Pembunuhan Satu Keluarga
Pembunuhan Satu Keluarga di Bekasi, Istri Sempat Unggah Surat dari Anak sebelum Ditemukan Tewas
Satu keluarga ditemukan tewas dirumahnya di Jalan Bojong Nangka 2, RT02 RW07 Kelurahan Jatirahayu, Kecamatan Pondok Melati, Kota Bekasi.
Penulis: Ananda Putri Octaviani
Editor: Lailatun Niqmah
Kemudian kedua anak yakni Sarah Boru Nainggolan (9) dan Arya Nainggolan (7) tidak mengalami luka terbuka namun tewas diduga akibat disekap hingga kehabisan oksigen.
"Sedangkan untuk anak luka kehabisan oksigen karena tidak ditemukan luka terbuka. Nanti hasil tepatnya semua jenazah kita kirimkan ke Kramat Jati untuk diotopsi," jelas dia.
Adapun keempat korban yakni suami dan isteri ditemukan di ruang televisi sedangkan kedua anaknya ditemukan di ruang tidur.
"Korban saat ditemukan sudah berlumuran darah di ruang tv, sedangkan kedua anaknya ditemukan di kamar tidur," jelas Indarto.
• Pembunuhan Satu Keluarga di Bekasi - Pakar Psikologi Forensik Duga Pelaku Punya Perbedaan Modus
Sementara itu, diberitakan WartaKotalive.com, Kepala Forensik Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Kombes pol Edy Purnomo mengungkapan setelah melakukan pemeriksaan pada kondisi jenazah korban pembunuhan satu keluarga ini, ia menemukan banyak luka pada tubuh korban.
Tak hanya luka yang disebabkan oleh senjata tajam ( sajam), Edy menuturkan, tim forensik juga menemukan sejumlah luka yang berasal dari benda tumpul pada tubuh korban.
Bahkan, jelasnya, di tubuh kedua anak korban juga terdapat luka senjata tajam.
"Luka senjata tajam, ada banyak, ada benda tumpul juga. Anak juga ada luka sajam," kata Edy Purnomo, Selasa (13/11/2018).
Edy mengungkapkan, luka yang diderita para korban terdapat di perut hingga ke kepala.
Untuk luka yang paling fatal, Edi menyebutkan, terdapat di leher dan kepala korban.
"Luka ada di leher semua. Memang ada yang di dada tapi tidak terlalu fatal. Tapi umumnya yang fatal sekali ada di leher dan di kepala," kata Edy.
3. Pengakuan Tetangga Korban
Seorang tetangga korban, Lita yang saat itu tengah berbelanja di warung korban, mengatakan sempat mendengar percakapan satu di antara korban, yakni kepala keluarga, Diperum Nainggolan (38) dengan seseorang melalui telepon genggam, Senin (12/11/2018) sekitar pukul 16.30 WIB, dilansir dari WartaKotaLive.com, Selasa (13/11/2018).
Lita mengatakan Diperum menelepon dengan suara dan nada yang keras.
"Saya enggak sengaja dengar bapak itu nelepon gitu, nada keras marah-marah gitu," ungkapnya kepada Warta Kota di lokasi, Selasa (13/11/2018).
Lita juga sempat bertanya kepada istri Diperum, Maya Boru Ambarita (37) yang juga menjadi korban tewas.
"Saya tanya istri korban, Maya Boru Ambarita (37). Saya tanya ke istrinya, kenapa bapak marah-marah bu? Dia jawab, 'udah kamu enggak usah ikutan', sama istrinya ngomong gitu, habis itu dia langsung masuk ke dalam," beber Lita.
Menurut pengakuan Lita, percakapan Diperum saat menelepon tengah membicarakan persoalan uang dan mobil.
• Hasil Sementara Penyelidikan Pembunuhan Satu Keluarga di Bekasi, Pintu Rumah hingga Luka pada Korban

4. Motif Pembunuhan
Dilansir TribunWow.com dari TribunJakarta.com, Selasa (13/11/2018), Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo, mengatakan saat ini dugaan motif pelaku pembunuhan karena ada dendam terhadap korban.
Dugaan ini menurut pihaknya, melihat dari kasus-kasus yang ditangani kepolisian sebelumnya.
"Dari pengalaman dan dari hasil yang ditangani kepolisian (sebelumnya). Kalau sadis dan yang dibunuh bukan satu orang, itu ada latar belakang dendam. Ini dari hasil pengalaman yang sudah dikerjakan kepolisian," ujar Dedi Prasetyo, Selasa (13/11/2018).
Namun, Dedi Prasetyo menjelaskan bahwa hal tersebut masih menjadi dugaan sementara, karena proses penyelidikan masih dilakukan oleh Polres Metro Bekasi Kota.
Menurut Dedi lantaran setiap kasus memiliki karakter sendiri.
"Secara umum oke lah, kalau secara global ya itu bisa dibilang ‘diduga’. Tapi kasus pembunuhan sadis dan lebih dari satu orang, mayoritas karena dendam," ujar Dedi Prasetyo.
Lanjutnya Dedi mengatakan pihaknya terus melakukan penyelidikan untuk mengungkap kasus pembunuhan ini.
"Penyidik akan lihat fakta itu, apakah kasus pembunuhan atau hanya untuk mengelabui suatu peristiwa. Polisi harus matang, ada labfor (laboratorium forensik), ada Inafis. Itu kita libatkan," ujar Dedi Prasetyo.
(TribunWow.com/Ananda Putri Octaviani)