Breaking News:

Kabar Tokoh

Yusril Ihza Mahendra Tantang Prabowo Subianto Sumpah Pocong hingga Ungkap Alasan Jadi Lawyer Jokowi

Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB), Yusril Ihza Mahendra mengunjugi Jawa Timur, Sabtu (24/11/2018). Ini fakta-fakta yang muncul dari kunjungannya.

Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNNEWS.COM
Yusril Ihza Mahendra 

"Apakah benar, mereka yang bilang seperti itu kader PBB? Apakah mereka tidak merasa bahwa saat ini PBB sedang tenggelam dan terpuruk?" tandas Yusril Ihza Mahendra.

Memang, kondisi partai yang lahir pada pada 17 Juli 1998 tersebut sedang terpuruk apabila dibanding era saat mereka berdiri kali pertama lalu.

Di dua Pemilu terakhir (2009 dan 2014), PBB gagal lolos ke parlemen secara beruntun.

Padahal, pada Pemilu 1999, PBB sukses meraih sekitar dua juta suara (dua persen) dan 13 kursi DPR RI.

Sedangkan di pemilu 2004, suara PBB meningkat ke angka 2,9 juta (2,62 persen) dan 11 kursi DPR RI.

Oleh karenanya, ia berharap kepada seluruh kader untuk bersinergi mampu meraup suara terbanyak.

Kesuksesan di Pemilu, menurutnya bukan hanya mengembalikan kejayaan PBB di parlemen, namun, juga kesuksesan PBB dengan menduduki jabatan eksekutif.

"Partai bukan merupakan tujuan, melainkan hanya sebagai alat untuk mewujudkan tujuan. Tujuan kita sangat jelas, yakni membela kepentingan rakyat," tegas Yusril Ihza Mahendra.

Apabila PBB dapat meraih kursi di parlemen, akan sekaligus mengakhiri keterpurukan partai selama sepuluh tahun terakhir.

Bukan tidak mungkin, PBB mendapat kursi di jajaran eksekutif, di antaranya menteri.

"Kader PBB ada yang pernah menjadi menteri, jajaran di Mahkamah Agung, hingga Duta Besar. Mari kita ulangi kesuksesan tersebut," tegas mantan Menteri Hukum dan Perundang-undangan Indonesia ini.

Sebaliknya, kesuksesan tersebut tak akan dapat diraih kalau PBB tak memiliki kursi di parlemen.

"Kalau pun mendukung saat Pilpres, paling masuk kabinet hanya dua bulan. Setelah itu di-reshuffle," kata Yusril Ihza Mahendra.

Pada Pemilu mendatang, PBB menargetkan dapat meraih suara di atas ambang batas parlemen sebesar empat persen.

Sedangkan untuk Pilpres, PBB masih akan menentukan pilihan pada Rakornas Januari 2019 mendatang.

4. Ingin Tingkatkan Suara Partai Pakai Cara yang Tidak Konvensional

Yusril Ihza Mahendra menanggapi hasil lembaga survei yang menempatkan partainya bukan sebagai unggulan.

Menjawab hal itu, ia berpesan kepada kader untuk memenangkan Pemilu melalui cara yang tidak konvensional.

"Sebuah rilis survei menyebut bahwa kita sulit untuk lolos ambang parlemen. Bahkan, survei itu menyebut kita butuh keajaiban untuk bisa masuk," kata Yusril Ihza Mahendra ketika memberikan sambutan pada acara 'Konsolidasi Partai dan Pemantapan Caleg se-Jatim', Sabtu (24/11/2018) di Surabaya.

Menurutnya, untuk menjawab tantangan itu, memang bukanlah hal yang mudah.

"Sehingga, harus ada terobosan-terobosan yang harus dilakukan oleh para caleg," tandasnya.

Memang, sejak berdiri pada 17 Juli 1998, PBB belum pernah memperoleh capaian suara empat persen, ambang batas parlemen (parliamentary threshold) yang saat ini ditetapkan pada pemilu 2019.

Meskipun demikian, PBB pernah lolos parlemen meskipun memperoleh suara di bawah persentase tersebut.

Di antaranya, pada Pemilu 1999, PBB sukses meraih sekitar dua juta suara (dua persen) dan 13 kursi DPR RI.

Sedangkan di Pemilu 2004, suara PBB meningkat ke angka 2,9 juta (2,62 persen) dan 11 kursi DPR RI.

Namun, pada pemilu 2009 dan 2014, berturut-turut PBB hanya mendapat 1,79 persen dan 1,46 persen yang mengakibatkan mereka tak lolos ambang batas parliamentary threshold sebesar 2,5 persen.

Berbagai cara tidak konvensional yang ditempuh Yusril Ihza Mahendra, di antaranya dengan menjadi pengacara (lawyer) Joko Widodo dan KH Ma'ruf Amin.

Mendukung petahana sekaligus capres yang hingga kini memiliki elektabilitas tinggi versi survei tersebut diharapkan dapat berimbas ke partai yang dipimpinnya.

Oleh karenanya, pihaknya berharap untuk kader partai agar tak mencemooh langkah yang diambilnya dengan menjadi lawyer Jokowi-Ma'ruf Amin.

Sebaliknya, lebih baik kader fokus kepada pencalegan.

"Kita tidak usah terlalu keras mendukung capres A atau capres B. Lebih baik, kita fokus ke pencalonan kita masing-masing. Siapa yang akan memenangkan kita kalau bukan kita sendiri?" kata pria yang juga caleg DPR RI dari Jakarta tersebut.

Tak hanya itu, PBB juga menerima pendaftar dari luar partai sebagai calon legislatif.

Di antaranya, ada beberapa ormas mulai dari kalangan Nahdliyin, Muhammadiyah, Front Pembela Islam (FPI), hingga Pemuda Pancasila (PP).

"Dengan bergabungnya kawan-kawan dari berbagai organisasi massa tersebut akan semakin menyolidkan gerak partai," harapnya.

Sehingga, sinergi langkah antara pimpinan parpol dengan kader partai diharapkan tak menimbulkan gejolak di internal partai.

"Sudah, kita tak usah berdebat dengan dukung sana dan sini. Kalau bicara Pilpres, lebih baik 2024, itu pun kalau kita punya perwakilan di parlemen," ujar mantan Menteri Hukum dan Perundang-undangan Indonesia ini.

Yusril Ihza Mahendra menegaskan, secara kelembagaan, partainya tetap akan memberikan dukungan di pilpres.

Meskipun demikian, dukungan tersebut tak lantas akan satu arah dengan sikapnya saat ini, namun bisa saja berubah.

Keputusan Yusril menjadi lawyer Jokowi-Ma'ruf Amin tersebut merupakan sebuah langkah besar, mengingat pada pemilu 2014 silam, PBB merupakan partai pendukung Prabowo Subianto yang saat itu berdampingan dengan Hatta Rajasa.

Sebelumnya, lembaga survei LSI Denny JA pernah merilis hasil survei pada September lalu.

Hasilnya, PBB dinilai sebagai partai politik yang butuh keajaiban untuk bisa lolos PT.

Berdasarkan survei yang dilakukan Agustus lalu, PBB hanya mendapat 0,2 persen.

5. Didampingi La Nyalla dan Didoakan Kiai Nawawi

Calon Anggota DPD RI, La Nyalla Mattalitti memboyong Ketua Umum PBB, Yusril Izha Mahendra beserta pengurus DPP PBB lainnya ke Ponpes Sidogiri, yang merupakan ponpes tertua di Kabupaten Pasuruan, Jatim, Sabtu (24/11/2018) siang.

Hal tersebut dilakukan La Nyalla sebagai bentuk komitmennya untuk membantu membesarkan Partai Bulan Bintang (PBB).

Dari keterangan tertulis yang diterima TribunJatim.com, La Nyalla dan Yusril Izha Mahendra disambut oleh Pengasuh Ponpes Sidogiri, Kiai Nawawi Abdul Jalil, yang didampingi Kiai Fuad Nurhasan dan Kiai Ali Murtadlo.

Dalam pertemuan tersebut, Kiai Nawawi memberikan doa agar hajat dari PBB dan La Nyalla bisa terkabul, dan ke depan bisa memberi kontribusi bagi kepentingan rakyat Indonesia secara umum.

Pertemuan yang berlangsung hangat dan diselingi dengan makan siang bersama itu juga dihadiri sejumlah pengurus teras DPP PBB, di antaranya Ketua KAPPU DPP PBB, Yusron Izha Mahendra, Sekjen PBB Adriansyah Noor, dan Kabib Pemenangan Presiden PBB, Sukmo Harsono serta tampak pula hadir ketua DPW PBB Jatim, Muhammad Masduki.

Dalam perbincangan tersebut, Kiai Nawawi sempat menanyakan kepada Yusril Izha Mahendra, tentang sikap dan pilihan politik PBB dalam Pilpres 2019.

Yusril Izha Mahendra pun mengatakan, posisi PBB berada di dua ujung tanduk.

Satunya tanduk kerbau dan satunya tanduk burung.

“Itu posisi kita sekarang. Tapi kalau soal Pak Jokowi, ya kita ikut Pak La Nyalla aja lah,” ucap Yusril Izha Mahendra.

Seperti diketahui, La Nyalla memang memiliki komitmen dengan Yusril Izha Mahendra untuk ikut membantu membesarkan PBB di Jatim, meskipun La Nyalla tidak duduk di dalam kepengurusan DPP maupun DPW PBB, mengingat dirinya dalam posisi sebagai calon anggota DPD RI.

“Komitmen ini saya laksanakan sebagai bagian dari konsistensi saya dan terima kasih saya kepada PBB, sebagai partai politik pertama yang secara langsung dan tegas memberikan rekomendasi kepada saya untuk maju dalam Pilgub kemarin. Namun karena tidak mendapat rekom dari parpol lainnya, akhirnya saya batal maju. Tapi komitmen tetap komitmen. Harus saya tunaikan,” pungkas La Nyalla.

6. Ungkap Isi Tawaran Sandiaga Uno

Yusril Ihza Mahendra menyebut pernah bertemu dengan Calon Wakil Presiden nomor urut 02, Sandiaga Uno.

Pertemuan dengan cawapres pendamping Calon Presiden Prabowo Subianto disebut untuk membicarakan tentang dukungan di Pilpres 2019.

"Kami pernah diajak bertemu dengan Mas Sandiaga. Dia mengajak PBB untuk mendukung beliau," ungkap Yusril Izha Mahendra ketika memberikan sambutan pada acara 'Konsolidasi Partai dan Pemantapan Caleg se-Jatim,' Sabtu (24/11/2018) di Surabaya.

Merespons ajakan Sandiaga Uno, Yusril Izha Mahendra lantas menanyakan balik soal komitmen Sandiaga Uno dalam membesarkan partainya, PBB.

"Menjelang Pemilu Serentak (Pileg dan Pilpres), tentu kami juga harus tahu program apa yang disiapkan untuk ikut membesarkan PBB," kata Yusril Izha Mahendra.

Dijelaskan oleh Yusril Izha Mahendra, Sandiaga Uno saat itu tak bisa menjawab.

Menurutnya, Sandiaga Uno masih akan membahas dengan partai yang menaunginya, Gerindra.

"Namun, semenjak pertemuan itu tak ada jawaban hingga kini. Padahal, kami butuh kejelasan," ungkap Yusril Izha Mahendra.

Yusril Izha Mahendra tak memungkiri bahwa ia dan Prabowo serta Sandiaga Uno memang memilki sejarah kedekatan.

Di antaranya, di Pilpres 2014 silam yang mana ia bersama PBB juga mendukung Prabowo saat mencalonkan sebagai presiden dengan menggandeng Hatta Rajasa.

"PBB pernah mendukung Pak Prabowo. Bahkan, ikut keliling untuk mengampanyekan beliau," kata Yusril Izha Mahendra.

Tak hanya dengan Prabowo, PBB bersama Yusril Izha Mahendra juga ikut memenangkan Sandiaga Uno saat menjadi Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta mendamping Calon Gubernur, Anies Baswedan hingga akhirnya terpilih.

"Sebenarnya, kami kepada Pak Prabowo dan Pak Sandiaga, pernah memberikan dukungan," sebutnya.

Sayangnya, hingga kini kubu Prabowo-Sandi belum dapat memberikan jawaban komitmen imbal balik dukungan tersebut apabila ikut mendukung di Pilpres.

"Kami berharap kami tak dimintai bantuan terus. Kami juga ingin mendapat bantuan (lolos parlemen)," kata Yusril Izha Mahendra yang juga caleg DPR RI dari Dapil Jakarta tersebut.

Seusai Sandiaga Uno, barulah kemudian ajakan datang dari Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Makruf Amin, Erick Thohir.

Erick mengajak Yusril Izha Mahendra untuk menjadi kuasa hukum Jokowi-Ma'ruf Amin.

Namun, Yusril Izha Mahendra menyebut bahwa ajakan tersebut merupakan ajakan kepada Yusril Izha Mahendra secara personal.

Erick Thohir tak menyinggung soal dukungan PBB di pilpres saat membicarakan tawaran itu.

"Pak Erick bilang, 'yang penting Pak Yusril-nya'. Terkait PBB, belum dibahas," kata mantan Menteri Hukum dan Perundang-undangan ini.

Yusril Izha Mahendra menegaskan, secara kelembagaan, partainya tetap akan memberikan dukungan di Pilpres.

Meskipun demikian, dukungan tersebut tak lantas akan satu arah dengan sikapnya saat ini, melainkan bisa saja berubah.

"Dukungan di Pilpres masih akan diputuskan pada Rakornas 2019 mendatang. Kita perlu menyiapkan strategi maupun bekal sebelum akhirnya mendukung di Pilpres," tegas Yusril.

Terkait penjelasan yang menyebut bahwa ia tak dibayar saat menerima tawaran itu, Yusril Izha Mahendra mengatakan bahwa hal itu bukan yang pertama.

"Saat saya menjadi lawyer sebuah ormas yang dibubarkan, saya juga tidak dibayar mereka," katanya.

Bahas soal Korupsi dan Kekuasaan, Mahfud MD: Pak SBY Benar

7. Ajak Prabowo Sumpah Pocong

Wakil Ketua DPD Partai Gerindra Jatim, Hendro Tri Subiantoro memberikan tanggapannya terkait ajakan Ketum Partai Bulan Bintang (PBB), Yusril Ihza Mahendra kepada Capres Nomor Urut 02, Prabowo Subianto untuk sumpah pocong.

Sikap Yusril Izha Mahendra tersebut merupakan reaksi atas celetukan Prabowo yang mengatakan PBB merupakan kepanjangan dari 'Partai Buatan Bowo'.

"Kalau menurut saya, harusnya PBB itu berterima kasih lah karena nama PBB sudah disebut-sebut oleh Pak Prabowo," kata Hendro, Sabtu (24/11/2018).

Dengan sering disebutkannya PBB oleh Prabowo maka menurut Hendro popularitas dari PBB akan ikut naik

"Selain itu, harusnya ini bisa memberikan motivasi biar PBB bisa lolos Parliamentary Threshold lima persen," ungkapnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, dalam pembekalan relawan Prabowo-Sandi di Istora, Senayan, Jakarta, Kamis (22/11/2018), Prabowo mengatakan bahwa dirinya mempunyai kedekatan dengan PBB, bahkan dulu ada bercandaan bahwa PBB kepanjangan dari Partai Buatan Bowo.

Yusril Izha Mahendra pun, mengungkapkan hal tersebut tidak menjadi masalah dan berharap Prabowo mau ikut membesarkan PBB.

Namun untuk membuktikan pernyataan Prabowo, Yusril Izha Mahendra mengajak Prabowo untuk melakukan sumpah pocong terkait pernyataannya tersebut.

"Kalau ada orang yang bilang bapak bukan pendiri, tapi dia tetap bilang pendiri, ya bapak berani sumpah pocong tidak, begitu saja," ucapnya di sela-sela acara Konsolidasi dan Pemantapan Caleg DPR RI, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota se-Jatim, Sabtu (24/11/2108) di Surabaya.

8. Respons soal Polemik Perda Syariah

Di tengah perbincangan hangat eksistensi Perda Syariah, Yusril Ihza Mahendra mengatakan, secara formal istilah Perda Syariah memang tidak ada.

Sedangkan yang berlaku di Indonesia adalah hukum negara republik Indonesia, namun di dalamnya atau secara substansial hukum tersebut dijiwai atau ditransformasikan dari prinsip-prinsip atau Syariah Islam.

"PBB sendiri merupakan partai islam yang sekaligus partai yang berkebangsaan Indonesia, oleh karena itu PBB menempatkan syariah sebagai sistem hukum dalam merumuskan kaidah hukum baik secara nasional maupun di daerah," kata Yusril Izha Mahendra saat ditemui wartawan di sela-sela konsolidasi partai dan pemantapan Caleg se-Jatim di Asrama Haji Sukolilo, Surabaya, Sabtu (24/11/2018).

Selain itu, Yusril Izha Mahendra menjelaskan, PBB sebagai partai Islam merupakan partai yang paling jelas konsep dan pemikirannya mengenai syariat Islam.

Hal itu karena pengalaman Yusril yang pernah menjadi menteri kehakiman dan HAM pada zaman Presiden Abdurrahman Wahid yang merumuskan hampir 300 rancangan undang-undang.

"Dan dalam undang-undang yang telah kita buat itu telah tertransformasikan nilai syariat Islam," ucapnya.

Hal tersebut menurut Yusril Izha Mahendra bukan hal yang baru di Indonesia, karena sebelumnya hukum adat dan bahkan hukum eks kolonial Belanda juga dijadikan sebagai sumber rujukan dalam pembentukan hukum nasional.

"Tapi ketika sudah menjadi hukum dia disebut undang-undang ri nomor sekian tahun sekian tentang ini, bisa juga misalnya Perda Jatim nomor sekian tahun sekian," lanjutnya. (*)

Artikel ini telah tayang di Tribunjatim.com dengan judul 8 Fakta Kunjungan Yusril ke Jatim, Tantang Prabowo Sumpah Pocong hingga Ungkap Isi Tawaran Sandi

Sumber: Tribun Jatim
Tags:
Yusril Ihza MahendraPrabowo SubiantoSandiaga UnoPartai Bulan Bintang (PBB)
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved