ma’ruf yang dulu seteru sekarang memperlihatkan kebersamaan. Berarti masyarakat juga melihat memang dua orang ini sudah bisa memaafkan masing-masing ini," ujar Ardian Sopa.
Lanjutnya, Ardian menilai bergabungnya Ahok bisa menambah perolehan suara untuk Jokowi-Ma'ruf dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.

• Meski Sepakat Bercerai, Gading Marten dan Gisella Anastasia Masih Saling Perhatian dan Beri Support
Karena menurut Ardian Sopa, Ahok masih memiliki pendukung yang setia dan penolakan masyarakat terhadapnya semakin berkurang, karena ia sudah menjalani masa hukumannya.
"Sekarang sudah dihukum, jalani masa hukumannya. Ada mungkin yang masih kuat menolak Ahok, tapi tidak sebesar yang lalu," ujar Ardian Sopa.
"Kalau sudah lepas jalani hukuman, itu otomatis dia jadi warga negara bebas lagi. Tergantung pilihan politik dia mau ke mana, sehingga diimbau pada siapa pun toh, silakan," sambungnya.
Sementara pengamat komunikasi politik dari Universitas Paramadina Hendri Satrio, berpendapat belum tentu apa yang diklaim Djarot merupakan keputusan bulat Ahok.
"Partai mana, itu keputusannya bukannya ada di Djarot. Itu keputusannya ada di Ahok mau masuk partai apa," tegas pendiri lembaga survei KedaiKOPI ini kepada Tribunnews.com.
Menurut Hendri, masih ada kemungkinan Ahok terjun ke partai lain.
"Apa ke PDI Perjuangan? Belum tentu. Ahok mungkin bisa saja masuk ke PSI, bisa ke NasDem atau kembali dalam partai politik asalnya, yang juga menjadi pendukung Joko Widodo (Jokowi) yakni Golkar," jelas Hendri Satrio.
• Soal Survey 41 Masjid Terpapar Radikalisme di ILC, Begini Ragam Tanggapan Narasumber yang Hadir
Sepak terjang Ahok di dunia politik
Dilansir dari Kompas.com, Ahok memang dikenal dekat dengan partai yang diketuai oleh Megawati Soekarno Putri tersebut, terutama sejak Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta di tahun 2017.
Ahok sendiri sebelumnya pernah bergabung dengan Partai Gerindra besutan Prabowo Subianto.
Kemudian, Ahok memutuskan mundur pada tahun 2014 saat ia menjabat sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta.
Mudurnya Ahok lantaran satu di antara alasannya karena tidak sepakat dengan usulan Gerindra yang ingin pemilihan kepala daerah dipilih oleh DPRD.
• Semen Padang & PSS Sleman Raih Promosi ke Liga 1 Musim Depan
Ahok yang saat itu menjabat sebagai Ketua Dewan Pimpinan Pusat Bidang Politik Partai Gerindra tidak sepakat dengan keputusan partai berlambang burung garuda itu yang meminta pemilihan kepala daerah oleh DPRD setempat
Namun kabar ingin masukanya Ahok ke dunia politik setelah bebas dari penjara ini belum mendapat konfirmasi jelas dari Ahok.
Ahok sendiri diketahui masih menjadi tahanan di Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, atas vonis dua tahun penjara karena dianggap terbukti melakukan penodaan agama pada tahun 2017.
(TribunWow.com/ Roifah Dzatu Azmah)