Pemilu 2019
Soal Sikap Demokrat untuk Pemilu 2019, Andi Arief: Hormati, Ini Siasat dalam Koalisi
Wakil Sekretaris Jendral (Wasekjen) Partai Demokrat, Andi Arief buka suara soal sikap partainya untuk Pemilu 2019.
Penulis: Tiffany Marantika Dewi
Editor: Astini Mega Sari
TRIBUNWOW.COM - Wakil Sekretaris Jendral (Wasekjen) Partai Demokrat, Andi Arief buka suara soal sikap partainya untuk Pemilu 2019.
Hal ini diungkapkan Andi Arief melalui Twitter miliknya, @AndiArief__, Selasa (13/11/2018).
Andi Arief mengatakan bahwa partainya dan Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bisa sangat mungkin mendapatkan suara untuk pasangan calon presiden-calon wakil presiden (capres-cawapres) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Namun, hanya partai, SBY dan para kader yang bisa menyelamatkan suara untuk Demokrat di Pemilu mendatang.
"Partai Demokrat dan SBY bisa dan sangat mungkin mendapatkan suara buat Pak Prabowo-Sandi.
Tapi sebaliknya hanya Partai Demokrat dan SBY serta kader yang bisa selamatkan suara Partai.
Hormati sikap kami yg mana yg harus didahulukan. Ini siasat dalam koalisi," kicau Andi Arief.
• Hasil Survei Pertarungan Parpol LSI Denny JA: PDIP Ungguli Gerindra, Golkar Kena Efek Bakpau Setnov
Ia juga menambahkan bahwa pilihan partainya sudah final untuk mengutamakan suara untuk Demokrat.
Karena jika Partai Demokrat bisa mendulang banyak suara, maka juga akan berdampak pada Prabowo-Sandiaga.
"Pilihan kami sudah final. Demokrat First. Menyelamatkan suara partai sambil memenangkan komitmen koalisi Prabowo-Sandi.
Kalau suara Partai Demokrat besar, kemungkinan Prabowo Sandi menang ada," tambahnya.

Tweet Andi Arief (Capture Twitter)
Diberitakan Kompas.com, Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Agus Hermanto mengatakan partainya ingin bisa sukses melewati Pileg 2019.
Partai Demokrat tak hanya ingin sukses dalam Pilpres saja.
Itu sebabnya Demokrat memberi keleluasaan kepada calegnya untuk menggunakan strategi yang sesuai dengan karakteristik masing-masing daerah pemilihan (dapil) dalam berkampanye.
"Pada saat ini, Partai Demokrat yang diperjuangkan adalah pileg dan pilpres. Dua-duanya harus sukses," kata Agus dilansir dari Kompas.com.
Ia juga memaparkan bahwa menurut hasil survei yang dilakukan beberapa lembaga, saat ini Partai Demokrat memiliki elektabilitas yang kurang tinggi.
Itu sebabnya strategi untuk mengkampanyekan kesuksesan SBY saat menjadi presiden keenam Indonesia dan membebaskan kadernya untuk memilih capres dan cawapres dinilai bisa mendongkrak elektabilitas partai.
"Target kita ingin seperti kejayaan kita di 2009. Kalau toh tak bisa, itu pasti hal-hal yang dekati seperti itu, paling tidak semua harus kita perbaiki. Semua harus lebih baik daripada 2014," tambahnya.
• Bebaskan Pilihan Kadernya di Pilpres 2019, Demokrat: Kami Perjuangkan Pileg dan Pilpres
Diberitakan sebelumnya, dalam acara pembekalan caleg Demokrat di Jakarta, Sabtu (10/11/2018), SBY mengatakan bahwa pemilu 2019 memiliki tantangan yang jauh lebih berat dibanding pemilu-pemilu sebelumnya.
"Saya harus mengatakan, Partai Demokrat punya peluang untuk sukses, meskipun tantangan yang kita hadapi dalam Pemilu 2019 mendatang jauh lebih berat, saya ulangi jauh lebih berat," ujar SBY yang dikuti dari Tribunnews.
Menurutnya, ada tiga hal yang menjadi tantangan Partai Demokrat semakin berat dalam menghadapi kontestasi pilpres dan pileg pada tahun depan.
Hal pertama, kata SBY, pemilu 2019 dilaksanakan secara serentak dan survei membuktikan partai politik yang memiliki calon presiden sangat diuntungkan, seperti PDIP dengan sosok capres Joko Widodo dan Gerindra dengan sosok Prabowo Subianto.
"Suara kedua partai politik itu meningkat tajam, sebaliknya partai politik yang tidak punya capres dan cawapres suaranya menurun, anjlok, itu realitas," ucap SBY.
Presiden Indonesia ke-6 itu menyebut hal kedua yang menjadi tantangan Demokrat semakin berat, yaitu dengan sistem perhitungan yang menggunakan metode sainte lague atau metode nilai rata-rata tertinggi yang digunakan untuk menentukan jumlah kursi yang telah dimenangkan dalam suatu pemilihan umum.
"Kemungkinan perolehan perolehan PDIP bersama pak Jokowi dan Gerindra bersama pak Prabowo juga makin diuntungkan, Itu juga tecermin dari survei saat ini. Itu juga realitas," kata SBY.
• Ferdinand Hutahaean Klaim Strategi Kampanye Capaian SBY akan Untungkan Demokrat dan Prabowo-Sandi
Sedangkan faktor ketiga, menurut SBY, yaitu adanya presidential threshold (PT) 20 persen dan Partai Demokrat berpendapat bahwa undang-undang tersebut keliru, dimana seharusnya pemilu serentak maka PT harus 0 persen.
"Dengan PT 20 persen, itu menggunakan suara 5 tahun lalu ,kemungkinan partai-partai yang lebih kecil untuk memajukan kadernya menjadi capres dan cawapres juga tertutup," pungkas SBY.
"Itulah faktanya para kader dan itulah tantangan yang kita hadapi, namun Partai Demokrat tidak boleh melawan realitas, mari kita carikan jalan keluarnya, mari kita temukan jalan bagi Demokrat untuk tetap sukses dalam pemilu mendatang, Insyallah kita punya jalan," sambung SBY. (TribunWow.com/Tiffany Marantika)