Pesawat Lion Air Jatuh
Tidak Meledak di Udara, KNKT Sebut Pesawat Lion Air PK-LQP JT 610 Pecah saat Menyentuh Air
Kepala Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Soerjanto Tjahjono mengatakan, Pesawat Lion Air PK-LQP JT 610 pecah saat menyentuh air.
Penulis: Ananda Putri Octaviani
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Kepala Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Soerjanto Tjahjono mengatakan bahwa Pesawat Lion Air PK-LQP dengan nomor penerbangan JT 610 tidak meledak.
Hal ini dikarenakan serpihan pesawat tidak tersebar terlalu jauh dari lokasi jatuhnya pesawat di perairan Tanjung Pakis, Karawang, Jawa Barat.
"Pesawat tidak pecah di udara. Jadi kalau pecah di udara atau sebelum menyentuh air maka serpihannya akan sangat lebar, dan ini kami tegaskan bahwa memang pesawat ketika menyentuh air dalam keadaan utuh," ujar Soerjanto di Cawang, Jakarta Timur, Senin (5/11/2018), seperti yang dilansir TribunWow.com dari Kompas.com.
• Daftar 27 Identitas Korban Pesawat Lion Air JT 610 yang Berhasil Diungkap Tim DVI Mabes Polri
Soerjanto Tjahjono menjelaskan pecahnya pesawat Lion Air PK-LQP JT 610 ini dikarenakan pesawat jatuh ke dalam air dengan kecepatan yang cukup tinggi.
"Bahwa di sini adalah yang kami lihat bahwa serpihan-serpihan ini sudah dalam bentuk kecil-kecil itu menandakan bahwa ketika pesawat menyentuh air dengan kecepatan cukup tinggi. Maka serpihan yang terjadi adalah sekian rupa bahwa energi yang dilepas ketika itu sangat luar biasa," jelasnya.
Mengutip Tribunnews.com, Soerjanto bahkan menekankan bahwa pesawat pecah akibat tekanan yang terjadi saat menghantam air.
Menurutnya, saat dihantam sesuatu yang berkecepatan tinggi, materi permukaan air akan menjadi sangat keras.
"Pesawat itu ibarat kantong plastik. Kalau kita tekan terus, akhirnya tekanananya tidak kuat ditahan lagi. Akhirnya pecah," kata Soerjanto Tjahjono.
"Air memang barang yang keras kalau kecepatannya tinggi. Jadi tidak lunak lagi, air itu seperti halnya di darat, keras kalau kecepatanya tinggi," imbuhnya.
Dikutip dari Kompas.com, KNKT menjabarkan, berdasarkan kondisi mesin pesawat yang telah ditemukan, maka dapat disimpulkan bahwa mesin masih dalam keadaan hidup ketika kecelakaan nahas tersebut terjadi.
• RS Polri Sediakan Terapi Oksigen Hiperbarik Secara Gratis Demi Keselamatan Penyelam Lion Air JT 610
"Mesin ini menyentuh air dalam keadaan hidup. Hal ini ditandai dengan hilangnya semua turbin atau kompresor menandakan saat impact ke air, mesin ini dalam keadaan hidup dengan kecepatan yang cukup tinggi," jelasnya.
Meski demikian, seperti diberitakan TribunJakarta.com, Soerjanto mengatakan bahwa pihaknya akan melanjutkan penyelidikan dari kotak hitam yang berisi flight data recorder (FDR).
Sementara tim evakuasi dari Basarnas, KNKT, TNI, Polri, dan relawan hingga kini masih mencari kotak hitam cockpit voice recorder (VCR) yang berisi percakapan pilot.
"Nanti setelah final reportnya selesai dan data-data berkaitan dengan kecelakaan itu, akan saya masukan di dalam report (laporan)," tutur Soerjanto Tjahjono.
Diberitakan sebelumnya dari tayangan Buletin iNews Pagi, Senin (5/11/2018), KNKT telah berhasil mengunduh data Flight Data Recorder (FDR) dari pesawat Lion Air PK-LQP JT-610 yang jatuh di perairan Karawang, Senin (29/10/2018) lalu.