Pembunuhan Satu Keluarga
Pembunuhan Satu Keluarga di Bekasi, Tetangga Sebut Korban Sempat Telepon Seseorang dengan Nada Marah
Tetangga sempat mendengar percakapan korban sebelum satu keluarga di Keluarahan Jatirahayu, Bekasi, ditemukan tak bernyawa, Selasa (13/11/2018).
Penulis: muhammad syaifudin bachtiar
Editor: Astini Mega Sari
TRIBUNWOW.COM - Satu keluarga di Jalan Bojong Nangka RT 02/07 Keluarahan Jatirahayu, Kecamatan Pondok Melati Bekasi, ditemukan tak bernyawa di dalam rumahnya, Selasa (13/11/2018).
Seorang saksi yang juga merupakan tetangga korban bernama Lita, mengaku sempat mendengar, sang kepala keluarga, Diperum Nainggolan sedang menelpon seseorang dengan nada marah.
Hal itu secara tidak sengaja ia dengan ketika berbelanja di toko milik korban pukul 16.30 WIB sehari sebelum Diperum Nainggolan dan keluarganya meninggal.
"Saya enggak sengaja dengar bapak itu nelepon gitu, nada keras marah-marah gitu," ungkap Lita dilansir dari Wartakota.
Lita mengaku sedikit mendengar percakapan korban saat menelpon.
Menurut keterangannya, korban membicarakan mengenai uang dan mobil dengan nada yang tinggi.
"Saya enggak lama belanjanya ya, sekitar lima menit. Saya enggak dengar rincinya, tapi kedengarannya bicarakan soal mobil dan uang gitu. Nadanya keras kayak orang berantem," paparnya.
• Kesaksian Tetangga Korban Pembunuhan Satu Keluarga di Bekasi: Tak Sengaja Dengar Percakapan Telepon
Sebelumnya ia juga sempat menanyakan pada istri korban, yang juga tewas dalam pembunuhan tersebut, Boru Ambarita (37) kenapa sang suami marah-marah saat menelepon kala itu.
Namun sang istri tidak memberitahukan penyebabnya dan meminta agar ia tak mencampuri urusan suaminya.
"Saya tanya istri korban, Maya Boru Ambarita. Saya tanya ke istrinya, 'kenapa bapak marah-marah bu?' Dia jawab, 'udah kamu enggak usah ikutan', sama istrinya ngomong gitu, habis itu dia langsung masuk ke dalam," tambahnya.
Lebih lanjut Lita mengungkapkan bahwa sebenarnya tetangganya tersebut adalah keluarga yang baik.
Ia juga terkejut mengetahui tetangga tempat ia biasa membeli sembako tersebut harus tewas sekeluarga dalam keadaan yang tragis.
"Saya kaget juga ya satu keluarga tewas gitu. Saya sering belanja ke toko korban itu beli kebutuhan sehari-hari, ya itu kan warung sembako, beli makanan beras atau sabun cuci," jelasnya.
"Keluarga baik, saya sering ngobrol-ngobrol. Cuma suaminya kalau ngomong emang agak tinggi nadanya, karena logat Batak mungkin ya, tapi mereka sekeluarga baik. Saya sering belanja," terangnya.
• Pembunuhan Satu Keluarga di Bekasi, 5 FaktaTersusun dari Pernyataan Polisi hingga Kecurigaan Warga
Sementara itu pihak dari Polres Metro Bekasi menilai, untuk sementara motif dari pelaku bukan karena faktor ekonomi.