Pesawat Lion Air Jatuh
Selain AS, Tim KNKT Singapura juga Bantu Pencarian CVR Black Box Lion Air PK-LQP
Selain tim dari Amerika Serikat (AS), tim KNKT dari Singapura juga ikut membantu pencarian CVR black box Lion Air PK-LQP.
Penulis: Maria Novena Cahyaning Tyas
Editor: Claudia Noventa
TRIBUNWOW.COM - Selain tim dari Amerika Serikat (AS), tim KNKT dari Singapura juga ikut membantu pencarian CVR black box Lion Air PK-LQP.
Melansir dari KompasTV, Sabtu (3/11/2018), proses pencarian cockpit voice recorder (CVR) melibatkan tim KNKT dari tiga negara, yakni Indonesia, AS, dan Singapura.
Tim KNKT Singapura mengirimkan investigatornya dan alat bantu untuk mencari CVR yang hingga kini masih belum ditemukan.
Investigasi tim gabungan dilakukan karena Lion Air PK-LQP merupakan pesawat Boeing dengan teknologi terbaru.
Selain itu, pesawat ini juga baru dua bulan beroperasi.
• Sambil Menangis, Adik Penumpang Lion Air PK-LQP Cerita, Ia dan sang Kakak Harusnya 1 Pesawat
KompasTV melaporkan, tidak menutup kemungkinan bahwa investigator Lion Air PK-LQP akan ke AS untuk mencoba simulator Boeing 737 untuk melengkapi data investigasi.
Lihat video di bawah ini.
Dilansir TribunWow.com dari Kompas.com, pada Kamis (1/11/2018), Kepala KNKT Soerjanto Tjahjono, menyebutkan 16 ahli dari AS akan memberikan asistensi kepada tim KNKT untuk mengungkap penyebab jatuhnya pesawat Lion Air PK-LQP JT 610.
"Jadi pabrikan pesawat otoriti dari negara sama KNKT-nya Amerika mereka wajib membantu investigasi. Jadi mereka dalam hal ini membantu untuk KNKT melakukan investigasi," ujar Soerjanto di JITC 2, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (1/11/2018).
Ia mengatakan, tim dari Amerika ini terdiri dari pihak Boeing dan The National Transportation Safety Committee (NTSC).
"Untuk semua data pesawat yang dari pabrikan nanti melewati NTSC, nanti kita bisa minta data apa pun yang kami minta berkaitan dengan penyelidikan pesawat itu," kata dia.
Diberitakan sebelumnya, black box atau kotak hitam pesawat Lion Air PK-LQP JT 610 yang jatuh di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat, telah ditemukan pada Kamis (1/11/2018), sekitar pukul 10.00 WIB.
Dilansir TribunWow.com dari siaran Breaking News KompasTV, Kamis (1/11/2018), black box atau kotak hitam itu ditemukan oleh anggota penyelam TNI AL, Sertu Marinir Hendra Saputro, di kedalaman sekitar 30 meter.
• Pilot Lion Air Ungkap Alasan Pesawat Berbiaya Rendah Lebih Sering Delay Dibanding Pesawat Premium
Black box saat ini sudah dibawa oleh KM Baruna Jaya 1 milik Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).
Jurnalis KompasTV, Iryanda Mardanuz dalam laporan tersebut mengatakan, proses pemindahan dilakukan dengan sangat hati-hati.
Kotak hitam yang dipindahkan, tidak boleh diangkat dari dalam air.
Karena itu, dalam pemindahannya diperlukan kotak berisi air agar kotak hitam ini tetap terendam dan bisa berfungsi.
Menurut Wakil Kepala KNKT Haryo Satmiko, bagian black box yang ditemukan adalah FDR (flight data recorder) sedangkan bagian lainnya, CVR, masih dalam proses pencarian.
FDR merupakan bagian black box yang merekam hal-hal penting terkait penerbangan, misalnya kecepatan, ketinggian, percepatan vertikal, dan aliran bahan bakar.
Sedangkan CVR merekam interaksi kru satu sama lain serta kontrol lalu lintas udara.
• Penantian Keluarga Penumpang Lion Air JT 610, Menunggu Ambulans Tiba hingga Menangis di Depan Jokowi
Black box wajib ada untuk penerbangan komersial atau pesawat perusahaan.
Alat perekam ini biasanya disimpan di ekor pesawat terbang, karena dianggap paling aman jika terjadi kecelakaan. (*)