Cerita Selebriti
Komikus Marvel Stan Lee Meninggal, Tulisannya tentang Toleransi dan Tolak Rasisme Kembali Diangkat
Legenda komik Marvel, Stan Lee, meninggal pada Senin 12 November. Tulisannya Stan's SoapBox tentang toleransi dan tolak rasisme kembali diangkat.
Penulis: Ifa Nabila
Editor: Bobby Wiratama
TRIBUNWOW.COM - Legenda komik Marvel, Stan Lee, meninggal dunia di usianya yang ke-95 pada Senin, 12 November 2018.
Stan Lee meninggal di Rumah Sakit Cedars-Sinai, Los Angeles, California, Amerika Serikat.
Dilansir Tribunwow.com dari E! Online, Selasa (13/11/2018), kabar duka tersebut dibagikan pertama kali oleh representatifnya yakni Dawn Miller melalui NBC News.
Ribuan ucapan duka pun membanjiri berbagai platform sosial media seperti Facebook, Instagram, dan Twitter.
• 35 Aksi Cameo Stan Lee di Film Superhero Marvel hingga Akhir Hayatnya, Dimulai dari Tahun 80-an
Tak hanya menunjukkan ungkapan bela sungkawa, warganet Twitter juga kembali mengangkat tulisan inspiratif dari Stan Lee pada tahun 1968.
Warganet Twitter beramai-ramai mengunggah kolom yang ditulis Stan Lee yang menolak adanya rasisme.

Warganet Twitter unggah tulisan Stan Lee tentang toleransi dan tolak rasisme (Twitter.com)
Selain berkarir di dunia komik, Stan Lee juga menghabiskan hampir empat dekade untuk menulis sejenis buletin bernama 'Stan's Soapbox' pada bagian belakang buku-buku komiknya.
Melalui Stan's Soapbox, Stan Lee menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi dan kesetaraan dari tokoh-tokoh pahlawan yang ia ciptakan.

Stan's SoapBox milik Stan Lee yang menolak rasisme, fanatisme, dan menjunjung tinggi toleransi (Twitter.com)
"Mari kita luruskan. Kefanatikan dan rasisme adalah satu di antara penyakit sosial paling mematikan yang melanda dunia saat ini.
Tapi tidak seperti kelompok penjahat super yang berkostum, penyakit sosial itu tidak dapat ditinju, atau diserang dengan pistol sinar ray.
Satu-satunya cara untuk menghancurkan mereka adalah dengan mengekspos mereka—untuk mengungkap mereka atas kejahatan berbahaya yang sebenarnya.
Orang yang fanatik adalah pembenci yang tidak beralasan—orang yang membenci secara buta, fanatik, tanpa pandang bulu.
• Stan Lee Meninggal, Sutradara Avengers 4 Sampaikan Ucapan Bela Sungkawa
Jika kebenciannya pada orang kulit hitam, maka ia akan benci SEMUA orang kulit hitam.
Jika seorang berambut merah pernah menyinggungnya, ia akan membenci SEMUA yang berambut merah.
Jika orang asing memberinya pekerjaan, ia akan berlutut pada SEMUA orang asing.
Ia membenci orang-orang yang tidak pernah dilihatnya—orang-orang yang tidak pernah dikenalnya—dengan kebencian yang sama—dengan racun dengki yang sama.
Sekarang, kita tidak mencoba untuk katakan bahwa tidak masuk akal bagi seorang manusia untuk mengganggu yang lainnya.
Tapi, meski siapa pun berhak untuk tidak menyukai individu lain, penyakit sosial tersebut benar-benar tidak masuk akal, secara terang-terangan dan gilanya mengutuk sebuah ras—untuk menghina sebuah bangsa—untuk memfitnah sebuah agama.
Cepat atau lambat, jika manusia berhak atas takdir kehidupannya, kita harus memenuhi hati kita dengan toleransi. Untuk kemudian, selanjutnya, akankah kita benar-benar layak untuk jadi seperti konsep yang sudah ada bahwa kita diciptakan menurut gambaran Tuhan—Tuhan yang memanggil kita SEMUA—anak-anak-Nya." tulis Stan Lee.
(TribunWow.com/Ifa Nabila)