Breaking News:

Pembunuhan Satu Keluarga

Jadi Tersangka Pembunuhan Satu Keluarga di Bekasi, HS Sempat Buang Barang Bukti dan Tak Mengaku

Penyidik Polda Metro Jaya telah menetapkan HS (30) sebagai tersangka kasus pembunuhan satu keluarga di Bekasi, Jawa Barat.

Penulis: Ananda Putri Octaviani
Editor: Wulan Kurnia Putri
WARTA KOTA/JOKO SUPRIYANTO
Keluarga dan kerabat mendoakan empat jenazah korban pembunuhan satu keluarga di Bekasi, di Gereja Lahai Roi, Pasar Rebo, Jakarta Timur, Rabu (14/11/2018). 

TRIBUNWOW.COM - Penyidik Polda Metro Jaya telah menetapkan HS (30) sebagai tersangka kasus pembunuhan satu keluarga di Bekasi, Jawa Barat.

"Iya betul (HS jadi tersangka)," kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Argo Yuwono di Jakarta Jumat (16/11/2018), seperti yang TribunWow.com lansir dari WartaKotaLive.com.

Penyidik menetapkan HS sebagai tersangka setelah sebelumnya menjalani pemeriksaan secara intensif selama 1 x 24 jam.

Polisi juga memiliki sejumlah barang bukti yang diduga kuat memiliki hubungan dengan kasus pembunuhan satu keluarga tersebut.

Bukti itu adalah ditemukannya bercak darah di dalam mobil milik korban, celana panjang milik pelaku yang terdapat noda darah, termasuk darah yang terdapat pada gagang pintu kanan, pedal gas, serta ditemukannya kunci mobil pada tas HS.

Meski demikian, Argo masih belum membeberkan secara rinci langkah selanjutnya yang akan dilakukan oleh tim penyidik.

Namun Argo menuturkan, pihaknya akan terus mendalami motif dibalik pembunuhan.

HS diketahui ditahan pihak Polda Metro Jaya sejak Kamis (15/11/218) malam.

Dari pemeriksaan, HS pun mengakui perbuatannya.

Ia mengaku telah membunuh Diperum Nainggolan dan istrinya, Maya Ambarita, serta kedua anak mereka, Sarah dan Arya.

Keluarga dan kerabat mendoakan empat jenazah korban pembunuhan satu keluarga di Bekasi, di Gereja Lahai Roi, Pasar Rebo, Jakarta Timur, Rabu (14/11/2018).
Keluarga dan kerabat mendoakan empat jenazah korban pembunuhan satu keluarga di Bekasi, di Gereja Lahai Roi, Pasar Rebo, Jakarta Timur, Rabu (14/11/2018). (WARTA KOTA/JOKO SUPRIYANTO)

Mengutip Tribun Jakarta, Diperum dan istri diketahui dibunuh dengan menggunakan linggis.

Sementara, kedua anak Diperum dibunuh dengan cara yang berbeda.

Sarah dan Arya Nainggolan dibekap oleh HS hingga tewas.

Menurut Argo, sejauh ini bukti penyidikan menunjukkan bahwa HS merupakan tersangka tunggal, dan motif pembunuhan adalah karena dendam.

"Sering dimarah-marahin," kata Argo Yuwono kepada wartawan, seusai apel Tanggap Musim Penghujan Tahun 2018/2019 di Lapangan Promoter Dit Lantas Polda Metro Jaya, Jumat (16/11/2018).

Sebelumnya, HS sempat mengelak dengan membuat alibi.

Terkait kasus pembunuhan satu keluarga di Bekasi ini, Argo Yuwono pun meminta pihak media untuk bersabar.

Ia menerangkan, sore nanti akan ada konferensi lengkap soal peristiwa yang memang telah menggegerkan publik ini.

Awal Jasad Satu Keluarga di Bekasi Ditemukan

Seperti diketahui, satu keluarga ditemukan tewas dirumahnya yang beralamat di Jalan Bojong Nangka 2 RT 002 RW 07 Kelurahan Jatirahayu, Kecamatan Pondok Melati, Kota Bekasi, pada Selasa (13/11/2018) sekitar pukul 06.30 WIB.

Keluarga tersebut terdiri dari Diperum Nainggolan kepala keluarga berusia 38 tahun, Maya Boru Ambarita isteri berusia 37 tahun, Sarah Boru Nainggolan anak berusia sembilan tahun, dan Arya Nainggolan anak berusia tujuh tahun.

Begitu ditemukan, jasad keluarga yang diduga menjadi korban pembunuhan sadis itu langsung dibawa ke RS Polri Kramat Jati untuk dilakukan autopsi.

Saat ini, satu keluarga itu sudah dimakamkan di kampung halamannya di Samosir, Sumatera Utara.

Dilansir TribunWow.com dari WartaKotaLive.com, Selasa (13/11/2018), korban pertama kali ditemukan oleh tetangganya yang bernama Feby Lofa.

Awalnya, Feby merasa curiga saat melihat gerbang rumah korban yang masih terbuka dan televisi yang juga masih dalam kondisi menyala di jam 03.30 WIB.

Merasa heran, Feby sempat mencoba memanggil keluarga korban dari luar.

Tak hanya itu, ia juga sempat mencoba untuk menelepon korban.

Namun karena tidak mendapat jawaban, Feby memutuskan kembali masuk ke dalam rumahnya.

"Saya sempat lihat gerbangnya kebuka, saya panggil tidak nyahut, padahal TV nyala, kira saya tidur kali. Ya sudah saya pulang ke kontrakan," ucap Febby.

Kecurigaannya semakin menjadi saat mengetahui korban belum berangkat kerja di pagi harinya.

Merasa penasaran, ia pun memberanikan diri untuk membuka jendela rumah korban.

"Biasanya korban ini (suaminya) kan kerja suka berangkat sekitar pukul 06.30 WIB. Tapi belum bangun juga, saya lihat lewat jendela ternyata penghuni rumah tergeletak penuh darah," tambahnya.

Kaget dengan kondisi keluarga korban yang sudah bersimbah darah, Feby segera meminta tolong dan melapor ke warga di sekitar rumahnya dan juga Ketua RT.

"Saya kasih tahu warga lain dan Pak RT. Terus langsung nelpon polsek Pondok Gede," ujarnya.

Lokasi kejadian korban dugaan pembunuhan satu keluarga di Jalan Bojong Nangka 2, RT02 RW07 Kelurahan Jatirahayu Kecamatan Pondok Melati, Kota Bekasi, Selasa (13/11/2018).
Lokasi kejadian korban dugaan pembunuhan satu keluarga di Jalan Bojong Nangka 2, RT02 RW07 Kelurahan Jatirahayu Kecamatan Pondok Melati, Kota Bekasi, Selasa (13/11/2018). (TribunJakarta.com/Yusuf Bachtiar)

Penangkapan HS

Mengutip TribunJakarta.com, polisi telah berhasil menangkap HS, pada Rabu (14/11/2018) malam,

HS diamankan bersamaan dengan kabar ditemukannya mobil korban yang sebelumnya sempat dikabarkan hilang.

Mobil Nissan X-trail B 1705 UOQ yang selama ini dicari oleh pihak kepolisian pasca terjadinya pembunuhan satu keluarga itu akhirnya ditemukan di sebuah rumah kos di kawasan Cikarang, Jawa Barat.

"Mobil itu di suatu rumah di daerah Cikarang. Suatu rumah kost-kostan di sana," ujar Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Argo Yuwono di Polda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (15/11/2018).

Diberitakan WartaKotaLive.com, awalnya, tim gabungan menemukan mobil tersebut yang diduga telah dibawa kabur terduga pelaku saat terjadinya pembunuhan.

Melalui penyidikan dan pemeriksaan, didapatkan bahwa orang yang mengendarai mobil tersebut sebelum kemudian ditemukan di kos-kosan merupakan pria berinisial HS.

"Setelah kita dalami dan penyelidikan berkaitan dengan mobil itu bisa berada di kos-kosan berasal dari penyelidikan manual tim yang di sana. Kita mendapatkan kendaraan itu ternyata dibawa oleh saudara berinisial HS," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Argo Yuwono di Mapolda Metro Jaya, Kamis (15/11/2018).

"Kemudian HS ini kita cari, kita lidik keberadaannya di mana," tambahnya.

Penyelidikan pun terus dilakukan oleh pihak kepolisian hingga akhirnya didapati bahwa HS sedang berada di Garut, Jawa Barat, tepatnya di kawasan Kaki Gunung Guntur.

"Dia berada di satu rumah atau saung. Dia di sana mengaku hendak naik gunung. Kita geledah dan ditemukan kunci mobil, HP dan uang Rp 4 juta," jelas Argo.

Argo menuturkan, HS menyanggah dugaan kepolisian.

HS menyatakan tak melakukan apa pun kepada para korban.

Meski demikian, HS tetap dibawa ke Mapolda Metro Jaya untuk didalami kasusnya.

"Kita tarik ke Polda, penanganan kita ambil. Tapi tetap Bekasi Kota bekerja," ujar Argo.

Kawasan komplek kontrakan Ammera di Kampung Rawa Lintah RT 01, RW 02, Desa Mekarmukti, Kecamatan Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi, yang sempat jadi lokasi singgah terduga pembunuh keluarga Diperum Nainggolan di Bekasi.
Kawasan komplek kontrakan Ammera di Kampung Rawa Lintah RT 01, RW 02, Desa Mekarmukti, Kecamatan Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi, yang sempat jadi lokasi singgah terduga pembunuh keluarga Diperum Nainggolan di Bekasi. (TribunJakarta/Yusuf Bachtiar)

Sosok HS

Argo menuturkan jika HS masih memiliki hubungan keluarga dengan korban Maya Ambarita.

"HS ini masih ada hubungan saudara dengan korban yang perempuan," ujar Argo.

Argo menjelaskan jika HS merupakan seorang pengangguran sejak 3 bulan lalu.

Terakhir, HS diketahui bekerja di sebuah perusahaan di daerah Cikarang.

Sejak menganggur, HS juga kerap menginap di rumah korban dan tidur di kos-kosan yang dijaga oleh korban.

"Dia kadang-kadang memang tidur di kos-kosan itu," ungkap Argo.

Bukti Kasus Pembunuhan

Setelah ditemukannya mobil dan ditangkapnya HS, pihak kepolisian pun langsung melakukan sejumlah pemeriksaan.

Pada hasil pemeriksaan mobil, Argo Yuwono menuturkan dua ponsel milik korban tewas ditemukan.

Dalam mobil tersebut polisi juga melihat ada darah.

Polisi kemudian menggelar olah TKP di mobil, pada Kamis (15/11/2018) pagi.

"Tadi pagi kita sudah melakukan olah TKP di mobil, ternyata kita temukan HP korban 2 buah ada di situ, ada darahnya di HP tersebut. Artinya kita ambil untuk labfor," kata Argo di Mapolda Metro Jaya, Kamis (15/11/2018).

"Kemudian di gagang pintu kanan juga ada darah, di sana itu juga kita ambil. Kemudian di karpet bawah sopir juga ada darah, kita ambil juga."

"Lalu di pedal gas ada darah. Itu juga kita ambil semuanya. Kemudian juga ada di seatbelt ada darah, kita ambil," katanya lagi.

Argo Yuwono mengungkapkan, dari hasil penggeledahan tersebut, pihaknya juga menemukan celana hitam panjang bersimbah darah di kamar HS, dilansir dari TribunJakarta.com, Kamis (15/11/2018).

"Setelah kita lakukan olah TKP pada mobil dan mengamankan HS, kita juga menggeledah kos HS yang ada mobil diparkir di sana. Dikamarnya ditemukan celana warna hitam panjang yang ada darahnya," ujar Argo di Mapolda Metro Jaya, Kamis (15/11/2018).

Polisi juga mengambil sampel darah tersebut untuk dilakukan proses identifikasi oleh Puslabfor Mabes Polri.

Pengambilan sampel darah juga dilakukan terhadap HS berikut dengan sampel kuku HS.

Karena pada kuku HS, di temukan bercak hitam yang diduga noda bekas darah.

"Tentunya dari semua sampel darah yang ada di mobil. Kemudian Kita juga mengambil kuku daripada seseorang yang diamankan HS. Ada kuku ada noda hitam, diambil itu untuk Labfor akan dicek apa itu darah atau bukan," katanya.

Sebelum sampel pada kuku HS diambil, HS mengatakan kepada petugas bahwa telunjuk tangannya terluka sehingga ada darah di kuku tersebut.

Menurut Argo, terduga Pelaku HS mengaku jatuh dan mendapat luka di kukunya.

"HS ini ada luka di jari telunjuk tangan. Dia kemudian pada jam 5 pagi berobat ke klinik dideket kos-kosannya di Cikarang sekitar 500 meter dari kos untuk obati jari. Ditanya perawat, mengaku ke perawat jatuh," ucap Argo.

(TribunWow.com/Ananda Putri Octaviani)

Tags:
Motif Pembunuhan Satu Keluarga di BekasiTersangka Pembunuhan Satu Keluarga di BekasiPembunuhan Satu Keluarga
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved