Pembunuhan Satu Keluarga
Anak Usia 7 dan 9 Tahun yang jadi Korban Pembunuhan Satu Keluarga, Ditemukan Tewas Kehabisan Oksigen
Satu keluarga beranggotakan empat orang ditemukan tewas di rumahnya, dua anak berusia 7 dan 9 juga ditemukantewas mengenaskan kehabisan oksigen.
Penulis: Roifah Dzatu Azma
Editor: Astini Mega Sari
TRIBUNWOW.COM - Satu keluarga beranggotakan empat orang ditemukan tewas di rumahnya, di Jalan Bojong Nangka II, Jatirahayu, Pondok Melati, Kota Bekasi, pada Selasa (13/11/2018).
Korban yakni sepasang suami istri bernama Diperum Nainggolan (38) dan Maya Boru Ambarita (37), dan dua anak bernama Sarah Boru Nainggolan (9) dan Arya Nainggolan (7) anak kedua.
Diketahui kedua anak yang menjadi korban ditemukan dalam keadaan kehabisan oksigen.
Hal itu diungkapkan oleh Kapolres Metro Bekasi Kombes Indarto, dilansir TribunWow.com dari Tribun Jakarta, Selasa (13/11/2018).
"Sedangkan untuk anak luka kehabisan oksigen karena tidak ditemukan luka terbuka. Nanti hasil tepatnya semua jenazah kita kirimkan ke Kramat Jati untuk diotopsi," jelas dia.
Selain itu, Kepala Forensik Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Kombes pol Edy Purnomo mengungkapkan ada luka senjata tajam pada jenazah Sarah dan Arya.
Edy mengatakan pada tubuh jenazah, terdapat luka-luka dari benda tumpul dan senjata tajam.
• Pembunuhan Satu Keluarga di Bekasi, Pakar Forensik Sebut Anjing Peliharaan Korban Bisa jadi Saksi
"Luka senjata tajam, ada banyak, ada benda tumpul juga. Anak juga ada luka sajam," kata Edy Purnomo, Selasa (13/11/2018).
Berdasarkan penuturan Edy, luka yang diderita korban terdapat pada perut hingga ke kepala.
"Susah kalau ngomong kebanyakan. Ya pokoknya serangannya banyak," ucapnya.
Sarah dan Arya merupakan siswa di sekolah Imanuel Viktori, yang letaknya tak jauh dari rumahnya.
Dilansir TribunWow.com dari WartaKotaLive.com, Rabu (14/11/2018), Kepala SD Imanuel, Romme Winoka menceritakan saat pihak sekolah mengetahui anak didiknya tewas, setelah pukul 09.00 WIB, pada Selasa (13/11/2018).
Pihak sekolah mendapatkan informasi dari salah satu kerabat korban yang anaknya juga sekolah di Imanuel Viktori.
"Jadi sudah jam segitu kok dua anak ini tidak juga datang ke sekolah. Tiba-tiba datang saudara korban bilang kalau ada perampokan di rumah mereka. Kita belum tahu tewas," kata Romme saat ditemui Warta Kota di Sekolah Imanuel Viktori, Rabu (14/11/2018).
• Cerita Warga Kenang Satu Keluarga Korban Pembunuhan di Bekasi hingga Sejumlah Kecaman untuk Pelaku
Ia mengatakan guru-guru lemas setelah memastikan dan mendapati muridnya juga tewas, sekitar pukul 09.30 WIB.

"Guru-guru ada yang coba cek ke sana. Belum tahu meninggal atau enggak. Tapi pas jenazahnya diangkut lemas kami semua lihatnya," ujarnya.
Atas kabar itu, suasana sekolah langsung berubah berduka.
Guru-guru lain dan Romme pun gemetar, serta menangis setelah mengetahui peristiwa yang merenggut nyawa murid-muridnya tersebut.
"Tahu meninggal, kita semua lemas. Enggak kuat rasa. Akhirnya diputuskan sekolah diliburkan. Sekitar pukul 10.00, anak-anak kami pulangkan. Kita tidak nyangka orang terdekat kami, keluarga kami mendapatkan musibah," kata Romme.
Diberitahukan sebelumnya, dilansir dari TribunJakarta.com, Selasa (13/11/2018), tetangga korban benama Feby Lofa, merupakan orang yang pertama kali menemukan jenazah keluarga yang mengelola sebuah warung kelontong itu.
• Satu Keluarga di Bekasi jadi Korban Pembunuhan, Ini Kejanggalan yang Dirasakan Tetangga
Awalnya, Feby merasa heran saat melihat gerbang rumah korban yang masih terbuka dan televisi yang juga masih dalam kondisi menyala pada pukul 03.30 WIB pagi.
Penasaran, Feby mencoba memanggil satu nama korban dari luar rumah, namun tidak ada jawaban.
Mengira tetangga itu hanya ketiduran, Feby memutuskan kembali ke kontrakannya.
"Saya sempat lihat gerbangnya kebuka, saya panggil tidak nyahut, padahal TV nyala, kira saya tidur kali. Ya sudah saya pulang ke kontrakan," ucap Febby.
Sekitar pukul 06.30 WIB, Feby kembali mencoba mengetuk pintu rumah korban, karena tidak biasanya korban belum berangkat kerja pada jam itu.
Namun kembali tidak ada jawaban, Feby Lofa memberanikan diri berusaha membuka jendela rumah.
Feby yang berhasil membuka jendela, menemukan korban telah bersimbah darah dan langsung melaporkan kejadian tersebut ke ketua RT kampungnya.
• Soal Pembunuhan Satu Keluarga di Bekasi, Kepolisian Sebut Masih Belum Tahu Siapa Terduga Pelaku
"Biasanya korban ini (suaminya) kan kerja suka berangkat sekitar pukul 06.30 WIB. Tapi belum bangun juga, saya lihat lewat jendela ternyata penghuni rumah tergeletak penuh darah," tambahnya.
"Saya kasih tahu warga lain dan Pak RT. Terus langsung nelpon polsek Pondok Gede," ujarnya.
Pada hari ini, Rabu (14/11/2018), keempat jenazah korban tewas diketahui telah dikembalikan ke keluarga seusai menjalani tes otopsi oleh tim forensik RS Polri.
Ketika mobil ambulans yang akan mengantarkan jenazah tiba di Ruang Instalasi Forensik RS Polri Kramatjati, Jakarta Timur, tangis keluarga pecah.

Kerabat korban, Riana berkata lantang menatap ke arah ruang forensik.
"Mak Sarah, sadis sekali, Sarah!" kata Riana, Selasa (13/11/2018).
Sementara anak Riana, Gersom, mencoba menenangkan ibunya dengan memegang kedua bahunya dan menopang tubuh si ibu.
"Kami kerabat satu gereja almarhumah," kata Gersom.
Gersom, mencoba menenangkan ibunya dengan memegang kedua bahunya dan menopang tubuh si ibu.
"Tunjukkan pembunuhnya Tuhan," kata Riana seraya mengarahkan tangannya ke atas.
Farel Nainggolan Lumban Raja, keluarga korban mengatakan kerluarga yang menjadi korban pembunuhan ini dikenal baik, rajin beribadah dan ramah.
• Soal Pembunuhan Satu Keluarga di Bekasi, Kepolisian Sebut Masih Belum Tahu Siapa Terduga Pelaku
"Keluarga ini rajin beribadah, tiap hari Minggu selalu mengantarkan anak ikut sekolah minggu juga di gereja. Di lingkungan rumah, mereka juga dikenal baik dan ramah terhadap tetangga sekitar," ucap Farel Nainggolan Lumban Raja, keluarga korban, Rabu (14/11/2018).
Lebih lanjut ia menjelaskan, setiap bulan saat acara pertemuan keluarga, Diperum Nainggolan dan istrinya Maya tidak pernah mengeluh atau bercerita bila ada masalah yang dihadapi.
"Kalau keluarga Batak tiap bulan ada pertemuan, mereka enggak pernah mengeluh sama keluarga. Baik-baik saja, tetangga juga bilang mereka baik," ujarnya di Gereja Persekutuan Oikoumene Umat Kristen (POUK) Lahai Roi, Cijantung, Pasar Rebo, Jakarta Timur.
"Belum tahu apa motif sebenarnya, kalau melihat perilaku korban, mereka baik-baik saja," kata dia.
Dikatakan Farel, keluarga meminta pihak kepolisian segera mengusut tuntas kasus pembunuhan sadis ini dan menangkap para pelaku.
"Kami percayakan dan mohon dukungan aparat yang berwajib untuk segera menangkap pelaku," ucap dia.
(TribunWow.com/Roifah Dzatu Azmah)