Terkini Nasional
Tanggapan BNN & KPAI Terkait Isu Konsumsi Air Rebusan Pembalut yang Marak di Kalangan Anak Jalanan
Badan Narkotika Nasional (BNN) mengungkapkan fakta mengenai sekumpulan anak remaja yang mengonsumsi air rebusan pembalut untuk memberikan efek nge-fly
Penulis: Roifah Dzatu Azma
Editor: Bobby Wiratama
TRIBUNWOW.COM - Badan Narkotika Nasional (BNN) mengungkapkan fakta mengenai sekumpulan anak remaja yang mengonsumsi air rebusan pembalut untuk memberikan efek nge-fly atau halusinasi.
Temuan fakta mengejutkan ini di tanggapi oleh sejumlah pihak.
Berikut sejumlah tanggapan yang Tribun Wow rangkum dari berbagai sumber.
1. BNN
Mengenai asal muasal kronologi penemuan ini Kepala Bidang Pemberantasan Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Jawa Tengah, AKBP Suprinarto menceritakan bahwa pihaknya mendengar dari laporan masyarakat mengenai keprihatianan mengenai banyaknya anak jalanan di kota Semarang, dilansir dari tayangan Apa Kabar Indonesia Pagi Tv One, Kamis (8/11/2018).
"Jadi kita dapatkan laporan dari masyarakat tentang keprihatinan anak-anak jalanan ini, di wilayah Semarang dan sekitarnya.
Kemudian kita melakukan penelitian, penyelidikan bersama orang psikolog dari UNIKA Soegijapranoto, kita mendapatkan informasi, memang benar bahwa di Semarang, kota Kudus, itu ditemukan kasus penggunaan pembalut wanita, yang direbus untuk nge-fly anak-anak jalanan ini," ujar Suprinarto.
• Anak Jalanan Sebut Konsumsi Air Rebusan Pembalut Digunakan untuk Nge-fly dan Hilangkan Tekanan
Atas fenomena minum air rebusan pembalut wanita ini, pihak BNN mengaku akan terus melakukan pengamatan.
Pun dengan oknum yakni anak jalanan yang telah terbukti menyalahgunakan pembalut tersebut.
Namun, menurut BNN, kasus ini belum bisa ditindaklanjuti secara hukum karena tidak ada dasar hukumnya.
Sebelumnya, AKBP Suprinarto menuturkan pihaknya mendapati ada dua remaja yang kini sedang ditangani oleh pihak medis.
Dua remaja yang merupakan anak jalanan itu terkena dampak dari minum air rebusan pembalut wanita tersebut.
"Sementara ini yang kita tangani ada 2 orang. (Remaja) dari tiga bulan yang lalu dan satu bulan yang lalu," ujar AKBP Suprinarto.
BNN melalui AKBP Suprinarto pun memaparkan, pihaknya masih melakukan pembinaan kepada anak jalanan tersebut.
2. Dokter Hari Nugroho
Dokter Hari Nugroho mengatakan alasan mengapa pembalut wanita bia menimbulkan efek nge-fly pada mereka yang mengonsumsinya.
Hal ini lantaran terdapat kandungan zat kimia klorin dalam pembalut wanita dan pampers.
Saat pembalut wanita atau pampers itu direbus dan diminum airnya, pihak tersebut akan merasakan beberapa efek pada otaknya.
Klorin itu lah yang nantinya bisa menimbulkan efek pada sistem neuro psikologis manusia.
"Memang (kandungan dalam) pembalut dan pampers itu tidak lepas dari adanya zat-zat kimia yakni jejak klorin. Lalu ketika dikonsumsi akan ada efek-efek sistem neuro psikologi kita sebagai manusia," jelas dr Hari Nugroho.
Lanjutnya, menurut penuturan dr Hari, memang tidak ada zat adiktif dalam kandungan pembalut wanita tersebut, namun efek halusinasi atau nge-fly muncul dari pemikiran psikologis yang mengonsumsinya.
• Dua Minggu Setelah Black Box Ditemukan, Percakapan Terakhir Pilot Lion Air JT 610 Akhirnya Terungkap
Klorin itu lah yang nantinya bisa menimbulkan efek pada sistem neuro psikologis manusia.
"Memang (kandungan dalam) pembalut dan pampers itu tidak lepas dari adanya zat-zat kimia yakni jejak klorin. Lalu ketika dikonsumsi akan ada efek-efek sistem neuro psikologi kita sebagai manusia," jelas dr Hari Nugroho.
"Kalau adiksi secara zatnya sih tidak. Tapi dia (peminum air rebusan pembalut) akan berkeyakinan air rebusan pembalut tadi bisa membuat fly. Lebih pada adiksi secara psikologi. Kalau dia minum air rebusan pembalut itu nanti bisa nge-fly. Klorin bisa berefek pada otak kita," kata dr Hari Nugroho.
Bahkan dr Hari mengatakan, jika air rebusan ini dikonsumsi terus menerus dapat menyebabkan kanker.
Pembentukan kanker itu berasal dari kandungan plastik yang terdapat di dalam pembalut dan pampers.
"Kalau itu (air rebusan pembalut) dipakai secara kronis (terus menerus) bukan tidak mungkin nanti ada efek secara kesehatan. Di dalam pembalut itu ada unsur plastik. Itu bersifat karsinogen yang nanti bisa merangsang kanker," sambungnya.
• Fakta Konser Guns N Roses, Ditonton Ridwan Kamil hingga Sederet Selebriti Tanah Air
3. KPAI
Komisioner KPAI bidang Kesehatan dan NAPZA Sitti Hikmawatty mengatakan para remaja yang melakukan percobaan mengonsumsi air rebusan pembalut didorong oleh faktor ekonomi, dilansir TribunWow.com dari Tribunnews.com, Kamis (8/11/2018).
"Karena tidak mampu membeli karena tidak punya biaya, sementara sudah kecanduan, maka mereka berupaya mencari tahu dengan bantuan informasi Internet tadi, meracik sendiri ramuan-ramuan yang diharapkan akan memberikan hasil seperti kebutuhan mereka," kata Sitti Hikmawatty diketerangannya di Jakarta, Kamis (8/11/2018).
KPAI juga mengatakan kasus ini digolongkan menjadi kelompok eksperimen psikotropika
"Awalnya didapatkan secara coba-coba atau eksperimen. Jadi kalau kita mengenal beberapa golongan psikotropika diluar Narkoba, maka beberapa zat "temuan" para remaja ini termasuk kelompok eksperimen psikotropika," jelas Sitti Hikmawatty.
KPAI merasa sangat prihatin dengan semakin banyak kasus ditemukan anak-anak yang meminum rebusan pembalut.
Lebih lanjut, Sitti menerangkan, terkait jumlah belum bisa diprediksikan, karena ini berkaitan erat dengan jumlah anak serta kreatifitas mereka "meramu" bahan-bahan yang mudah di dapat dipasaran.
"KPAI terus berkoordinasi dengan banyak pihak agar fenomena ini bisa ditangani, namun tetap saja garda terdepan ada di dalam keluarga, dan lingkungan terdekat di mana anak tinggal," tutur dia.
• Remaja di Belitung Ini Ternyata Sudah Konsumsi Air Rebusan Pembalut Sejak 2015
4. Dinas Kesehatan Kota Semarang
Atas temuan fenomena oleh BNN itu, Dinas Kesehatan Kota Semarang, jawa Tengah berupaya meneliti kandungan dari air rebusan pembalut itu, dilansir dari Kompas.com, Kamis (8/11/2018).
Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Semarang Sarwoko Oetomo mengatakan pihaknya akan menerjunkan tim untuk meneliti sejauh mana dampak buruknya bagi tubuh manusia.
''Kalau di lapangan seperti itu ya perlu ada tindakan pencegahan," ucap Sarwoko.
Dinkes Kota Semarang akan melakukan penelitian terlebih dulu sebelum menyampaikan kandungannya ke publik.
"Nanti setelah ada hasil penelitian dampak dari kebiasaan ini akan kami sampaikan," tambahnya.
Dijelaskannya, tim kesehatan nantinya meneliti zat-zat yang terkandung di dalam pembalut tersebut.
(TribunWow.com/ Roifah Dzatu Azmah)