Breaking News:

Pesawat Lion Air Jatuh

Pemilik Lion Air Hadiri Konferensi Pers Terkait JT 610, Ini Ungkapan Kekecewaan Keluarga Penumpang

Jatuhnya pesawat Lion Air PK-LQP dengan nomor rute penerbangan JT-610 (Jakarta-Pangkalpinang) membuat keluarga penumpang merasa sedih dan kehilangan.

Penulis: Roifah Dzatu Azma
Editor: Bobby Wiratama
(KOMPAS.com/JESSI CARINA )
Pendiri maskapai penerbangan Lion Air, Rusdi Kirana, menemui keluarga korban pesawat jatuh di Hotel Ibis Cawang, Selasa (30/10/2018). 

TRIBUNWOW.COM - Jatuhnya pesawat Lion Air PK-LQP dengan nomor rute penerbangan JT-610 (Jakarta-Pangkalpinang) membuat keluarga penumpang merasa sedih dan kehilangan.

Dilansir TribunWow.com dari Tribunnews.com, Selasa (6/11/2018), pemilik Lion Group, Rusdi Kirana bertemu dengan ratusan anggota keluarga korban jatuhnya Lion Air pada konferensi pers penjelasan evakuasi korban di Hotel Ibis Cawang, Jakarta Timur, Senin (5/11/2018).

Rusdi Kirana mengenakan kemeja putih ditemani Dirut Lion Air Edward Sirait dan jajaran direksi maskapai penerbangan.

Mereka duduk di barisan paling depan membelakangi ratusan keluarga penumpang yang telah mengerumuni ruangan aula tersebut.

Dalam pertemuan yang Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Dirut Lion Air Rudi Lumingkewas, Kepala Badan Nasional Pencarian, Pertolongan (Basarnas) Marsekal Madya M Syaugi, Ketua KNKT, pada anggota keluarga korban diberi kesempatan menyampaikan pernyataan.

Seorang keluarga penumpang Lion Air mengambil kesempatan itu dan mengungkapkan kekecewaanya.

Relawan Penyelam Pencarian Lion Air JT 610 Sebut Penemuan Tak Utuh Harus Ditinggal, Termasuk Korban

Tidak pernah dihubungi pihak Lion Air

Ayahanda Johan Ramadan, salah seorang penumpang Lion Air JT 610 mengaku sangat kecewa dengan pihak Lion Air, dilansir Kompas.com, Senin (5/11/2018).

Ayah Jahan mengatakan tidak pernah sekalipun menerima telepon atau dihubungi oleh Lion Air.

"Saya ingin memberi perhatian kepada Pak Rusdi Kirana dan tim. Pada saat krisis, saya tidak pernah dihubungi oleh pihak Lion. Jangankan empati, menelepon pun tidak," katanya.

Ia juga menyampaikan, pihak Lion Air Group tidak pernah menyampaikan secara langsung ungkapan duka kepada keluarga korban yang berada di Crisis Center.

Bahkan, pihak Lion Air tidak pernah memberi kabar kepada keluarga paska kejadian kecelakaan itu.

Dengan nada bergetar, ia menyampaikan kekecewaannya pada manajemen Lion Air Group.

Pertemuan keluarga korban lion air
Pertemuan keluarga korban lion air ((Kompas.com/Fitria Chusna Farisa))

Mengatakan Rusdi Kirana gagal

Ayahanda Johan Ramadan juga mengatakan apresiasinya kepada tim SAR gabunganyang telah berusaha melakukan evakuasi.

"Saya ucapkan terimakasih dan apresiasi untuk semua jajaran yang telah mengevakuasi dan bekerja penuh, tapi tidak untuk Lion Air.

Pak Rusdi Kirana saya anggap gagal," kata Ayahanda Johan Ramadan yang disambut riuh oleh keluarga korban lainnya.

Ia juga meminta Rusdi untuk berdiri.

Tak Berani Ceritakan Penemuannya, Agus Sulaiman Penyelam untuk Evakusi Lion Air JT-610 Menangis

"Dengan rasa hormat, pak. Saya mohon Pak Rusdi Kirana berdiri. Saya baru lihat pertama kali ini Pak Rusdi," imbuhnya.

Rusdi kemudian berdiri menghadap ratusan wajah yang tak gembira itu sembari menunduk dan menangkupkan tangan di depan dada layaknya tanda permintaan maaf.

Mempertanyakan kondisi teknis pesawat

Pertanyaan ini datang dari Mohamad Bambang Sukandar selaku ayah penumpang Lion JT 610 bernama Pangki Pradana Sukandar.

Bambang sebelumnya meminta Lion Air untuk memperbaiki manajemennya, dan kemudian mempertanyakan mengenai kondisi pesawat.

"Saya dapat info, benar atau tidak bahwa pesawat ini sedang trouble dari Bandara Ngurah Rai, take off sampai landing di Bandara Cengkareng, kemudian ada perbaikan. Apakah perbaikan itu sudah clear?" Ujar Bambang.

Bambang mengungkapkan jika memang ada kelalaian dari kondisi pesawat, ia menilai harus ada proses hukum yang setimpal.

"Sudah barang tentu teknisi engineer Lion harus bertanggung jawab penuh. Nyawa 100 orang lebih ini," kata Bambang dengan suara bergetar dan menitikkan air mata.

"Hukumnya mutlak bertanggung jawab karena menyatakan pesawat clear untuk take off kembali," sambungnya.

Bambang juga meminta pihak kepolisian untuk dapat menyelesaikan proses identifikasi korban.

UPDATE: KNKT Ungkap Fakta Penyebab Lion Air JT-610 Hancur, dan Data 27 Jenazah yang Teridentifikasi

Petugas memilah serpihan pesawat dan barang penumpang pesawat Lion Air JT 610 di Dermaga JICT 2, Tanjung Priuk, Jakarta Utara, senin (29/10/2018). Pesawat Lion Air JT 610 rute Jakarta - Pangkal Pinang jatuh di perairan Pantai Karawang, Jawa Barat. Pesawat membawa yang jatuh di perairan Pantai Karawang mengangkut 181 penumpang.
Petugas memilah serpihan pesawat dan barang penumpang pesawat Lion Air JT 610 di Dermaga JICT 2, Tanjung Priuk, Jakarta Utara, senin (29/10/2018). Pesawat Lion Air JT 610 rute Jakarta - Pangkal Pinang jatuh di perairan Pantai Karawang, Jawa Barat. Pesawat membawa yang jatuh di perairan Pantai Karawang mengangkut 181 penumpang. ((KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO))

Meminta pemerintah agar maskapai lain menyediakan penerbangan pagi

Bambang juga meminta pemerintah untuk menambah penerbangan pada pagi hari, dari Jakarta ke Bangka Belitung, dilansir dari TribunJakarta.com, Senin (5/11/2018).

"Pilihan ke Babel tidak ada lagi selain flight 6.20 (WIB) Pak. Mohon flight-flight semacam itu di pagi hari bisa ditambah, termasuk maskapai lain. Sehingga ada pilihan-pilihan," terangnya dengan suara lirih.

Menurut Bambang, karena tidak adanya pilihan lain pada penerbangan tersebut, anaknya yang meninggalkan satu putri itu, harus mengambil penerbangan Lion Air.

Diberitakan sebelumnya, Komite Nasional Keselamatan Nasional ( KNKT) sebagai pihak yang berperan menginvestigasi penyebab jatuhnya pesawat Lion Air dengan rute penerbangan JT 610 (Jakarta-Pangkalpinang) menemukan beberapa fakta.

Dilansir TribunWow.com dari Tribunnews.com, Senin (5/11/2018), satu di antara fakta yang terkuak yakni tepatnya bagaimana pesawat menjadi puing-puing kecil hingga jenazah para penumpangnya berhamburan.

Kepala KNKT Soerjanto Tjahjono pada Senin (5/11/2018), mengatakan mesin pesawat masih hidup dan aktif sesaat sebelum jatuh ke laut.

Rafathar Bilang Tak Ingin Menikah, Nagita Slavina: Maunya Sayang Cuma Sama Mama?

"Mesin dalam keadaan hidup dan putarannya cukup tinggi saat menyentuh air," kata Soerjanto.

Penuturan itu berdasarkan hasil investigasi pada bagian mesin Lion Air yang berhasil ditemukan oleh Basarnas.

"Dilihat dari hasil temuan itu, mesin dalam keadaan hidup dan RPM tinggi. Mesin berputar tinggi saat menyentuh air," lanjutnya.

Soerjanto menegaskan bahwa pesawat Lion Air JT 610 tidak meledak di udara.

Untuk sementara, investigasi menunjukkan kemungkinan pesawat hancur saat bertubrukan dengan laut.

"Berbeda ya. Kalau meledak di atas, (sebelum menyentuh air), tentu serpihan pesawatnya luas. Tapi ini tidak. Jadi, pesawat ini jatuh dan hancur saat bersentuhan dengan air," tegas Soerjanto.

Untuk lebih jelasnya, KNKT masih harus menganalisa data unduhan dari kotak hitam Lion Air.

Investigasi tersebut telah dilakukan sejak Senin (5/11/2018) kemarin.

Soerjanto juga berharap data dari kotak hitam itu akan bisa mengungkap penyebab jatuhnya pesawat secara jelas.

Kemudian, KNKT juga mengungkapkan ada empat penerbangan terakhir ditemukan mengalami kerusakan pada pesawat Lion Air Boeing 737 Max 8 di petunjuk kecepatan, dilansir TribunWow.com dari Kompas.com, Senin (5/11/2018).

Keluarga Korban Lion Air JT 610 Ikuti Doa Bersama dan Tabur Bunga di Lokasi Jatuhnya Pesawat

Soerjanto mengatakan pihaknya meminta National Transportation Safety Board (NTSB) dan Boeing menindaklanjuti guna mencegah kecelakaan serupa terulang.

"Pada empat penerbangan terakhir, ditemukan kerusakan pada petunjuk kecepatan atau air speed indicator di pesawat," kata Soerjanto.

Ia juga mengatakan pada penerbangan sebelumnya, yakni pada rute penerbangan Denpasar, pesawat mengalami masalah teknis.

"Juga tadi disampaikan ada masalah teknis di penerbangan yang mengalami kecelakaan. Inilah pentingnya kotak hitam, kalau enggak ada, kita akan sulit menemukan masalahnya," paparnya.

Soerjanto menuturkan jika ada masalah, pilot menulis dan teknis memperbaiki, namun hal ini yang kemudian akan diteliti KNKT.

Apakah tindakan dari teknisi pesawat Lion Air sudah tepat atau tidak.

"Komponenya ada yang dicopot atau tidak. Tapi, hasil investigasi ini masih jauh, yang kita sampaikan hanya faktanya saja," imbuhnya. (TribunWow.com/ Roifah Dzatu Azmah)

Tags:
Pesawat Lion Air JT-610Rusdi KiranaKorban Lion Air JT 610
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved